2b

3.5K 377 254
                                    

Sebelum baca, tekan vote atau bintang di pojok kiri.

***

"Sudah," kata Nila seakan tercekik. Dia merasa oksigen menipis di sekeliling Ervan. Mendengar itu, Ervan langsung memakai kemejanya kembali. Bekas luka begitu banyak di punggung Ervan. Nila bahkan menutup mulut, saat melihat banyak bekas luka yang terlihat sudah sangat lama. Bahkan bekas luka bakar.

"Terkejut?" tanya Ervan berbalik. Tubuh Nila yang begitu kecil di depannya, sehingga membuat Ervan membungkuk. Nila yang merasa tak nyaman, beringsut turun dari ranjang.

"Tidak, tapi ...."

"Tanyakan saja, aku akan menjawabnya," kata Ervan mengancingkan kemejanya. Kemeja putih kusut yang tak dikancingkan sampai ke atas.

"Itu bekas luka yang ditimbulkan ibuku."

Nila tercekat. Bagaimana seorang ibu bisa melakukan itu? Ini sangat tak manusiawi. Walaupun ibu Nila cerewet dan sering memanfaatkannya, dia sama sekali tak pernah main tangan.

"Jangan tanya lagi, kita tak sedekat itu untuk saling berbagi masa lalu. Keluarlah! Aku ingin berganti pakaian."

Nila bahkan belum sempat membuka mulutnya untuk bertanya. Lalu, Nila bangkit, pagi ini, mood Ervan membaik.

Sepeninggal Nila, Ervan buru-buru membuka lacinya. Dua obat yang harusnya diminumnya pagi ini, dibuangnya begitu saja. Nila lupa memastikannya meminumnya pagi ini, karena seorang pelayan memanggilnya dengan tergesa-gesa.

Ervan memejamkan matanya. Masih begitu segar, bagaimana kisah masa lalu yang kelam itu menghantuinya. Tak hanya raganya yang sakit, tapi juga jiwanya.

***

"Ampun, Bu, ampun. Ervan tidak sengaja!" Ervan kecil bersembunyi di bawah kolong tempat tidur. Menghindari amukan ibunya yang menghajarnya dengan tangkai sapu. Dia tak sengaja memecahkan kaca jendela tetangga saat bermain bola.

"Keluar, kau! Anak haram. Aku akan membunuhmu!" Wanita yang ditakdirkan menjadi ibunya itu membabi buta. Apa yang lebih malang, selain memilki ibu yang sakit jiwa. Wanita cantik yang begitu bodoh memberikan dirinya pada pria beristri. Menghasilkan Ervan, buah dari perselingkuhan.

Ibunya, yang begitu tergila-gila pada pria kaya, yang kemudian mencampakkannya, saat ibunya mengaku tengah hamil. Akan tetapi, hanya diberi makian dan segepok uang.

Pria itu sama sekali tak kembali. Ibunya yang terluka dan merana, memendam rasa sakit hati sehingga merenggut kewarasannya.

Ervan kecil, memeluk lututnya, bahkan bertahan sampai malam hari tanpa makan dan minum. Dia takut, dengan wanita yang bahkan tak bisa memberinya kasih sayang.

Ervan bertahan sampai pagi, sampai pintunya didobrak paksa. Lalu, pada saat itu, Ervan dan warga menemukan, ibunya telah tergantung dengan seutas tali.

***

Noted :

Baca lebih dulu bisa di Karya Karsa

https://karyakarsa.com/Gleoriud/bab-12-dan-13

Sudah tayang sampai bab 17

Di WP update setiap SELASA.

Janji Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang