20

8.6K 486 5
                                    

Mata sembab, hidung merah dan pipi berair, itu lah yang terjadi pada Jordan sekarang. Iya, masih gara-gara dipecat.

"Udahlah, nanti kalo lo udah lahiran kerja lagi." Ucap Andhika sambil mengelus rambut Jordan, pria itu berusaha memberi pengertian kepada Jordan.

Tadi dirinya diberi kabar oleh Venya bahwa Jordan menangis lagi karena dipecat, wanita itu sudah benar-benar kewalahan karna Jordan tidak berhenti menangis.

"Udah ya? Kasian bayi nya, tuh kasian Venya juga." Sambung Andhika menatap Jordan kemudian menatap Venya yang berada di samping suaminya.

Mendengar nama Venya disebut, Jordan menoleh kesamping kearah wanita itu yang kini tengah menatap khawatir kearah dirinya.

"Uhm—–ve, maaf." Ucap Jordan menunduk, dirinya merasa kasihan kepada Venya yang terlihat frustasi karena dirinya.

"Sstt, ngga apa-apa. Jangan nangis lagi ya?." Ucap Venya sambil mengelus rambut Jordan yang sudah mulai panjang membuat pria itu merasa nyaman berada di dekapan Venya.

"Maaf."

Mendengar hal itu Venya hanya menganggukkan kepalanya membiarkan pria itu naik ke pahanya kemudian menyamankan diri disana.

Melihat hal itu Andhika tersenyum kearah Venya, sebelum akhirnya melambaikan tangannya sebagai bentuk pamit kepada sang nyonya rumah.

"Jo, ngantuk ngga?." Tanya Venya kearah Jordan yang sedang memeluknya.

Pria itu menganggukkan kepalanya namun sedetik kemudian menggelengkan kepalanya dan hal itu memancing kekehan Venya. Lucunya suaminya itu.

"Jadi ngantuk apa engga?." Tanya Venya sekali lagi, kini pria itu menggelengkan kepalanya. Dirinya mengantuk tapi perutnya lapar.

"Laper? Mau makan? Nasi nya tadi udah nyampe, lo mau?."

Mendengar hal itu Jordan menganggukkan kepalanya, Jordan sebenarnya baru menyadari bahwa menangis ternyata menguras tenaga juga.

"Yaudah? Ayo makan, kenapa diem aja?." Tanya Venya yang membuat Jordan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggang Venya.

"Gendong." Ucap Jordan dengan suara pelan.

Venya lagi-lagi terkekeh pelan, Jordan adalah tipe orang yang jarang bertingkah manja. Jadi menurut nya kesempatan yang kali ini adalah hal yang bagus.

Wanita itu berjalan sambil menepuk-nepuk pantat Jordan yang tengah menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Venya.

"Nih makan, makan sendiri atau disuapin?." Tanya Venya lagi, Jordan diam sejenak seolah berfikir sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Venya.

"Mau disuap." Ucap Jordan yang hanya dibalas anggukan oleh Venya, wanita itu mendudukkan diri nya. Membuka bungkusan Nasi goreng kemudian mulai menyuapkan nya ke Jordan.

"Uhuk—pwelan-pwelan." Ucap Jordan, pria itu tersedak karna Venya menyuapinya tanpa memberikan waktu bagi nya untuk mengunyah.

"Iyaa, maap." Jawab Venya sambil tersenyum kikuk dan memberikan air minum ke Jordan.

'jordan & venya'

"Aku kerja dulu ya?." Pamit Venya kearah Jordan yang tengah menatapnya sambil memakan setoples cookies sebelum akhirnya menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan pekarangan rumah mereka.

Pipi Jordan memerah saat mendengar penggunaan kata aku yang keluar dari mulut Venya, ini pertama kalinya Venya menggunakan kata-kata itu kepadanya.

"Apasih Jo?! Masa gitu doang salting?!." Ucap Jordan pada dirinya sendiri sambil menampar pipi nya dengan kencang.

Ia tidak tau mengapa pipi nya bisa merona hanya karna venya yang menggunakan kata aku, apakah ini karna dirinya sedang hamil? Atau karna dirinya memang mudah salah tingkah?.

"Huek—"

Jordan berlari mendekati wastafel yang berada di dekat taman, pria itu benar-benar mengeluarkan semua isi perut nya.

"Ugh."

Jordan mencuci mulut nya yang terasa tidak enak, rasanya ia ingin memeluk Venya tapi mana mungkin ia menelfon wanita yang bahkan baru saja berangkat bekerja.

"Hiks, Cengeng banget sih." Ucap Jordan pada dirinya sendiri saat air matanya mulai turun. Tangannya mengusap air matanya yang terus turun.

Isakkan mulai keluar dari bibir kecil milik Jordan, sebenarnya pria itu tidak ingin menangis tapi air mata seolah terus turun dari mata indahnya.

"Loh? Jordan? Sayang nya mama? Kenapa nangis?."

Jordan menoleh kesamping dan menemukan ibu dan ayahnya tengah menatapnya dengan pandangan khawatir.

"Mama? Hiks." Jordan memeluk tubuh ibunya yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

"Hei? Kenapa?." Kini giliran Ayah Jordan yang bertanya kearah anaknya yang sedang berada di pelukan ibunya.

"Hiks, aku cengeng ya mah?." Tanya Jordan kearah ibunya yang tentu saja dijawab gelengan oleh wanita ibunya.

"Engga kok, yuk masuk ya? Cuacanya lagi dingin, ngga baik buat orang hamil." Jawab Ibu Jordan sambil menuntun anaknya agar masuk kedalam rumah.

"Coba cerita, ada apa?." Ucap ibu Jordan saat mereka sudah duduk di ruang tamu.

"Ngga papa, cuma kangen Venya aja." Jelas Jordan yang membuat kedua orang tuanya terkekeh, mereka berdua benar-benar terkejut bahwa itu adalah alasan Jordan menangis.

"Aku cengeng banget ya?."

Lagi-lagi ibu Jordan menggelengkan kepalanya, bukan kah itu wajar bagi seorang yang sedang hamil?.

"Itu wajar kok, mending sekarang kamu sarapan ya? Mama bawa makanan kesukaan kamu." Ucap ibu Jordan yang diangguki oleh pria itu.

tbc nggih.

kayanya aku kebanyakan ngomongin renjun AHAHAHAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kayanya aku kebanyakan ngomongin renjun AHAHAHAH.

make a baby || a femdom story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang