"Nampaknya, kau mulai melibatkan hati dalam pernikahan sandiwaramu," kata Lexia, kakak tiri Ervan. Mereka tengah berada di mini bar sambil menyesap wine. Ervan dan Lexia tidak dekat, tapi mereka kerap berdebat sarkas.
"Kau mengambil kesimpulan terlalu jauh, Kak." Ervan menandaskan winenya.
Lexia tersenyum sinis.
"Wanita yang terkesan lugu tapi licik itu, tak hanya ingin menjeratmu, tapi suamiku juga. Kuharap, kau ingatkan istrimu, sebelum aku yang turun tangan."
Ucapan itu sukses membuat Ervan terkejut.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kau katakan, Kak," kata Ervan.
"Jangan bodoh, Ervan. Aku tau, kau masih waras. Istrimu, adalah ular licik yang akan melakukan apa pun demi uang, kau paham, kan?"
"Nila bukan wanita seperti itu," sanggah Ervan. Dia menandaskan winenya.
"Kau adalah bukti, kenapa Nila mau menikah denganmu, alasannya uang, apa kau pikir dia jatuh cinta padamu?" Lexia sarkas.
"Kak!"
"Aku tak peduli dengan pernikahanmu, jangan ganggu rumah tanggaku, aku bisa mematahkan kakinya jika dia tetap menggoda suamiku. Kau tau apa yang harus kau lakukan, bukan?" Lexia meletakkan gelasnya yang telah kosong, terkesan membanting.
Sedangkan Ervan, tersenyum pahit.
***
Ervan menunggu dengan gelisah. Dia berusaha tidak peduli. Akan tetapi hatinya goyah."Aku masuk!" kata Nila, wanita itu terlihat kikuk. Sebuah kalimat yang tak perlu, toh, mereka sudah terbiasa berada dalam kamar yang sama.
"Dari mana saja?"
"Eh? Aku ...."
"Jangan mendekati suami Lexia. Aku malu dengan tuduhan yang disampaikannya padaku."
Wajah Nila berubah pucat. Suami Lexia memang selalu mendekatinya. Tapi bukan dia yang mendekati pria itu.
"Tunggu, maksudmu, apa?"
"Apakah uang dari ayahku tidak cukup?" tanya Ervan dengan wajah tegang menahan emosi.
Nila ingin menjawab, ayah Ervan hanya baru memberikan uang muka, sisanya akan diberikan saat Ervan sembuh. Tapi dia sama sekali tak menjelaskan itu.
"Aku tak mengerti," sahut Nila menggelengkan kepala.
"Kupertegas. Jika kau ingin menggaet pria lain, selesaikan dulu urusanmu denganku. Jangan kakak iparku. Paham?"
"Ervan, kau salah sangka!"
"Tidur di kamar lain!" perintah Ervan.
"Kau harus dengar penjelasanku."
"Oke, aku saja yang keluar," kata Ervan.
Nila pasrah, dan di sisi hatinya yang paling dalam, dia merasakan sakit. Begitukah Ervan memandangnya selama ini?
***
Di karya karsa tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Pernikahan
RomanceJadwal Update setiap SELASA Nila ingin menikah hanya sekali dalam hidupnya. Akan tetapi, takdir malah menyatukan dia dengan pria sakit jiwa yang memiliki trauma masa lampau. Demi apa? tentu saja uang, Nila tak berdaya dengan rentenir yang terus saja...