4a

2.1K 343 56
                                    

Sepanjang perjalanan pulang pun, Nila sama sekali tidak bersuara. Kosakatanya habis ketika pria itu menyebut dia hanyalah seorang pembantu. Ya, seharusnya Nila menyadari, bahwa dia tidak boleh melibatkan hati dan perasaan dalam pernikahan ini, bagaimanapun juga, dia adalah wanita yang dibayar.

Lalu apa salahnya Ervan mengatakan dia sebagai seorang pembantu? bukankah memang yang digunakan selama ini adalah tenaganya? dan dia dijanjikan bayaran yang cukup besar dengan semua itu. Selama ini pun, Ervan tidak pernah menganggap dia benar-benar sebagai seorang istri, mereka tidur secara terpisah dan tidak mencampuri urusan satu sama lain.

Kali ini adalah kali pertama mereka jalan berdua keluar rumah dan mereka pun tidak membahas hal yang begitu penting, palingan Ervan memberikan dia cincin yang baru karena cincin yang lama kebesaran di jari yang kecil.

Cincin itu seolah dipersiapkan, tetapi sepertinya pemilik sebenarnya bukanlah dirinya.

Ketika sampai di rumah, Nila menemukan tatapan seperti biasa, tetapan remeh dari kakak Tiri Ervan, serta tatapan mengkilat dari kakak iparnya.

Sejujurnya Nila tidak nyaman dengan pria itu. Akan tetapi, sampai kontrak berakhir, dia tidak boleh meninggalkan rumah.

Nila kemudian langsung masuk ke kamar sementara Ervan pergi ke ruang kerjanya.

"Apakah kalian baru saja pulang berkencan?" kata pria itu kepada Nila, Nila sempat kaget ketika Kakak iparnya tiba-tiba berada di dekatnya.

"Berkencan ada hal yang wajar untuk pasangan suami istri,' jawab Nila begitu saja, sejujurnya dia sudah merasa muak dengan pria itu yang selalu mengawasi gerak-geriknya seolah-olah dia adalah binatang peliharaan yang perlu diurus.

"Sangat aneh jika itu terjadi di antara kau dengan Ervan."

Pria itu mendekat dan wangi parfum itu begitu saja melewati hidungnya Nila, Nila merasa dirinya tidak nyaman.

"Aku masih menunggu keputusanmu, aku bisa memberikan harga yang lebih dari apa yang telah Ervan beri padamu ...."

Nila merasa sakit hati dengan ucapan itu. Pria di sampingnya memang tidak tahu malu, bagaimana mungkin dia menawarkan sebuah kerjasama pada adik iparnya sendiri yang pada dasarnya mereka adalah keluarga walaupun keluarga.

***
Lanjut apa enggak, nih? Sepi banget soalnya lapak ini.

Di karya karsa sudah bab 25. Yang mau baca duluan, yuk, follow akun Gleoriud di Karya Karsa

Janji Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang