BAB 7

3 1 0
                                    

"Jika dia cukup bodoh untuk pergi, kamu harus cukup pintar untuk melepaskannya."

***

Hari ini siswa kelas 10 & 11 diliburkan karena siswa kelas 12 akan mengikuti ujian dan banyak ruang kelas yang digunakan untuk pelaksanaan ujian kali ini dan jadilah siswa 10 & 11 diliburkan.

“Setelah ujian, kita ngga bisa ketemu kak El lagi” ucap Adila cemberut.
“Kita? Kamu aja kali Dil” balas Nayla.
“Iya iya, aku aja” balas Adila.
“Ohiya, dengar-dengar kak El lanjutin pendidikannya di luar negeri Dil” ucap Nayla memberitahukan.
“Serius Nay?” tanya Adila yang diangguki Nayla.
“Wahhh tambah jauh dong LDR-an nya” sambung Adila.
“Sabar Dil” ucap Nayla sambil mengusap kepala Adila.

“Kalian lagi ngomongin apa?” tanya ibu Dania yang masuk ke kamar Adila.
“Ngga lagi ngomongin apa-apa kok Ma” jawab Adila sambil tersenyum kearah Mamanya.
“Yah udah, ini kue nya dimakan Nak Nay” ucap ibu Dania.
“Iya Bu, makasih” jawab Nayla.
“Sama-sama, ibu tinggal kebawah dulu yah” balas ibu Dania lalu keluar dari kamar Adila.

Libur telah selesai, Adila dan Nayla kembali ke rutinitas sekolah yang sibuk. Sementara untuk kelas 12 mereka sudah libur karena ujian akhir sudah selesai dan mereka hanya tinggal menunggu hasil ujian lalu acara perpisahan sekolah.

“Adila” panggil Hanan.
“Kak Hanan, kok tumben” jawab Adila sambil celingak-celinguk mencari seseorang.
“El ngga datang bocil” sahut Hanan
“hah?” beo Adila.
“El ngga datang, dia sudah keluar negeri 2 hari yang lalu” sambung Hanan.
“Kecewa?” tanya Hanan.
“Ngga tuh, B aja” jawab Adila lalu meninggalkan Hanan.
“Dasar tuh bocil” ucap Hanan.

Acara perpisahan kelas 12 dilaksanakan dengan meriah, banyak persembahan yang ditunjukkan oleh siswa kelas 10 & 11 untuk kakak seniornya.

Setelah acara perpisahan selesai Adila membantu membereskan perlengkapan yang digunakan tadi, ia mendaftar untuk menjadi panitia perpisahan untuk bisa melihat El namun usahanya sia-sia karena orang yang ia tunggu ternyata sudah keluar negeri 2 hari yang lalu.

“HHufffhhh....” hela napas Adila.
“Ngapain menghela nafas panjang kayak gitu Dil?” tanya Nayla.
“Kak El ngga dateng Nay” lesu Adila.
“Udah aku bilangin kan, kak El tuh ngga mungkin dateng Dil” balas Nayla.
“Tapi Nay...” balas Adila yang dipotong oleh Nayla.
“Ngga usah tapi-tapian, sekarang ini diberesin dulu yuk” ucap Nayla sambil membereskan perlengkapan yang digunakan tadi.

“Nay” panggil Adila.
“Kenapa?” jawab Nayla.
“Kayaknya aku sama kak El ngga jodoh deh” ucap Adila yang membuat Nayla menghentikan aktivitasnya.
“Jadi kamu mau nyerah Dil?” tanya Nayla memastikan.
“Yah ngga nyerah gitu juga kali Nay” balas Adila.
“Terus gimana?” tanya Nayla lagi.
“Ngga tahu” balas Adila.
“Ngga jelas kamu Dil, terserah ahh, pekerjaan kita masih banyak nih” ucap Nayla lalu melanjutkan aktivitasnya yang sempat berhenti tadi.

Setelah membereskan perlengkapan, Adila dan Nayla memilih untuk pulang lebih awal setelah meminta izin untuk tidak ikut rapat evaluasi panitia. Mereka sangat bosan jika harus duduk berlama-lama mengevaluasi semua divisi kegiatan yang ada.

“Setelah ini, kita ngga akan ketemu lagi yah kak El” ucap Adila berbicara sendiri.
“Hahhhh, aku ikhlasin aja kali yah?” lanjut Adila lagi.
“Otak aku ngga sepinter kak El yang bisa sampai sekolah keluar negeri ahhh....” sambungnya lagi sambil guling-guling di atas tempat tidurnya.
“Kak El Fatih” teriak Adila.

Sementara ditempat lain nampak El yg beberapa bersin-bersin tanpa sebab.

Haccihh....

Haccihh...

“Kayaknya ada yang lagi ngomongin gue nih” ucap El.

***

Masyaa Allah, author juga udah nyerah dengan tingkah Adila tapi author belum nyerah dengan cerita A & El. 😉

Ohiya satu lagi nih, semoga readers ngga nyerah dengan Adila dan cerita A & El juga yah. Hehehe...

Selamat membaca readers.

A & El [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang