Yemima masih terdiam, bahkan saat Kemal membawanya pergi dari sana dan kini ia sudah berada di rumah pun dirinya masih bergeming.
Tidak, ia tidak menyesali tindakannya karena sudah membuat Halwa celaka, tetapi ia terdiam karena setiap kalimat yang keluar dari mulut gadis itu.
Yemima menyesal karena masih berbelas kasih dan membiarkan Halwa hidup, tetapi harus dirinya akui bahwa kali ini tindakannya terlalu tiba-tiba dan tanpa perhitungan.
Seharusnya ia membayar semua yang sudah dilakukan Halwa dan Danu di kehidupan sebelumnya dengan rencana yang benar-benar matang, bukan dengan cara kekanakkan seperti ini.
"Hhh ..."
Yemima menyugar rambutnya kasar, ia terlalu terbawa perasaan karena Halwa terus menerus mengucapkan hal jahat untuk keluarganya.
Yemima merasa ia hanya sendiri di sini dan semuanya terasa kalut saat itu hingga tanpa sadar dirinya mendorong Halwa dan membuat gadis itu merasa menang karena Yemima telah memuaskan egonya.
Yemima juga semakin yakin untuk mencari tau semuanya, hal tentang Danu, Halwa dan ... keluarganya. Meskipun kebenaran nanti akan menyakiti dirinya, tetapi ia harus tau semua dan membuat Halwa serta Danu membayar apa yang sudah mereka lakukan karena perbuatannya sendiri.
Ia juga tidak ingin salah langkah lagi.
"Hhh ..."
"Mim?"
"Mami?"
Yemima yang masih berada di ruang tamu itu langsung mendongak dan menatap Tyas. "Mami ..."
Wanita paruh baya itu duduk di samping Yemima dan mengusap pundak anak bungsunya dengan lembut.
"Mau cerita? Tadi udah ada pihak yang nelpon mami."
"Aku emang salah, Mi. Maafin aku udah ngerepotin kalian lagi, aku bakalan nyoba buat beresin masalah ini sendiri," jawab Yemima lirih, gadis itu kembali diliputi rasa bersalah karena sudah melibatkan keluarganya lagi dalam masalahnya.
Tyas terkejut, ia kira Yemima akan mengamuk dan menuntut gadis bernama Halwa itu.
"Mim, tapi tadi cowok yang anter kamu udah jelasin semuanya sama mami. Dia bahkan liatin cctv kalau kamu diikutin sama siswi sekolah kamu yang namanya Halwa. Papi juga udah denger dan bakalan urus semuanya."
"Tapi di cctv itu gak kedengeran aku sama dia ngomongin apa, 'kan?"
"Mami selalu percaya kalau kamu sebenernya gak mau lakuin hal itu."
Yemima menggenggam tangan sang mami yang ada di pundaknya lalu mengelus tangan yang sudah keriput itu pelan, ada jeda yang cukup panjang karena Yemima terus memandang tangan Tyas. "Mi, maafin aku ya. Aku beneran bakal urus semuanya."
Tyas mengangguk dan memeluk anak bungsunya itu dengan erat.
"Gak apa-apa, mami sama papi bakalan lakuin apapun buat kebahagiaan anak-anak kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Back to Highschool
Teen Fiction[Beware! Harsh words dan adegan yang tidak patut untuk ditiru!] Yemima adalah seorang antagonis di kehidupan Danu dan Halwa, dari masa putih abu ia terus mengejar cinta Danu. Hal terparah yang Yemima lakukan adalah hampir mencelakai Halwa dan memaks...