22

6.9K 471 6
                                    

"halo? lo kirim aja file nya nanti gw bantuin." Ucap Venya kepada seseorang di sebrang.

Setau Jordan sih seseorang itu bernama Vino, yang merupakan adik tingkat Venya di kampus dulu.

"Yoi, lo santai aja kali."

Jordan menekuk bibirnya karna merasa tidak senang dengan situasi seperti ini, apalagi earphone yang digunakan Venya membuat dirinya tidak bisa mendengar ucapan mereka.

"Ve? Makan ayo." Ajak Jordan kearah Venya yang dibalas senyuman kecil oleh istrinya.

"Bentar ya Jo? Gw selesaiin ini dulu, lo kalo mau makan duluan aja. Kasian bayi ntar kalo lo nungguin gw." Jawab Venya sambil tetap fokus pada laptopnya.

Jordan yang mendengar hal itu hanya menghela nafas pelan dan keluar dari kamar mereka dan duduk di depan ruang keluarga.

"Jahat banget Venya." Ucap Jordan pelan sambil menekuk bibirnya dan terus mengomel.

"Kan aku hamil masa telfonan sama orang lain." Sambung pria itu lagi namun setelah itu ia segera menampar mulutnya sendiri.

"Sstt! Ngga boleh egois." Bisik Jordan pada dirinya sendiri.

Venya yang baru saja keluar dari kamar menatap bingung kearah Jordan yang tengah berbicara sendiri.

"Jo? Lo kenapa?." Tanya Venya kearah Jordan yang membuat pria itu gelagapan.

"Hah? Oh ngga papa." Jawab pria itu sambil sedikit tergagap. Jordan sejujurnya terkejut saat Venya tiba-tiba ada disana.

"Ngga jadi makan?." Ucap Venya yang bingung melihat Jordan malah duduk sambil melamun.

"Oh! Iya! Makan!." Jordan menepuk jidatnya pelan saat ia baru ingat apa tujuan awalnya untuk keluar dari kamar.

"Kamu sendiri mau ngapain ve?." Tanya Jordan yang kini sudah berjalan mendekati dapur.

"Mau makan lah." Jawab Venya sambil memeluk Jordan dari belakang membiarkan pria itu kesulitan bergerak karna nya.

"Jangan peluk dulu." Ucap Jordan sambil berusaha melepaskan pelukan milik Venya yang terasa lumayan kencang.

"mmhh!."

Jordan terkejut saat tiba-tiba Venya membalikkan tubuhnya dan mencium bibir nya dengan sedikit kasar.

"Kangen." Bisik  Venya yang membuat Jordan menggelengkan kepalanya, kasian bayinya harus kebanjiran kecebong wanita itu nanti.

"Yaudah." Jawab Venya pelan sambil menunduk kan kepalanya dan hal itu berhasil menarik simpati Jordan. Pria itu menghela nafas pelan kemudian mengambil makanannya setelah itu kembali berjalan ke sofa sambil menarik tangan Venya.

Venya menatap bingung ke arah Jordan yang menariknya untuk duduk di sofa, pria itu langsung menyuapi Venya hingga akhirnya makanan yang ada di piring itu habis.

Setelah itu Jordan menatap kearah Venya dengan pipi memerah, Venya bingung. Kenapa pria itu memerah?. Namun hal yang dilakukan Jordan selanjutnya membuat Venya menatap tak percaya kearah suaminya. Jordan membuka pakaian atas nya membiarkan Venya melihat tubuh bagian atas nya.

"Main di sini aja." Ucap Jordan sambil menunjuk ke bagian dada nya dengan senyum manis.

"Okey!." Balas Venya dengan semangat.

"ahh."

Jordan mendesah pelan saat lidah milik Venya menyapu dada nya. Rasa nya sudah lama sekali sejak terakhir kali dirinya diperlukan seperti ini oleh Venya.

"hnghh ahh ve." Jordan mengelus rambut Venya, membiarkan wanita itu menyusu di dada nya seperti seorang bayi yang kehausan. Pria itu tersenyum kecil sebelum akhirnya memukul pelan kepala Venya yang tiba-tiba mengigit nipple nya.

"Sakit!, Jangan digigit." Ucap Jordan yang membuat Venya terkekeh.

"Iya, maaf." Balas Venya sambil terkekeh pelan.

"Baby." Sapa Venya sambil mengelus perut Jordan. Gemas nya tubuh Jordan sekarang sudah lebih berisi daripada dulu padahal kandungan nya masih muda.

"Kamu cepet gede dong, biar aku bisa naninu sama mama." Jelas wanita itu sambil mengelus perut suaminya.

tbc

doakan supaya nanti malam ak berbaik hati dn up lagi.

make a baby || a femdom story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang