Pelanggan yang datang ke restoran Lin sedang tidak banyak tetapi walau begitu Lin Qi masih terlihat sibuk dan fokus di dapur. Zean duduk di dekat dapur sambil ditemani minuman dingin dan Meirin.
Meirin terus menatap kagum pada Kakak Zean, ia merasa gerakan Lin Qi saat di dapur, memotong bahan makanan, membuat minuman bahkan ketika ia tersenyum saat melayani itu membuatnya tidak bisa berpaling. Jika Meirin menatap Zean kagum dengan perasaan hormat maka Meirin menatap Lin Qi kagum dengan perasaan senang.
Lin Qi adalah tipe idaman yang sepertinya akan sangat harmonis jika ia sudah berkeluarga nanti, selama 4 tahun mengikuti Master-nya, kurang lebih ia tahu Lin Qi, belum ada yang bisa merebut hatinya karna ia mencurahkan semua hati dan jiwanya untuk mencintai pekerjaannya ini, walau sudah tahu begitu tapi masih banyak orang dari berbagai kalangan yang suka menyatakan cintanya, tapi itu semua ditolak dengan senyuman memikat, jika ada yang tidak jatuh cinta padanya, mungkin ada yang salah dengan otaknya.
"Meirin," panggil Lin Qi tetapi tidak ada sahutan.
"Meirin," panggilnya lagi tetapi orang yang dipanggil malah melamun dengan tersenyum malu-malu.
Zean yang melihat itu menghela nafas dan mendapat sebuah ide, ia mendekatkan wajahnya pada Meirin dan berkata, "Meirin, tatapan lo buat Qi Ge merinding."
"Ah!" Ucap Meirin seakan tersadar, ia segera mengalihkan pandangannya dengan wajah merah seperti tomat.
Zean menahan tawanya sedangkan Lin Qi menggelengkan kepalanya karna Zean masih saja usil.
"Master!" Ucap Meirin malu.
Zean tidak bisa menahan tawanya, ia tertawa dan itu membuat Meirin semakin malu, ia tidak bisa mengalihkan mata dari orang yang menurutnya tampan!
"Meirin, apa kamu butuh minuman dingin?" tanya Lin Qi.
Mendengar itu malah semakin membuat Meirin malu, ia menutup wajah dengan tangannya. Ia merasa pertanyaan itu malah semakin membuatnya ketahuan karna menatapnya tanpa malu-malu.
Setelah puas tertawa Zean menatap Lin Qi, "jadi kemana Zean harus ambil pesanan Qi Ge?" tanya Zean.
"Di kota Z," jawab Lin Qi, ia menyerahkan kertas berisi alamat dan apa saja yang akan diambil disana.
"Ini kota tempat Mama Lia tinggal sekarang," ucap Zean setelah mendengarnya, belum lagi alamatnya juga tak begitu jauh dari rumah yang ditinggalinya itu. Mama Lia yang Zean maksud adalah Bibi keempat yang pernah menjaganya waktu kecil, walau jarang bertemu tetapi sedikit kurangnya ia tau bahwa Lin Lia adalah orang yang pernah merawatnya selain Lin Zi.
"Eh, kita bakal ke luar kota? Aku juga ikut?" tanya Meirin.
Zean hanya mengangguk mengiyakan, setelah itu Lin Qi berbicara, "itu benar, jika kamu ada waktu kunjungilah Bibi Lia, walau kita sudah tidak begitu dekat dengan yang lainnya tapi Bibi Lia kadang bertanya kabar."
"Kalo gitu Zean pergi dulu," ucap Zean. Meirin ikut bangkit dan mengikuti Zean.
Zean sengaja mengajak Meirin agar perjalanan ini tidak begitu membosankan, selain itu ia harus tau perkembangan anak anak kantor setelah mendapat tugas-tugasnya.
"Master," panggil Meirin setelah mobil memasuki jalan raya.
"Hm?"
"Kenapa kamu mengajakku?"
Zean terlihat sedang berpikir dan itu membuat Meirin penasaran, "karna terlihat luang."
"Master! Aku juga sibuk. Staff baru itu tidak bisa bekerja sendiri, apa staff tidak bisa ditukar lagi? Aku pusing setiap kali ada yang ditanyakan, aku seperti ingin resign."
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZE: The First And Last Love [END]
De Todo( a filler? ) Perjalanan Zean dan Kenzio terus berlanjut. 7 tahun berlalu dan semua telah berubah kecuali kebersamaan mereka semua. Tetapi bagaimana bisa semuanya berakhir tepat ditahun ke delapan mereka?