18

2.7K 326 56
                                    

_MINE_

Sekarang, di sisi lain Putri Shani dan Putri Chika memasuki ruang pertemuan. Di sana telah ada anggota keluarga mereka dan anggota keluarga Pangeran Sehun.
Putri Shani dan Putri Chika sedikit menunduk dan menarik sedikit ke dua baju bagian bawah mereka, memberi hormat.

"Putri Shani? Oh sungguh sudah lama sekali saya tak berjumpa dengannya. Anak mu sudah besar dan sangat cantik Raja Natio," puji Raja Seha.

"Hahaha... Tentu. Semua anak ku cantik-cantik seperti ibu-nya," balas Raja Natio.

"Anak ku, Shani. Ajaklah, Pangeran Sehun untuk berkeliling. Biasanya kalian akan berkeliling sampai bosan," kata Raja Natio.

"Ya, berkelilinglah kalian," ucap Raja Seha mengijinkan.

"Kami keluar dulu," ucap Pangeran Sehun. Pangeran Sehun mempersilahkan Putri Shani untuk berjalan terlebih dahulu. Namun, Putri Shani pun sama mempersilahkan Pangeran Sehun untuk terlebih dulu jalan. Nampak lucu sebenarnya. Namun, pada akhirnya Putri Shani yang terlebih dahulu jalan diikuti Pangeran Sehun tak jauh di belakangnya.

"Lebih baik kita, minum teh di taman," usul Ratu Natio pada istri Raja Seha. "Ya benar, mari kita habiskan waktu khusu para perempuan," kata Ratu Seha.

"Kalian anak-anak, mau ikut kami?" tanya Ratu Natio pada anak-anak-nya Putri Chika dan Putri Ashel.

"Ashel ada pelatihan sanggar tari Bunda."

"Chika, ingin berlatih panahan."

"Baiklah, sepertinya kita minum teh berdua saja," kata Ratu Natio, karena kedua anaknya tak mau bergabung. "Tak apa. Marilah," ucap Ratu Seha.

Chika dan Ashel, bersama keluar dari ruang pertemuan, meninggalkan kedua raja di sana.

"Bagaimana hubungan Putri Shani dengan gadis yang kemarin memenangkan sayembara itu?" tanya Raja Seha.

"Mereka belum begitu dekat. Tapi sejauh ini, aman," jawab Raja Natio.

"Apa kau yakin akan menyatukan mereka?"

"Ya, seperti apa yang tertera di sayembara. Lagi pula dalam pertarungan yang lalu mereka melawan Anakku sendiri Pangeran Henry. Kau tau sendiri bagaiman Henry bukan?"

"Tapi kemarin, Gadis itu berhasilnya dalam melawan Pangeran Gracio bukan Pangeran Henry." Ya! Benar apa yang dikatakan Raja Seha. Zee kemarin berhasil dalam melawan Pangeran Garcio bukan dengan Pangeran Henry. "Bukankah seharusnya tetap Pangeran Gracio yang menjadi pemenangnya?" Kata Raja Seha.

Raja Natio menyeruput sejenak teh yang ada di hadapannya. "Jikalau di pikir lagi, Pangeran Gracio telah berhasil mengalahkan Anakku. Dan selanjutnya dia melawan gadis itu. Bukankah sudah setara? Bukankah sudah sama saja Gadis itu melawan Pangeran Henry? Karena Pangeran Gracio telah berhasil mengalahkan Pangeran Henry, jika di pikir kekuatannya sudah sebanding dengan anakku atau bahkan lebih. Toh juga, Anak ku Shani yang menginginkan gadis itu," jelas Raja Natio.

"Tapi kan-"

"Sudahlah Seha. Aku tau bagaimana hubungan-mu dengan Keluarga Gracio begitu dekat. Namun, ini sudah keputusanku. Aku juga menuruti kemauan Putri-ku sendiri yang menginginkan gadis itu sebagai pasangannya," sela Raja Natio.

"Huh, baiklah maafkan aku. Tapi tidak kah kau ingin menjodohkan Putrimu dengan Anakku?"

"Sehaa~"

"Hahaha... hanya bercanda," ucap Raja Seha.

_MINE_

Jika kalian kepo dimana Putri Shani dan Pangeran Sehun sekarang berada maka jawabannya adalah taman samping kerajaan. Mereka berdua sedang asik bercanda gurau sambil melihat-lihat bunga yang ada di sini. "Lihatlah bunga itu, cantik. Tapi tetap saja lebih cantik kamu," goda Pangeran Sehun.
Putri Shani hanya terkekeh. "Sudah berapa kali kau berkata seperti itu, tak adakah yang lain?" Kata Putri Shani.

"Kau sempurna," ucap Pangeran Sehun. Sejenak Putri Shani tertegun dengan kata 'sempurna' sekilas merasa dejavu saat pertama kali bertemu Zee. Zee yang sempat bergumam kata 'sempurna' padanya. Putri Shani menggelengkan kepala membuyarkan lamunannya. "Ada apa?" tanya Pangeran Sehun.

"Tak apa," jawab Putri Shani singkat.

"Mari kesana, aku ingin melihat bunga biru itu." Pangeran Sehun menunjuk bunga berwarna biru di dekat pohon besar. Namun, entahlah apa nama bunga itu. Mereka berdua asik dengan dunia mereka. Tanpa tau ada seseorang yang mengintip dari balik pilar. Dia terus saja mendengus melihat mereka berdua yang nampak mesra. "Dih, sahabat mana yang kalau main mesra banget kayak pacaran gitu. Dih, males banget. Awas aja itu cowo, gua sumpahin mules sampe mencret. Brani banget deketin Ci Shani." Orang itu adalah Zee. Dia tadi niat hati ingin mencari kamar mandi karena ingin buang air kecil malah melihat pemandangan yang kurang mengenakkan. "Awas aja, kalau Ci Shani deket-deket sama gua lagi. Ga bakal gue respon. Lihat aja," kata Zee.

Tak ingin berlama-lama Zee memilih untuk kembali ke area panahan. Sumpah dalem hati ingin sekali Zee menjambak rambut gondrong milik Pangeran Sehun.




















Pagi. Besok udah puasa, gimana kalau gua juga ikutan puasa buat ga up cerita wkwkwkwk.

Siapa di sini pecinta sad end?

Mon maaf ya kalau gua nulis crita di stiap part slalu dikit. Karna gua mampunya cuma sgitu ges. Kalaupun ada ide lebih, gua bakal panjangin kok partnya serius deh. Tapi mau gimana lagi kalau mampunya cuma sgitu?

Jadi maapin gue ya kalau part part crita gua slalu sedikit:)

Mon maap klo ada typo babay.

Mine! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang