27

2.5K 295 22
                                    

_MINE_

Christy kini berada di ruangan sesepuh. Saat sedang bersama Penjaga Oniel tadi tanpa disangka, Guru sesepuh menghampiri Christy dan mengajak ke ruangan pribadinya. Biasanya Christy ke ruangan ini bersama Zee, tapi sekarang hanya sendiri yang membuat dirinya menjadi blah-bloh. Dalam kepala-nya berpikir; Apa dia melakukan kesalahan dalam belajar di sini? Kenapa hanya diri-nya yang diajak Guru Sesepuh kemari.

"Ya! Nak Christy, tak usah tegang seperti itu. Aku tak akan mengapa-apakan mu," kata guru sesepuh yang melihat Christy blah-bloh, tapi juga nampak tegang.

"Maaf guru. Apa aku melakukan kesalahan? Perasaan aku ga ada melakukan kesalahan. Salah aku apa ya? Kenapa hanya aku yang guru ajak ke sini? Kenapa Zee tidak ikut ke sini? Apa yang akan guru katakan?" Pertanyaan beruntun Christy keluarkan.

"Sabar nak sabar. Bisakah santai, tak usah tegang. Aku hanya ingin bertanya. Tapi nanti jangan beritahu Zee jika kamu bertemu dengan ku," kata Guru Sesepuh. Christy mengangguk paham. "Semalam aku melihat Pangeran Sehun dan juga Pangeran Gracio menghampiri kalian berdua di pertemuan semalam. Kalian nampak serius dalam berbicara. Apa yang kalian bicarakan?" tanya Guru Sesepuh.

Benar saja semalam tanpa mereka sadari, Guru Sesepuh yang juga ikut dalam pertemuan itu, melihat mereka yang nampak serius dalam berbicara. Kepalanya langsung berpikir bahwa itu ada sangkut pautnya dengan trawangan kejadian yang tak diinginkan itu. Dia ingin bertanya dengan Zee, tapi tebakan nya Zee tak akan mengatakan hal itu. Maka dari itu dia memilih Christy, yang notabenya anak yang jujur dan gampang menjawab, saat di beri pertanyaan apapun.

"Guru sesepuh semalem ngeliat?"

"Iya, jadi apa yang kalian bicarakan?"

"Tapi Pangeran Gracio juga Pangeran Sehun tidak boleh menceritakan pada siapa pun. Mereka juga mengancam akan menyelakai orang di sekitar aku dan juga Zee," jawab Christy dengan wajah polosnya. Dia tidak tau saja padahal sebentar lagi, dia lah yang akan membocorkan hal ini pada Guru Sesepuh.

"Oh ya? Mereka mengancam kalian seperti itu?"

"He'em. Itu benar guru, aku jadi takut mengatakan ini pada kalian," ungkap Christy.

"Sekarang beritahu aku apa yang mereka katakan pada kalian. Tenang saja, aku akan membantu kalian untuk mengatasi Pangeran-Pangeran yang menyebalkan itu. Kamu tak usah takut dengan ancaman yang mereka berikan pada kalian," titah Guru Sesepuh. Ia terus merayu Christy agar menceritakan tentang semalam.

"Semalam dia mengatakan akan membantu kami untuk bisa kembali ke dunia kami sebenarnya. Guru Sesepuh pasti sudah tau asal usul kami sampai bisa sampai ke sini? Kalau boleh jujur, kami juga sudah sering datang ke perpustakaan untuk mencari cara supaya bisa kembali. Kami rindu orang tua kami, guru. Kami rindu mami dan papi. Kami ingin pulang," ungkap Christy dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

"Kalian tak nyaman di sini?"

"Nyaman! Kami nyaman di sini. Kalian memperlakukan kami dengan baik dan penuh kasih sayang. Tapi mau bagaimana pun itu, ini bukan tempat kami yang sebenarnya. Kami masih punya orang tua yang mungkin saja mereka di sana sibuk mencari kami ke sana ke sini, mereka pasti khawatir dengan kami yang tiba-tiba saja menghilang," lanjut Christy.

"Hemm.. terus apa lagi yang mereka katakan semalam?"

"Ya, mereka menawarkan hal itu asal dengan syarat."

"Syarat apa?" tanya Guru Sesepuh kepo. Ini lah yang dia tunggu-tunggu, di sini tak akan ada tawaran tanpa adanya syarat.

"Syarat pertama, Zee harus membatalkan pernikahannya dengan Ci Shani. Sepertinya mereka tak terima jika Zee berhasil menjadikan Ci Shani pasangan hidup. Terus syarat ke dua, mereka menyuruh kita untuk..." Christy menjeda perkataannya.

"Untuk apa?"

"Sebentar guru, aku haus daritadi ngomong mulu," kata Christy. Bagaimana tak haus? Christy tak diberi minum, dia terus mengoceh. Guru sesepuh dengan segera mengambilkan air dalam gelas dan diberikan pada Christy. Christy menerima dan meneguk air itu hingga habis. Sehaus itu ternyata. "Lanjutkan," pinta Guru Sesepuh.

"Oke, sampai mana tadi?" tanya Christy yang lupa.

"Syarat ke dua," jawab Guru Sesepuh cepat.

"Oh iya, jadi syarat ke dua, mereka menyuruh kami untuk membunuh Raja Natio, ayah Ci Shani."

"Kurang ajar!" Geram Guru Sesepuh.

"Kan? Emang kurang ajar guru. Aku dan Zee juga geram dengan mereka. Aku sudah menceritakan pada guru, beneran ga akan terjadi apa-apa kan?" tanya Christy. Dia masih takut jika tiba-tiba orang-orang di sekitarnya akan terluka.

"Aman. Kalian dan orang-orang di sekitar kalian akan aman, tak akan mengalami hal buruk. Kau bercerita pada orang yang tepat. Terima kasih, kau boleh keluar. Aku akan memikirkan cara untuk membuat ke-dua Pangeran itu kapok. Bisa-bisanya memikirkan hal untuk membunuh raja!"

"Oke, kalau gitu aku keluar dulu guru."

"Ingat! Jangan bocorkan pada Zee. Akan aku ajak bicara sendiri dengan Zee nantinya."

"Iya guru." Jawab Christy.

_MINE_

Di kamar yang terasa damai, karena ke dua sejoli itu sedang berkelana ke alam mimpi. Putri Shani, yang tiba-tiba ngantuk menginginkan Zee untuk menemaninya tidur. Dia ingin menghabiskan waktunya bersama Zee, sebelum nantinya mereka akan dipingit, tak di perizinkan untuk bertemu satu sama lain. Zee juga akan diungsikan terlebih dahulu entah kemana, yang penting mereka berdua tak bisa bertemu. Dua sejoli ini nampak nyenyak dalam tidurnya. Namun, tak lama salah satu dari mereka seperti terusik. Raut wajahnya menjadi resah dalam tidurnya, sepertinya dia mengalami mimpi buruk?

"Zee bangun dong, jangan tidur terus."

"Kita akan menikah, ayo bangun."

"Aku ga sabar nunggu hari itu tiba?"

"Zee bangun Zee."

"ZEE BANGUN!"

"HAA!" Zee berteriak. Sontak Zee membuka matanya, napasnya menjadi tak beraturan. Dia melihat Putri Shani yang menatapnya khawatir. "Apa yang terjadi? Kamu mimpi buruk?" tanya Putri Shani khawatir. Ia menghapus peluh Zee yang mengalir di wajah cantiknya.

"Ntahlah, aku hanya mendengar suara. Suara itu seperti tak asing ditelinga ku, tapi tak tau itu suara siapa. Pas bangun, udah ada kamu. Apa itu suara kamu yang ngebangunin aku?" Ungkap Zee.

"Tapi tadi kamu mengigo sampai membuatku terbangun. Sebelum akhirnya aku membangunkanmu. Apa yang kamu mimpikan?" tanya Putri Shani.

"Entahlah."

"Haish." Putri Shani menepuk kening Zee pelan.

"Kenapa ditepuk sih? Aturannya di cium." Kata Zee yang tidak terima, "Sepertinya memang benar kata Toya kalau ga baik tidur siang-siang gini," lanjutnya Zee.























Hayoloh tanda-tanda afaantuh?

Smoga aja ga jadi apa apa, karena toya udah cerita ke guru sesepuh.

Maap buat typo.

Mine! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang