_MINE_
Zee terusik saat merasakan kebas ditangan kanannya. Dia menarik tangannya lalu sedikit menggeliat meregangkan tubuhnya sampai terdengar bunyi kretek~ kretek~ Dia mencoba membuka matanya meski masih terasa berat. Mengerjap-ngerjapkan matanya untuk kembali memfokuskan pengelihatannya."Jam berapa sih ini?" Monolog Zee dengan lirih. Dia teringat kejadian malam tadi saat Christy ikut tidur bersama dirinya. Dia menoleh ke arah kanan melihat orang yang tidur di sebelahnya. Seketika matanya terbelalak, dia terpekik kaget sampai-sampai ntah bagaimana sekarang dia jatuh dari atas kasur dengan posisi terduduk.
"Anjer anjer anjer! Itu siapa?" monolog Zee sambil memperhatikan seseorang yang tak terusik sama sekali dari tidurnya.
Plak! Plak! Plak!
Zee menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan apakah ini mimpi atau bukan. "Anjer, bukan mimpi!" Dia berdiri dengan kedua lututnya, bergerak menghampiri tepi tempat tidur. Memperhatikan orang yang sedang tertidur yang tertutup rambut. Tangannya bergerak menyingkirkan rambut yang menghalangi orang itu.
Whatt??! CI SHANI?! Pekik Zee dalam hati. Dia kembali mundur. Tangannya merabah-raba tubuhnya. "Pakaian gue masih lengkap," kata Zee dengan suara pelan, "Kok Ci Shani bisa tidur di sini sih. Ngigo atau gimana? Waduhh, nanti kalau om bapaknya Ci Shani tau kalau tidur di kamar gue, terus dikira abis ngapa-ngapain berabe nih. Bisa-bisa di penggal kepala gue ini. Mending kabur aja deh, sembunyi aja di kamar Christy."
Zee bangkit lalu berlari tapi dengan kaki menjinjit agar tak membangun Putri Shani yang masih tertidur lelap. Zee menutup dengan teramat pelan. Setelah aman langsung saja dia berlari ke ujung, ke kamar Christy. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, langsung saja Zee memasuki kamar Christy. Dengan brutal menaiki kasur dan bersembunyi di dalam selimut. Sang empu, Christy sebagai pemilik kamar tentu langsung terusik dengan pergerakan di sebelahnya ini.
Christy menyibak selimut dan melihat bahwa Zee pelaku yang menganggu tidur nyenyaknya.Plak!
"Aduh!" Pekik Zee kemudian mengusap pantatnya. "Kok di tabok sih Toy. Sakit pantat aku," protes Zee.
"Kamu! Ganggu tidur aku Zoy! Orang lagi tidur nyanyak malah diganggu!" Kata Christy.
"Ya maap sih. Lagian ini itu udah pagi, udah waktunya buat bangun," kata Zee.
"Ck! Nih lihat masih jam 3 dini hari!" Christy menunjukkan jam di layar ponselnya.
"Yakan sama aja udah pagi. Subuhan subuhan," kata Zee.
"Haist! Udah deh diem! Jangan ganggu! Aku mau tidur lagi." Christy langsung memposisikan diri untuk kembali ke alam mimpi.
"Ck, sensi banget jadi adek," kata Zee.
"Aku denger Zoy!" Ucap Christy.
"Iya maap Toy," balas Zee.
Pov Zee
Aku kini rebahan di sebelah Christy yang mungkin sudah kembali ke alam mimpi. Menatap langit-langit kamar, memikirkan semua ini. Mulai dari aku dan Christy yang terteleport ke ntah diaman ini. Di jaman apa dan lokasinya dimana. Semua seperti halusinasi, sangat aneh, tapi ini nyata. Aku sendiri yang mengalami. Bisa nyasar ditempat kerajaan yang keren ini. Bertemu dengan orang-orang yang sedikit kaku dan penuh ancaman yang menyangkut dengan nyawa.
Aku jujur pengen pulang ges. Tapi bagaimana caranya? Nelfon orang rumah? Ga bisa! Ntah kenapa di sini tak ada sinyal. Nomor-nomor seperti mati semua tak ada yang bisa digunakan. Ponsel hanya bisa untuk melihat jam dan bonus bisa mengambil gambar. Lumayan sih buat ngeabadiin kejadian ini. Tapi jujur aku pengen pulang! Tolong dong kalau ada yang tau nomornya dora atau rumahnya deh, kasih tau aku.
Kriuk~
Aduh, perutku berbunyi. Aku butuh cemilan untuk mengisi perutku. Apa dijam segini ada makanan? Tapi aku takut untuk ke dapur, bagaimana kalau nyasar lagi? Sungguh merepotkan! Tapi kalau tak nekat, aku bisa mati kelaparan di sini. Apa? Mau ngatain gue lebay? Tampol nih!
Aku memutuskan untuk keluar dari kamar Christy. Mengikuti instingku untuk mencari jalan ke arah dapur. Sungguh suasana mencekam di istana saat malam begini. Sangat sepi, pasti para manusia di sini pada tidur. Ntah kenapa aku berpikir bagaimana kalau ada hantu di sini? Terus aku dikejar? Aku akan berlari kemana? Huh~ sungguh pemikiran randomku saja.
Aku terus berjalan sampai bertemu belokan. Aku berbelok dan seketika terkejut. "HUA!" pekikku terkejut. Aku memegang dadaku dengan mata yang masih melotot. "Ih Kak Chika! Bener-bener ye, suka banget ngagetin. Udah berapa kali coba nganggetin aku? Bisa-bisa kena serangan jantung beneran nih aku," cerocosku. Sungguh aku heran, Kak Chika ini hobi banget ngagetin orang.
"Sedang apa berkeliaran malam-malam?" tanya Kak Chika.
"Lah, Kak Chika ngapain malem-malem gini juga jalan-jalan?" aku balik bertanya.
"Saya bertanya padamu," kata Kak Chika dengan datar. Bener-bener ni orang, ga bisa senyum dikit apa ya? Padahal cantik. "Aku nyari dapur, laper pengen makan," jawab ku jujur.
"Ikuti saya." Kak Chika pergi. Aku mengikutinya dari belakang. Semoga dia mengantarkanku ke dapur. Rill aku laper banget.
Zee pov end.
Putri Chika menuntun jalan. Mengantarkan Zee untuk ke dapur. Sampai sana Zee langsung saja mencari di setiap laci, siapa tau ada roti. "Kak Chika, ada roti ga sih? Satu pun ga papa, aku laper bantu cariin dong," kata Zee.
Haduhh, bisa-bisanya Zee menyuruh Putri anak Raja. Namun, Putri Chika langsung membantu mencari. Seperti sudah tau dimana tempatnya. Putri Chika langsung membuka keranjang anyaman kayu, dan benar saja ada beberapa roti di sana. Putri Chika mengambil satu roti itu dan memberikannya kepada Zee. Zee dengan senang hati langsung menerimanya. "Waah, makasih kak. Baik banget sih mau bantu aku," kata Zee.
Zee membuka roti yang terbungkus kertas coklat. Memakannya dengan ekspresi yang menghayati. "Gurih banget, aku suka," puji Zee.
"Kak Chika mau?" tanya Zee setelah melihat Putri Chika yang hanya mempertikan dia makan. Zee berinisiatif mencuil kecil bagian roti lalu mengarahkannya ke arah Putri Chika. "Nih A~ buka mulutnya," kata Zee. Putri Chika hanya diam dan membuat Zee sedikit geram. "Ngeenggg~ pesawat terbang uwiii~ ayo buka mulutnya~" kata Zee seperti ingin menyuapi anak kecil. "Ayo buka mulutnya, pesawat butuh bandara buat turun," kata Zee.
Putri Chika akhirnya menerima suapan dari Zee. "Putri pintarr, gitu dong dari tadi kek," kata Zee. Zee memotong menjadi dua bagian roti setelah itu satunya diberikan kepada Putri Chika. "Nih, separoan. Biar sama-sama kenyang." Putri Chika menerimanya tanpa menunggu lama. Mereka menikmati roti itu dengan berdiri. Tidak seperti adab para anggota kerajaan saat makan. Putri Chika bahkan lupa dengan itu.
"Zee, Chika," panggil seseorang.
Udah up tuh, mo apalagi skarang? Mau cerita baru lagi ga?
Udah deh gitu aja gatau mo ngomong apa lagi, btw ujian gue udah selesai tapi masih ttp sibuk urusan sekolah.
Udah ya mon maap klo ada typo, babay:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine! [End]
Fantasy"Aku datang ke dimensimu, Bertemu dirimu yang menantiku Membawamu ke dimensiku, Menjadikanmu pasanganku" BOOM! °°°°°°°°° Zee manabrak seorang perempuan. Tapi sebelum terjatuh Ia dengan sigap menahan tubuh perempuan itu. Mata mereka beradu. Debaran j...