Chapter 24 • Permasalahan?

458 57 8
                                    

Zean baru selesai membacakan cerita pengantar tidur untuk Alzean dan Elzian. Ia melihat mereka sudah tertidur dengan nyenyak, Zean baru hendak bangun ketika dia dipeluk oleh Kenzio dari belakang.

Kenzio ini seperti bayi besar yang terus manja. Zean menoleh padanya. "Kamu akan membangunkan mereka lagi."

"Mereka sudah tertidur nyenyak," jawab Kenzio dan memeluk erat Zean.

Zean melirik kedua anak itu dan menghela nafas. "Lepaskan aku dulu, aku harus memeriksa Kei juga."

"Kei pasti sudah tidur, sekarang sudah jam sepuluh malam, apa kamu mengira dia masih terbangun?" tanya Kenzio dan membenamkan kepalanya diceruk leher Zean.

Zean merasa geli tetapi malah menepuk-nepuk punggung Kenzio, ia menjawab, "dia anakku juga, jika aku perhatian pada Alzean dan Elzian maka aku juga harus perhatian padanya jika tidak dia akan berpikir aku mulai meninggalkannya."

Mendengar itu Kenzio mendongkak dan menatap Zean, "bukankah Kei sudah remaja sekarang, apa kamu masih menganggapnya seperti anak kecil?"

Zean terdiam sebentar, itu benar. Keisya akan berumur 17 tahun tak lama lagi tetapi itu bukan point utamanya. Bagaimanapun dia masih anaknya jadi Zean tidak mau membuat perbedaan untuk ketiganya. Mengabaikan ucapan Kenzio, Zean bangkit dengan susah payah.

"Lebih baik kamu bersiap untuk tidur," ucap Zean dan berjalan keluar.

Zean berjalan sebentar dan membuka pintu kamar yang ditempati Keisya malam ini. Lampunya masih menyala tetapi terlihat Keisya sudah tertidur. Ia berjalan mendekat dan duduk dipinggirnya.

Zean sadar bahwa sedari tadi Keisya tidak banyak bicara padanya. Sepertinya Keisya memiliki pemikiran yang membuatnya bingung, Zean tidak bisa membangunkannya hanya untuk bertanya.

Zean membenarkan posisi selimutnya dan berucap sambil mengelus keningnya yang sedikit berkerut, "Kei, jangan terlalu memikirkan hal yang membuatmu bingung sendiri, jika kamu merasa terlalu banyak berpikir, kamu bisa membicarakannya denganku, jangan membebani dirimu sendiri."

"Tidur yang nyenyak, selamat malam putriku," ucap Zean dan mencium keningnya.

Setelah itu Zean membawa nampan yang makanannya tinggal setengah dan mematikan lampu, ia keluar dari kamar dan menuju dapur.

Setelah dari dapur Zean kembali ke kamar, ia melihat bahwa Kenzio sudah menempatkan kedua anaknya di dekat kepala ranjang.  Zean menatap Kenzio sebentar dan tidur disebelahnya.

Mereka tidak berbicara apapun tetapi mereka tau bahwa mereka nyaman satu sama lain. Zean tidur diatas lengan Kenzio sambil memeluknya sedangkan Kenzio mengelus rambut Zean seolah dia adalah anak kecil.

"Kamu sudah berusaha keras," ucap Kenzio dan mencium rambutnya.

Zean tidak mengatakan apapun dan hanya mencari posisi ternyaman agar dia bisa tidur dengan nyenyak.

Lalu tak berselang lama, Zean sudah tertidur pulas dan di detik berikutnya ponsel Kenzio berdering, itu adalah panggilan dari Willona.

***

Ketika membuka mata itu sudah jam 9 pagi. Keisya tidak dibangunkan tetapi tirai di kamarnya sudah tidak menutupi jendela. Ia melihat kesamping dan terdapat nampan berisi makanan dan vitamin.

Setelah selesai mandi, Keisya sarapan lebih dulu dan baru keluar kamar untuk menyimpannya di dapur. Keisya membuka pintu kamar Ayahnya tetapi itu kosong, jadi Keisya berjalan ke depan tetapi itu juga tidak ada, bahkan Keisya mengitari rumah dan tidak menemukan siapapun.

Keisya baru hendak menelpon ayahnya sebelum dari arah pepohonan terdengar suara Kakeknya. "Kamu mencari ayahmu? Dia pergi bersama yang lainnya untuk mengambil sayuran di kebun bawah."

KENZE: The First And Last Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang