Kenzio selalu tidak fokus pada pekerjaannya, wajahnya begitu dingin tetapi ketika mengingat kejadian kemarin itu pasti membuatnya meninju sesuatu, tangan kanannya selalu menjadi tempat pelampiasannya, itulah sebabnya berkas-berkas masih menumpuk hingga siang ini.
Kenzio sedang dalam keadaan impulsif, ia keluar dari ruangan dengan perban yang sudah kotor dan darah merembes keluar, dari pada merasakan sskit fisik Kenzio lebih merasa kepalanya akan pecah dan tubuhnya mati rasa.
"Bawakan berkas yang harus saya periksa ke rumah saya," ucap Kenzio pada Sekretarisnya yang berdiri ketika dirinya datang, Sekretaris Ratia cukup takut untuk bertanya lebih lanjut.
"Baik, Tn.Ken," jawab Sekretaris Ratia sambil mengangguk.
Setelah itu Kenzio langsung pergi tetapi langkahnya terhenti ketika Sekretarisnya kembali memanggil.
"Tuan Ken," panggilnya, ia sudah berjalan mendekat padanya, walau langkahnya cukup lambat.
Kenzio berbalik dan menunggu apa yang akan dikatakannya.
"Pertemuan selanjutnya untuk Liu Corp diadakan lusa, haruskah aku meminta perpindahan tanggal?" tanya Sekretaris Ratia dengan hati-hati.
"Tidak, atur dan kirim detailnya."
"Baik."
Kenzio tidak ingin berlama-lama jadi ia segera pergi ke apart, tidak membuang waktu dan langsung ke kamar, ia merebahkan dirinya di tempat biasa Zean tidur, itu sudah benar benar dingin.
"Aku merindukanmu," ucap Kenzio sambil menutup mata.
***
Zean melakukan pekerjaannya dengan baik. Sekarang ia sedang melihat ke luar dari balkon, cuaca disini sedikit mendung dan Zean sengaja membuat coklat panas.
Seseorang membuka pintu kaca balkon dan segera menghampirinya, "Gege."
Zean menoleh dan melihat Laura yang seperti baru saja selesai membantu memasak didapur. Setelah dilihat-lihat Laura cukup manis, ia baru menyadari bahwa Laura masih seperti anak kecil.
"Kenapa?"
"Cuacanya mendung, ayo masuk ke dalam. Mama Lia menyiapkan makan siang," ucap Laura dan menarik tangan Zean.
Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Zean, ia hanya bilang bahwa mereka sedang liburan dan Kenzio sangat sibuk bekerja. Zean masuk ke dalam dan menutup pintu balkon, ia duduk disamping Laura.
"Zean, apa kamu baik-baik saja?" tanya Mama Lia.
Zean mengangguk sambil menyendokkan makanan kemulutnya. Zean sama sekali tidak cerita apapun tetapi dirinya mendapat pesan serta panggilan dari Lin Zi dan Lin Qi.
"Gege, aku sudah memasuki free day di sekolah, aku hanya perlu memilih sekolah mana untuk aku masuki, aku harus bersekolah dimana?" tanya Laura ditengah makannya. Zean menoleh dan sedikit berpikir sebelum akhirnya makan kembali.
Lia sudah mengetahui kondisi anak itu jadi tidak membuatnya tidak nyaman, lagi pula itu adalah keputusan Zean dan Zean sendiri sudah dewasa, tau yang baik dan tidak untuknya sendiri.
"Bagaimana jika bersekolah di Geans school?" Ucap Lia sambil meminta pendapat, lagi pula sekolah itu menjadi salah satu favorit, lingkungannya bagus dan sangat ramah, sangat cocok untuk menikmati masa remaja.
"Wah, aku pernah mendengar itu, haruskah aku sekolah disana?" tanya Laura dengan berbinar, sekolah itu memang salah satu pilihannya.
"Itu pilihan yang bagus, lagi pula Gege-mu juga pernah bersekolah disana," ucap Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZE: The First And Last Love [END]
De Todo( a filler? ) Perjalanan Zean dan Kenzio terus berlanjut. 7 tahun berlalu dan semua telah berubah kecuali kebersamaan mereka semua. Tetapi bagaimana bisa semuanya berakhir tepat ditahun ke delapan mereka?