Sebelum baca, tekan vote atau bintang di pojok kiri.
Di karya karsa sudah update sampai bab 21
***
Bagi Ervan, mungkin Nila sesuatu yang berbeda. Wanita itu merupakan tipe wanita yang tidak takut sama sekali ketika mendapatkan tekanan dari dirinya. Ketika semua orang menganggapnya gila, hanya Nila satu-satunya manusia yang menganggapnya normal.
Terkadang Ervan kesal dengan sikap naif wanita itu, terlihat terlalu kebal, bahkan setelah bentakan Ervan terhadapnya, menyuruh Nila untuk meninggalkannya sendirian.
Lihatlah sekarang, wanita itu malah bisa tersenyum ketika melihat kuncup bunga yang mekar di taman yang terletak pas di depan kamar mereka. Wanita itu sama sekali tidak terbebani dengan rumah ini, rumah mereka yang seperti neraka. Apa yang dia cari selama ini? apakah hanya sekedar uang? Ervan penasaran.
Ervan menyadari, bahwa dia hanya kadang uang baginya. Ervan tidak begitu diperhitungkan di rumah ini, dia hanyalah sebuah aib yang harus sembunyikan dalam kurun waktu yang lama.
Sejenak mata coklat Ervan melihat punggung nila yang ramping itu, Nila tetap saja melihat sekuntum bunga mawar yang sedang merekah di depannya.
Tanpa bisa dihentikan, langkah kaki Ervan bergerak menuju pintu keluar yang langsung terhubung dengan taman bunga.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Ervan yang membuat Nila terjengit kaget. Sampai-sampai wanita itu tidak sengaja menyentuh duri mawar.
"Ish ...."
Nila menarik tangannya, terlihat darah keluar dari sana. Perih, Nila merasakan telunjuknya perih.
"Kenapa kau tak hati-hati?" kata Ervan sambil menarik begitu saja jari telunjuk wanita itu. Tiba-tiba Ervan memasukkan telunjuk Nila ke dalam mulutnya.
Nilai terkesiap, antara percaya dan tidak. Hangat dan lembut. Mulut pria itu ... Kepala Nila pusing tiba-tiba.
Sensasi yang dia rasakan, seperti ada kupu-kupu yang mengepakkan sayap di perutnya, ini tidak benar. Nila menjadi aneh. Pria itu membuat sebuah tindakan yang gegabah.
Nila kemudian menariknya paksa tanpa melihat wajah Ervan. Pria itu terlihat cuek dan tidak peduli, seakan-akan tidak pernah terjadi apapun antara dirinya dengan Nila. Nila bahkan merasakan kakinya gemetar. Ada apa dengan dirinya? Pipinya panas.
"Jangan ambil hati tindakan yang aku lakukan barusan, karena itu hanya tindakan spontan."
"Aku ... Aku tahu," sahut Nila menunduk, kemudian dia mengalihkan wajahnya, tidak ingin melihat Ervan menangkap basah pipinya yang merah padam.
"Kenapa ke sini?"
Hening, lalu Nila menyadari, pertanyaan itu terdengar bodoh. Dia menyadari bahwa, pertanyaan itu sangat kurang ajar, karena bagaimanapun rumah ini adalah milik pria itu.
Ervan menaikkan alisnya mendengar pertanyaan Nila, saat itu Nila memejamkan mata, bersiap-siap akan mendengar makian dari pria itu.
"Kamu menanyakan kenapa aku di sini? padahal kau tahu bahwa ini adalah rumahku, lucu sekali," kata Ervan tertawa hambar.
"Maaf, bukan, itu ... maksudku ...."
"Ah, sudahlah! Aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar saja," lanjut Ervan.
Nila mengangkat wajahnya. Memberanikan diri menatap suaminya. Ya, suami, tapi asing.
"Ada apa?" tanya Nila. Dia melihat Ervan tampak sehat pagi ini.
"Aku ingin mengajakmu satu tempat."
"Ke mana?" Nila bingung.
"Aku melihat cincin pernikahan yang kau pakai terlihat kebesaran, sering lepas."
Nila menyembunyikan tangannya, memutar cincin pernikahannya yang kebesaran. Beberapa kali pernah jatuh ke lantai kamar mandi.
Dengan ajakan ini, apakah Ervan mulai menganggap pernikahan mereka berarti?
***
Update setiap Selasa yang sayangGleo
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Pernikahan
RomanceJadwal Update setiap SELASA Nila ingin menikah hanya sekali dalam hidupnya. Akan tetapi, takdir malah menyatukan dia dengan pria sakit jiwa yang memiliki trauma masa lampau. Demi apa? tentu saja uang, Nila tak berdaya dengan rentenir yang terus saja...