Rasa Sakit

10.4K 463 15
                                    

W

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

W

anita itu kembali menangis dengan tersedu-sedu, masih tidak menyangka ternyata Danu—sang suami masih berhubungan dengan Halwa, wanita dari masa lalunya.

Yemima menatap layar ponsel yang ada digenggamannya, banyak foto Danu dan Halwa yang ada di depan apartemen lalu masuk begitu saja dengan senyuman tersungging di bibir suaminya itu. Senyuman yang selama ini ingin ia lihat, tapi ternyata dengan mudah lelaki itu sunggingkan untuk masa lalunya.

Foto slide terakhir membuat Yemima membeku, napasnya tercekat dan menjadi tak beraturan.

Di tengah kekalutannya itu, tiba-tiba saja Danu membuka pintu kamar dan mengernyit jijik menatap sang istri.

Lelaki itu melenggang menuju kamar mandi, meninggalkan Yemima dengan kekalutannya sendiri.

'Apa? Kenapa? Padahal semua udah gue kasih buat dia, tapi ... kenapa semuanya harus kayak gini?'

Yemima melihat dengan jelas tatapan sang suami, ia memang bersalah karena memaksa orangtuanya untuk menjodohkan ia dengan Danu. Namun, bisakah Danu memberikan satu saja kesempatan untuknya? Ia ingin membuktikan bahwa dirinya bukanlah wanita jahat, meskipun dulu Yemima pernah berniat untuk mencelakai wanita yang paling Danu cintai—Halwa.

Wanita hamil itu langsung beranjak dari duduknya dan menggedor pintu kamar mandi dengan keras.

"CEPET KELUAR! AKU MAU NGOMONG!"

Yemima terus saja menggedor pintu kamar mandi, membuat Danu risi dan membuka pintu itu dengan kasar.

"Berisik! Aku baru pulang kantor dan kamu selalu rewel kayak gini, bikin gak betah ada di rumah!"

Danu mengatakan itu seraya berjalan keluar kamar, moodnya sudah hancur berantakan. Padahal tadi dirinya sedang berbunga-bunga karena bertemu dengan Halwa, namun lihatlah wanita jelmaan ular di sampingnya ini. Membuat ia muak dan ingin segera keluar dari rumah bagai neraka ini.

Yemima menatap Danu dengan garang, ia melihat sang suami yang masih memakai kemeja kantornya dan wangi vanilla menguar begitu saja dari tubuhnya. Tunggu ... vanilla? Bukankah itu ... parfum Halwa?

Yemima langsung menarik lengan Danu dengan kencang, air matanya mengalir deras melihat sang suami menatap tajam dan muak ke arahnya. Hatinya sakit, ia kira ... Danu sudah melupakan Halwa dan membuka lembaran baru dengannya, tetapi ternyata itu hanyalah khayalan belaka yang dibuat Yemima selama ini.

Bahkan, rasa iba pun sepertinya tidak pernah ada dalam benak Danu untuk wanita yang kerap dipanggil wanita antagonis itu.

"Kamu ke mana aja? Kenapa selalu pulang larut malem akhir-akhir ini?"

"Aku ngantor, capek. Apa-apa tuh jangan selalu dibikin ribut gede, aku jadi males diem di rumah, bukannya santai jadi selalu kebawa emosi. Bukan kamu doang yang capek selama ini, Mim. Aku juga!"

Go Back to HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang