Kembali Hancur

4.7K 302 21
                                    

"Coba makan ini," bisik Halwa pelan di telinga Danu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Coba makan ini," bisik Halwa pelan di telinga Danu. "Kamu mulai gak fokus lagi, udah coba ke dokter?" lanjutnya masih tetap berbisik, mereka berdua masih berada di dalam perpustakaan dan tentu saja tidak boleh ada suara keras sedikitpun.

Sedangkan lelaki itu hanya menatap Halwa serta permen di tangannya bergantian, sebelum akhirnya Danu membuka perlahan permen itu dan memakannya. "Thanks."

"Um, iya, sama-sama. Kenapa? Kamu banyak pikiran? Diteken sama ortu kamu lagi?"

"Enggak, pikiran gue—"

Danu tidak melanjutkan kalimatnya entah karena apa, lelaki itu memilih diam dan kembali menatap Halwa seraya menggeleng pelan. "Enggak, gue gak apa-apa. Makasih udah khawatir."

Halwa tersenyum kecil, raut wajahnya terus menyunggingkan senyuman saat Danu masih memperhatikannya, tetapi saat lelaki itu kembali fokus pada bukunya raut wajah Halwa langsung berubah 180 derajat.

Di bawah meja, tangan sang gadis mengepal erat karena merasa Danu berubah dan tentu saja semua itu karena perubahan drastis sang villain-Yemima.

'Sebenernya kenapa Yemima bisa berubah sedrastis itu? Dia jadi lebih dewasa dan tau gimana harus bersikap. Cewek sialan itu harus menderita kayak apa yang gue rasain selama ini,' batin Halwa murka, sudut bibirnya terangkat sedikit, meskipun Danu sudah tidak berguna untuk membuat Yemima terluka, tetapi ia masih bisa memainkan Danu untuk kepentingannya dalam melukai Yemima dengan cara lain.

Tidak mungkin perasaan gadis itu hilang dalam semalam, perasaan Yemima yang sudah bertahun-tahun itu tidak mungkin lenyap hanya dalam waktu singkat.

Ya, ia harus mengorbankan dirinya agar semua orang kembali menyalahkan perempuan sialan itu dan membuat mental Yemima kembali terguncang.

Beberapa hari ini cukup banyak yang membela Yemima dan membuat gadis itu semakin besar kepala.

Tidak, tidak boleh. Yemima tidak boleh merasakan ketenangan seperti itu.

Halwa mengusap puncak kepala Danu dan tersenyum kecil. 'Iya, lo cuma harus nurut aja sama gue, Nu.'

●●●

Keduanya kini sudah keluar dari perpustakaan dan kini tujuan mereka adalah parkiran sekolah, Danu menawarkan diri untuk mengantar Halwa dan gadis itu tidak menolak.

Halwa menatap sekitar dengan teliti dan tersenyum miring saat melihat siluet Yemima yang berjalan keluar dari area sekolah.

Tidak sia-sia ia berpura-pura belajar di perpustakaan dan menunggu momen yang tepat untuk berhadapan langsung dengan Yemima.

"Nu."

"Ya?"

"Aku tunggu di halte aja ya, mau beli sesuatu."

Go Back to HighschoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang