15

3.1K 331 32
                                    

_MINE_

Matahari perlahan terus naik yang menyebabkan bumi ini menjadi panas. Kini Zee dan juga Christy sedang duduk di pinggir kolam ikan kerajaan. Melihat penjaga peternakan mengambil beberapa ikan yang mengambang dengan keadaan mati.

"Pak Oniel, itu tuh pak ikan yang sebelah sana juga mati," kata Christy sambil menunjuk ikan di kolam.

"Iya, sebentar. Saya ambil yang sebelah sini dulu," jawab Penjaga Oniel.

"Kasihan banget ya, ikannya pada mati," kata Zee.

"Iya kasihan banget. Pasti Pak Oniel ga pernah kasih makan. Secara aja kolam ini lebarnya udah kayak kolam renang di waterboom, yakan Zoy?"

"Enak saja. Saya selalu memberi ikan-ikan ini makan ya. Mereka mati ya karna sudah takdir, bukan karena saya tak pernah memberi makan. Saya rajin memberi makan kok," jawab Penjaga Oniel tak terima.

"Bagus kalau gitu pak. Jangan makan gaji buta," kata Zee, "Dia mati karena tenggelem apa ya?" Pikir Zee.

"Ikan kan hidupnya di dalam air non," jawab Oniel.

"Oh iya juga," pikir Zee.

"Kalau bukan karena makanan terus juga bukan karena tenggelem terus kenapa? Apa jangan-jangan mereka masuk angin karena selalu di dalem air?" Pikir Christy.

"Oh iya juga ya Toy. Bisa jadi mereka kena hipotermia, karena kedinginan di dalem air," pikir Zee.

"Nah iya bener Zee," ucap Christy merasa mendapatkan jawaban sambil menunjuk Zee, "Wah kasihan juga ya mereka. Pak setelah ini mending Pak Oniel bikin penghangat air, biar ikannya pada ga kedinginan," saran Christy.

"Kalau saya bikin penghangat air, bisa-bisa ikannya jadi ikan rebus dong. Bisa jadi tidak hidup," jawab Penjaga Oniel.

"Iya juga sih Toy. Malah bikin mereka mati," kata Zee.

"Kalau gitu, pak Oniel bikin jaket buat mereka pakai. Supaya mereka tak kedinginan pak," saran Christy.

"Lebih baik kalian pergi dari area ini. Kalian kemana terserah, mau ke kebun buah juga boleh. Dari pada kalian mengganggu saya dengan memberi pertanyaan dan saran yang di luar nalar," ungkap Penjaga Oniel dengan senyum tertekan menyertai.

"Bapak gak ramah, bintang satu," kata Christy sambil menampilkan jari telunjuknya.

Kuatkanlah saya Tuhan. batin Penjaga Oniel.

"Kalian sedang apa di sini?"

"Putri Ashel," ucap Penjaga Oniel sambil membungkukkan badan hormat. Zee dan Christy hanya memperhatikan Putri Ashel. Mereka belum pernah berkomunikasi dengan Putri Ashel ini. Baru kali ini lah mungkin kesempatan mereka bisa berbicara.

"Kami sedang melihat ikan yang mati Shel," jawab Zee. Penjaga Oniel menoyor bahu Zee pelan. "Jangan nglunjak, panggil dengan nama Putri."

"Dia kan namanya Ashel bukan Putri pak," bukan Zee yang menjawab melainkan Christy. "Bukan seperti itu yang saya maksud. Panggil beliau Tuan Putri Ashel," jelas Penjaga Oniel.

"Dari kemaren salah mulu perasaan setiap manggil nama anggota kerajaan ini dah," kata Zee.

"Kalian di cari oleh para penjaga ternyata ada di sini," kata Putri Ashel.

"Kita? Ada apa?" tanya Zee.

"Kau belum mengetahuinya? Ayah hari ini telah memutuskan supaya kau mengikuti setiap pelatihan yang ada di sini. Supaya kau memiliki ketangguhan yang lebih lagi. Apa lagi kau kan calon pasangan Kakakku," jelas Putri Ashel.

"Ribet banget ya Zoy, pakek segala pelatihan gini. Kita remaja jompo apa sanggup?" Pikir Christy.

"Tidak-tidak." Putri Ashel menggerakkan jarinya ke kiri dan ke kanan.

"Kau tidak wajib mengikuti pelatihan ini. Tapi kau, Zee, yang diwajibkan mengikuti ini," jelas Putri Ashel.

"Anyink, kok cuma aku sih?" tanya Zee terkejut.

"Waahh, aku selamat," kata Christy dengan senang.

"Kenapa cuma aku doang sih?" tanya Zee masih tak terima.

"Aturannya Christy juga ikut," lanjut Zee.

"Apa kurang jelas? Karna kau akan menjadi pasangan kakakku. Kau harus bisa menjaganya. Dan juga Christy boleh saja jika ingin mengikuti pelatihan ini," jelas Putri Ashel lagi.

"Kalau begitu Toy, kau harus ikut. Kita itu saudara, susah senang bareng," kata Zee.

"Iya deh iya, kalau kegiatannya ga berat aku ikut. Kalau berat ya mending aku main sama ikan-ikan ini aja," jawab Christy.

"Sudah lebih baik kalian ke area panahan sekarang. Sudah di tunggu oleh guru Bizer di sana," kata Putri Ashel. Zee hanya menatap malas ke arah Putri Ashel. "Apa?" tanya Putri Ashel.

"Gua ga tau dimana tempatnya njir," kata Zee kesal.

"Sabar Zoy sabar," kata Christy menenangkan Zee, karena sadar dengan kekesalan Zee.

"Penjaga Oniel," panggil Putri Ashel.

"Iya Tuan Putri," sahut Penjaga Oniel dengan sedikit menunduk.

"Tolong antarkan mereka, ke area pemanahan," pinta Putri Ashel.

"Baik Tuan Putri. Kalian, ayo," kata Penjaga Oniel. Zee dengan lesu mengikuti langkah Penjaga Oniel dan Christy juga mengikuti mereka sambil tangannya melambai kepada para ikan di kolam.


















Up up up, udah gabisa berkata kata lagi.

Mon maap kalau ada typo ya ges babay;)

Mine! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang