11

3.1K 363 31
                                    

Dingin dingin gini enaknya baca crita gue, ye nggak?

_MINE_

"Yasudah. Ayo saya antar."
Akhirnya kepala pelayan Gaby mengantarkan Zee kembali ke kamar untuk beristirahat.

Sampai kamar Zee tak membutuhkan waktu lama untuk bersih-bersih badan. Akhirnya badan Zee merasa lebih fresh lebih plong. Zee memakai hoodie yang ada di dalam tasnya dengan bawahan masih rok seragam. Jangan tanyakan soal dalaman. Soalnya privasi kalau kata ajiji.

Kenapa dia tak berganti pakaian saja? Sebenarnya kepala pelayan Geby sudah memberikan baju simpel kerajaan. Namun, Zee tak mau memakinya karena masih merasa kurang nyaman. Jadi biarkan saja sesuka dia. Kalian jangan banyak tanya, banyak protes.

Kini Zee dan Christy telah bergabung duduk di ruang makan kerajaan. Menunggu hidangan makan malam siap. Semua anggota telah berkumpul di sana. Dia duduk disebelah Putri Ashel, tapi gang satu kursi karena merasa canggung jika terlalu dekat. Di depannya ada Putri Shani yang diapit oleh Ratu dan Putri Chika. Mereka menunggu semua makanan dihidangkan. Ini adalah waktu yang cukup menegangkan bagi Zee. Bahkan sama menegangkannya saat melakukan ulangan lisan di depan guru.

"Berapa usiamu nak?" tanya Raja.

"Saya delapan belas tahun om, kalau adek saya tujuh belas," jawan Zee. Raja mengangguk samar. "Darimana asalmu?"

Ah mampos ini, slalu aje yang ditanyain asal. Kan bingung jelasinnya. Pasti pada susah percayapun kalau dijelasin. batin Zee. "Eee~ ada om, dari seberang sana," jawab Zee, yang membuat Raja mengernyit bingung. "Seberang?"

"Iya om, seberang heheheh~"

"Kalian masih menjalankan pendidikan?" tanya Raja lagi.

"Alhamdulillah masih om, saya sebentar lagi lulus. Terus adek saya bentar lagi naik kelas," jawab Zee santai. Namun, tak lama kemudian matanya terbelalak. "Sebentar lagi aku ujian!" Pekik Zee, "Toy, bentar lagi ujian kelulusan! Aku gimana ini Toy! Kita harus pulang! Toy, aku pengen lulus Toy!" Zee menggoyang-goyangkan tubuh Christy.

"Berhenti Zee. Jangan gerak-gerakin gini dong ah!" kata Christy.

"Harap tenang, berhenti. Kasihan adekmu. ada apa?" tanya Raja.

"Saya harus pulang om. Sebentar lagi ujian kelulusan, kalau saya ga hadir bisa-bisa ga lulus saya om. Saya izin pulang ya om," kata Azizi. Diam-diam raut wajah Putri Shani terlihat kurang suka mendengar kata pulang dari mulut Zee. "Kapan, ujian itu terlaksana?" tanya Raja.

"Ee, ya pokoknya sebentar lagi om."

"Kalau sebentar lagi berarti belum bisa dipastikan kapan. Jadi masih ada waktu untuk kamu berdiam diri di sini," kata Putri Shani membuka suara.

"Iya juga sih Zoy, kata Ci Shani," bisik Christy.

"Eee... tapikan Ci, aku juga harus belajar. Sedangkan di sini aku ga bawa buku-buku materi yang harus di pelajari. Maka dari itu, aku harus pulang."

"Di sini ada perpustakaan kerjaan. Kamu bisa datang ke sana untuk mencari apa yang kamu butuhkan," jawab Putri Shani tak kamu kalah.

"Tapi kan Ci. Materi di tempat ini sama di tempatku itu berbeda. Sepertinya di sini belum ada materi kegabutzan para ilmuan menghitung jarak apel jatuh beserta gravitasinya. Sedangkan di tempatku, gelas ke senggol aja di hitung kecepatannya," balas Zee.

"Tetapi, di perpustakaan kerajaan lengkap. Yang kamu cari pasti bisa kamu temukan. Atau kamu bisa bertanya pada guru tertua di kerajaan."

"Haduh nambah orang pemeran lagi. Ga bisa Ci, aku ga kenal sama guru tertua itu."

"Saya bisa menemani kamu untuk mengenalnya."

Mereka berdua masih berdepat tak mau mengalah. Yang lain hanya diam menyaksikan mereka berdua. Christy menatap perdebatan mereka dengan mulut yang terbuka dan mata yang beralih-alih antara ke Zee dan ke Putri Shani saat diantara mereka membuka suara.

"Raja-raja, izinkan saya untuk pulang," pinta Zee.

"Tidak bisa! Ayah jangan izinkan dia pergi," kata Putri Shani.

"Kok Ci Shani gitu sih, ini tuh penting Ci. Beneran ga bohong," kata Zee memelas.

"Tidak." Tegas Putri Shani. Ratu terkekeh, tangannya mengusap surai rambut Putri Shani yang duduk di sebelahnya. "Sudah-sudah. Kita bicarakan dilain waktu. Sekarang kita mulai makan malam," kata Raja menengahi.

Macam-macam makanan tersusun rapi nampak lezat. Daging ayam terhidang dengan aroma bumbu yang menyengat nampak menggiurkan. Para pelayan menyiapkan makanan di meja para anggota kerajaan. Christy dan Zee di rumah yang sudah biasa mengambil makanan sendiri. Jadi mereka ingin mengambil makanan sendiri. Namun, dicegah oleh pelayan karena itu adalah tugas mereka untuk melayani.

"Haduh, udah bi ga papa. Kita bisa ambil sendiri. Pakek segala di ambilin," kata Christy.

"Iya bi, repot-repot banget sih. Kami bisa sendiri kok," timpal Zee.

"Tidak apa-apa, ini sudah tugas saya," kata Pelayan. Setelah menyiapkan makanan, pelayan tak lupa menuangkan segelas air putih dan juga segelas minuman berwarna orange. Sepertinya jus mangga(?)

"Selamat makan, semua," kata Zee dan Christy serempak. Ratu tersenyum memandang mereka berdua. Mereka menikmati makanan dengan damai. Meski Zee dan Christy sesekali berbisik memuji rasa makanan yang enak ini. Padahal sudah beberapa kali diperingatkan untuk diam saat makan. Namun, jangan harap mereka berdua akan menuruti perintah begitu saja.

Makan malam telah usai. Kini saatnya mereka untuk beristirahat. Namun, tepat di depan pintu kamar Zee dan Christy saling berpelukan. "Tidur nyenyak ya Zoy," kata Christy.

"Kamu juga, kalau nanti pengen pindah. Kamu langsung masuk aja ke kamar aku, ga aku kunci kok. Jadi kamu bisa langsung masuk ga usah di ketok."

"Iya, yaudah aku ke kamar dulu. Mata aku udah berat banget rasanya," kata Christy. Selesai sudah acara berpelukan mereka. Kini Christy beranjak meninggalkan Zee. Zee pun masuk ke dalam kamar untuk beristirahat.

Di balik salah satu penyangga yang gedhe, ada seseorang yang diam-diam menguping dan memantau mereka dari sana.

_MINE_

Suasana nampak sunyi. Hanya terdengar suara dengkuran halus dari Zee yang sedang tertidur pulas.

Krieett~

Suara pintu terbuka memecah keheningan, terkesan horor. Dengan langkah pelan, pelaku pembuka pintu menghampiri Zee yang masih berkelana di alam mimpi. Kasur bergerak pelan, pelaku menyingkap selimut tebal yang membungkus tubuh Zee. Dia ikut masuk ke dalamnya. "Eunghh~ Toy, jangan ganggu aku tidur dong!" Kata Zee yang merasa terusik.

"Aku tidak menganggu kamu kok. Cuma mau tidur." Zee hanya membalas dengan deheman. Lalu menariknya ke dalam pelukan, agar sama-sama terasa hangat meski sudah ada selimut.






















Sudahh gitu tok, jangan pada minta nambah. Nambahnya besok aja. Udah gitu doang deh, maap klo ada typo.

Babay!

Mine! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang