08

15K 849 17
                                    

Kurang dikit doang, gass saja lah.

Jordan meringis pelan saat merasakan perutnya yang terasa sakit, setelah dari kamar mandi dirinya sudah memakan roti yang di belikan oleh Andhika, tidak mungkin kan maag nya kambuh. Tangan miliknya bergerak mengelus perutnya yang tentunya langsung mendapatkan perhatian dari Andhika.

"Wih? Hamil lo?" Tanya pria itu kearah Jordan. Andhika termasuk ke jajaran orang yang mengetahui rahasia Jordan bahkan pria itulah yang mengenalkan Venya ke Jordan.

"Belom! Masih proses" jawab Jordan dengan suara memelan saat diakhir.

Jordan memilih untuk berjalan duluan meninggalkan Andhika di belakangnya dan segera masuk kedalam ruang pemotretan.

"Sudah siap?" Tanya Jordan kearah salah satu model yang menggunakan dress pernikahan. Model itu menganggukkan kepalanya dan berjalan bersama model pria yang menjadi pasangannya menuju tempat berbackground abu abu yang berada di tengah ruangan.

Selama pemotretan berlangsung Jordan hanya sesekali memberi arahan untuk pose dari kedua model tersebut. Hingga tiba-tiba diri nya merasakan seseorang berada di belakangnya.

"Sebentar" ucap Andhika sambil memberikan jas nya ke Jordan.

"Kamu ke toilet setelah itu langsung keruangan saya" ucap Andhika sambil berlalu dari ruangan pemotretan.

"Mana kameranya lo keruangan Pak Andhika aja, btw baju lo kenapa dah?" Tanya teman Jordan saat melihat pakaian Jordan.

"Kesirem kopi, yaudah gw keruangan nya pak Andhika dulu ya, semua saya izin keruangan milik pak Andhika sebentar" ucap Jordan sambil berjalan mundur menuju pintu.

Jordan menekuk bibir bawahnya saat melihat Andhika di depan pintu. Pria itu melipat tangannya kemudian menarik Jordan menuju keruangan nya.

"Pakai ini, untuk celana biar saya ambilkan milik saya" ucap Andhika sambil menyodorkan sebuah pembalut kearah Jordan. Jordan sebenarnya terkejut namun pria itu mengangguk mengiyakan apa yang di katakan Andhika dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di ruangan atasannya.

Saat di kamar mandi lagi-lagi bibir nya tertekuk saat mengingat kejadian kopi yang membuat tubuhnya bau kopi, tidak hanya tertekuk bahkan sekarang Jordan siap mengeluarkan air matanya.

"Bau kopi" ucap nya mencium aroma yang keluar dari tubuhnya. Sejujurnya sekarang Jordan sedang panik karna ini adalah pertama kalinya ia mengalami kejadian seperti ini. Kalian ingat kan bahwa pria itu baru bekerja disini satu bulan yang lalu.

"Hiks, bau kopi" Jordan kini mengeluarkan isakan, kaki nya ia hentak-hentakkan. Jordan bingung kenapa harus dirinya yang terkena kopi kenapa tidak Andhika?.

Tangan nya bergerak menelfon Venya untuk memberi tahu masalah kopi yang terjadi pada dirinya.

'halo? kenapa lo nelfon gw?' tanya suara dari seberang.

"Venyaa, hiks aku bau kopi" Ucap Jordan sambil berjongkok dan memegangi perutnya yang kini mulai terasa lebih sakit.

"Kok bisa?" Tanya Venya lagi, dirinya sebenarnya terkejut mendengar isakan dari Jordan tapi kini rasanya ia ingin tertawa saat Jordan mengatakan alasannya.

"Tadi ga sengaja kesiram, hiks kenapa harus aku? Kenapa ga Andhika aja yang kesiram kopi?" Ucap Jordan panjang yang berhasil membuat Venya menggaruk kepalanya di seberang sana.

"Aduh cintaku, maaf ya tiba tiba aku ada urusan penting, lanjut cerita di rumah ya" Jawab Venya berusaha kabur dari masalah perkopian.

Jordan yang di perlakukan seperti itu semakin sakit hati pada semua orang, pria itu menghapus air matanya dengan kasar dan langsung melakukan hal yang seharusnya dia lakukan sedari tadi tapi dirinya baru teringat sesuatu.

'tok tok'

Pintu kamar mandi di ketuk pelan oleh Andhika, pria itu sudah membawa celana yang menurut pas untuk Jordan.

"Ini celananya" ucap Andhika, Jordan membuka pintu kamar mandi kemudian melongok ke arah Andhika yang sedang membawa celana kain hitam.

"Pak saya pakai celana dalemnya siapa?, Kan punya saya udah kotor" Tanya Jordan yang membuat Andhika menghela nafas.

"Saya carikan milik saya dulu" Ucap Andhika yang dibalas anggukan dari Jordan.

Tak berselang lama pintu kamar mandi kembali diketuk, kini Andhika memberikan boxer hitam kearah Jordan.

"Setelah selesai langsung keluar" Lagi lagi Andhika bersuara dan Jordan mengangguk.

'jordan & venya'

17.51

"Halo dik, kantor lo udah jam pulang belom?" Tanya Venya kepada Andhika.

"Udah, mending lo cepetan kesini" Jawab Andhika, Venya menganggukkan kepalanya meskipun ia yakin Andhika tidak akan tau anggukannya.

"Yaudah, gw otw" ucap Venya langsung mematikan telepon sepihak.

Sedangkan disisi lain Andhika menggaruk kepalanya saat melihat Jordan tengah berguling guling di lantai ruangannya.

"Andhikaaa sakittt, tolongin" ucap Jordan sambil mengubah posisi menjadi berjongkok.

"Tolongin gimana?" Tanya Andhika kearah Jordan yang sedang berjongkok.

"Engga tau, pokoknya tolongin" Jawab Jordan pria itu merangkak menuju sofa kemudian mencari posisi yang paling nyaman.

"Sumpah dik, perut gw sakit banget. Mau nangis aja" ucap Jordan lagi, belum sempat pria itu menangis tiba-tiba pintu diketuk dan muncul lah Venya sang penyelamat hidup Jordan.

"Lama bener, tuh suami lo sakit perut"

Venya hanya mendengus mendengar perkataan 'selamat datang' dari Andhika, wanita itu lebih memilih melihat kearah Jordan yang menutup mata nya. Dirinya sedikit terkekeh melihat noda kopi di kemeja pria itu mungkin ini yang di maksud Jordan tadi siang.

"Jo, ayo pulang" ucap Venya sambil menusuk-nusuk pipi Jordan.

"Apasih ganggu banget, orang mau tidur juga" jawab Jordan, pria itu masih kesal dengan Venya karena masalah telefon tadi.

Venya yang di perlukan seperti itu oleh Jordan langsung kicep dan menengok kearah Jordan yang juga terlihat bingung.

"Lo ga pengen balik jo?" Tanya Venya yang dijawab anggukan oleh Jordan.

"Pengen" jawab Jordan sambil membuka matanya.

"Yaudah ayo" ucap Venya sembari membantu pria itu bangkit berdiri.

Sesampainya di rumah Jordan langsung masuk kedalam kamar tamu yang berada di lantai bawah, perutnya terlalu sakit untuk berjalan naik ke kamar miliknya dan Venya.

"Jordan, Lo lagi anu ya?" Tanya Venya sambil mengingat-ingat sebuah kata.

"Anu apa?"

"Yang keluar darah, apasih namanya. Perasaan tadi gw inget deh—–" jeda, —OHH, Lo lagi menstruasi ya?" Tanya Venya saat sudah ingat kata-kata yang ia ingin ucapkan.

"Kalo kaya gitu sakit ga sih Jo?" Venya lagi-lagi bertanya kearah Jordan yang kini sudah ada di pangkuannya. Jika kalian lupa Venya adalah seorang interseks [dari wanita ke pria] yang dari awal tidak mengalami haid.

"Tergantung, kadang sakit aja kadang sakit banget" jawab Jordan yang dijawab anggukan dari Venya.

"Disini ga ada pembalut, gw beliin dulu ya?" Ucap Venya yang sedikit membuat Jordan tersentuh.

"Ukuran 35 ya hehe" seru Jordan yang di balas kekehan dari wanita itu.

"Iya"

tbc, ini tbc krna sudah panjang pengen tak lanjutin tapi ternyata sudah 1000 kata xixixixi jdi berhenti dulu.

make a baby || a femdom story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang