7

3.1K 336 56
                                    

_MINE_

"Peserta terakhir. Pangeran Henry melawan Pangeran Gracio." Suara riuh dari penonton, banyak yang menyebut nama Pangeran Gracio. "Heboh banget dah para manusia ini," komen Christy.

"Ya gimana ya, Pangeran Gracio tampan, dia juga terkenal tangguh. Tapi kurangnya kalau menurutku, dia sedikit sombong. Jangan beritahu siapa-siapa kalau aku bicara seperti ini. Bisa-bisa dipenggal kepalaku," kata Flora.

"Gantengan juga aku," celetuk Zee. Flora dan Christy serempak melihat ke arah Zee. Dia yang merasa diperhatikan langsung cengengasan. "Hehehe~ canda gaes, aku keren, bukan ganteng," kata Zee.

Mereka kembali memperhatikan pertarungan antara Pangeran Henry dan Pangeran Gracio yang telah dimulai. Tentu saja dengan mulut yang sedang mengunyah roti kering buatan Ibu Flora. Pertandingan berjalan dengan seru dan lama. Karna ketangguhan mereka yang sama dan tak mau menyerah satu sama lain. Pertarungan semakin sengit, apa lagi Pangeran Henry yang terlihat mulai lengah dan tak selincah tadi. Pangeran Gracio yang menyadari itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan terakhir, kaki kanan miliknya langsung menendang ke depan tepat pada perut Pangeran Henry. Seketika Pangeran Henry langsung ambruk dengan nafas yang terengah. Tepukan tangan semakin riuh karena pertandingan dimenangkan oleh Pangeran Gracio. Para pengawal membantu Pangeran Henry untuk kembali bangun.

"AYAH AKU MENANG! AKU BERHASIL!" teriak Pangeran Gracio pada sang Ayahanda yang sedang menonton.

Kau berhasil nak! Batin Ayah Gracio dengan senyuman yang terbit dari sudut bibir kanannya.

"Siapa yang berani melawanku?" tanya Pangeran Gracio.

"Dari kalian tak ada yang berani melawanku kan? Karna sudah terbukti bahwa aku yang paling tangguh di sini. Bahkan Pangeran Henry dapat ku kalahkan," kata Pangeran Gracio. Pangeran Henry diam-diam memandang tak suka dengan Gracio. Apalagi dengan perkataannya yang seperti merendakan dirinya.

"Cih~ sombong banget jadi lakik," kata Zee.

"Iya bener banget, kalau aku sih langsung tolak mentah-mentah cowo kayak gitu. Sombong banget," timpal Christy.

"Tapi siapa yang berani menolak Pangeran Gracio? Hanya orang-orang bernyali besar dan berkuasa," kata Flora.

"Siapa yang akan melawanku?! Tenagaku masih kuat jika melawan kalian yang sepertinya tidak sebanding denganku," kata Gracio.

"Perasaan ga ada yang nantang dia deh, tapi dia bertingkah seolah-olah ada yang nantang. Dramatis banget," kata Christy.

"Iya njir bener, pengen ku tabok mulutnya itu," kata Zee.

"Sabarlah kalian, Pangeran Gracio kadang-kadang juga seperti itu," kata Flora.

Pangeran Gracio menatap ke arah barisan anggota Raja. Memberi hormat, lalu matanya beralih kepada Putri Shani yang memperhatikan ke arah lain. "Putri Shani! Kau lihat? Aku akhirnya bisa mendapatkan! Tanpa menunggu kau luluh, aku bisa memilikimu," kata Pangeran Gracio.

"Ayah, aku tak mau menikah dengannya," kata Putri Shani.

"Kau akan bahagia bersamanya nak, ayah dan ayahnya mempunyai hubungan yang baik," kata Raja.

"Tapi ayah, ayah bisa lihat sendiri. Dia lelaki yang cukup sombong," kata Shani.

"Dia bukan sombong, dia hanya memperlihatkan kebahagiaan kerna keberhasilannya," jawab Raja. Putri Shani menggeleng tak paham lagi dengan pemikiran sang ayahnya ini.

"Kau tak akan bisa lepas dariku. Tuan Raja yang terhormat, izinkan saya menikahi putri Shani," kata Gracio meminta izin, "Putri Shani, bersiaplah," lanjutnya.

"HUU! SOMONG BANGET JADI COWO!" Celetuk Zee tiba-tiba karena tak tahan melihat kesombongan Pangeran Gracio. Flora yang mendengarnya langsung melotot dan menatap ke arah Zee tak percaya. Suasana hening. "YANG SOPAN DONG KALAU NGOMONG, KATANYA PANGERAN, Aww!" Omongan Zee terpotong karena pijakan kaki Flora di kakinya yang menyebabkan teriakan kesakitan keluar dari mulutnya. "Apa sih Flo, sakit tau!" kata Zee.

"Matilah kita!" kata Flora penuh penekanan dengan mata yang melotot.

"Emang mati kenapa Flo?" tanya Christy.

"Kalau terjadi apa-apa, jangan sebut namaku dan jangan membawa-bawa namaku," kata Flora. Dia mengusap dahinya cemas.

"Siapa yang berani berbicara kepadaku?!" tanya Pangeran Gracio.

"Mati kau Zee," gumam Flora.

"Siapa?!" tanya Pangeran Gracio lagi.

"Hadohh!" Pekik Zee tiba-tiba karna didorong oleh seseorang dari belakang yang menyebabkan dia menyusruk ke depan. "Masyaallah Zoy," kaget Christy lalu bergerak membantu Zee.

"Astaghfirullah Toy," kata Zee meralat apa yang adiknya katakan.

"Oh iya Astaghfirullah, typo Zoy maap."

"Siapa sih dorong-dorong? Dikira aku gerobak apa?" Kesal Zee, "Untung roti aku ga jatuh," lanjut Zee lalu menggigit sedikit roti itu.
Mereka tak sadar bahwa semua mata tertuju pada mereka.

"Wahh apakah ada orang yang bersedia menerima tantangan untuk melawan Pangeran Gracio?" kata Mc di pertandingan itu.

"BAWA DIA KEHADAPANKU!" Perintah Pangeran Gracio. Pengawal mendekat hendak menyeret Zee kehadapan Pangeran Gracio. "Weh-weh apenih pegang-pegang? Kita bukan muhrim pak," kata Zee.

"Woi jangan pegang-pegang kakakku tercintah ini, lepas gak? Lepas!" Christy mencoba melepaskan tangan Pengawal yang memegang tangan Zee.

"Pak-pak, mau dibahwa kemana hubungan kita?~ eh, eh salah kok malah nyanyi, Pak jangan bawa saya. Saya kebelet mau berak!" Alibi Zee. Christy ditahan oleh pengawal lain agar tak menganggu pengawal yang menyeret Zee ke tengah area pertandingan, berhadapan langsung dengan Pangeran Gracio. "Lepas ih lepas, jangan kasar sama cewe. Ga bisa bahasa manusia apa," kesal Zee. Zee mengelus pergelangan tangannya yang terlihat memerah akibat cengkraman dari pengawal tadi.

"Siapa kau?" tanya Pangeran Gracio. Zee mendongak menatap wajah Pangeran Gracio secara langsung. Matanya berkedip saat menyadari bahwa Pangeran Gracio cukup tinggi. Tingginya bahkan hanya seleher Pangeran Gracio. "Gilak, tinggi banget. Makan tiang apa ya dia?" Gumam Zee.

"Saya tanya, siapa kau?!" tanya Pangeran Gracip lagi dengan nada suara yang dinaikkan.

"Santai dong bang, galak amat," kata Zee.

"Kau berani melawanku? Kau menantangku!?"

"Dih suudzon, saya tadi diem aja di sono bang sambil makan roti nih masih. Abang mau?" tawar Zee sambil menunjukkan secuil roti yang tinggal satu suapan. Pangeran gracio menepis itu secara kasar. Lalu tangannya menggerakkan samurai yang kini berhenti tepat disebelah leher Zee.

"ZOYYY!" teriak Christy.

"WOI JANGAN BUNUH KAKAKKU, NANTI AKU LAPORIN POLISI KAMU! BIAR DIPENJARA! UMUR KAMU PASTI DIATAS 17 TAHUNKAN UDAH BISA DIPENJARA!" Teriak Christy, dia mencoba berontak ingin membantu Zee.

"Bang jangan bunuh aku bang, aku sebentar lagi ujian kelulusan bang. Aku pengen ngerasain wisuda bang," kata Zee.

"Ucapkan kata-kata terakhirmu," kata Pangeran Gracio.

"Haduhh pengen ngelawan, tapi gue ga jago bela diri. Kalau udah gini ternyata ilmu bela diri jauh lebih penting ketimbang sadar diri," gumam Zee. Tubuhnya gemetar hebat. Kakinya sudah lemas rasanya. Dia memejamkan mata melafalkan doa di dalam hati. Lalu tak lama matanya kembali terbuka memandang tepat pada Putri Shani yang menatapnya dengan wajah khwatir. Dia menulan ludah kasar. "Mati kau anak kecil," kata Gracio sambil tersenyum seperti syaiton.

"Akhh!!"

"ZOYYYYY!!!" Teriak Christy.























Hayoloh, kenapa tuh si Zee. Kalian kepo? Sama akupun kepo wkwwkwk

Maap klo ada typo, sampai bertemu besok-besok:)

Mine! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang