PVSG - 28

14 3 0
                                    

Di kantor polisi, ruangan Zega.

Gitta menunduk dalam di depan Zega yang terlihat marah. "Apa saja yang kau katakan pada tua bangka itu?"

"Kak Zee, aku hanya menjawab semua yang dia tanyakan. Dia sangat mengkhawatirkanmu," ucap Gitta membela diri.

"Ya... tapi jangan libatkan dia," gerutu Zega.

Gitta menatap sendu. "Dia mencemaskanmu, Kak Zee. Aku iri padamu. Ada banyak orang yang mengkhawatirkanmu, tapi tidak ada satu pun yang peduli padaku. Meskipun aku mati, tidak ada yang peduli."

Zega merasa bersalah. "Maafkan aku."

"Tidak, aku hanya mengatakan yang sebenarnya."

Zega mengulurkan tangannya. "Kemarilah."

Gitta menghampiri Zega. Gadis itu mengusap rambut Zega. "Kami semua keluargamu. Semua orang mencemaskanmu. Jangan merasa sendirian."

Sementara itu, Gunawan dan yang lainnya sedang berada di meja masing-masing. Mereka tampak sibuk. Gitta keluar dari ruangan Zega dan kembali ke mejanya.

Bayu menghampirinya. "Apa Senior Zega memarahimu?"

Gitta menggeleng. "Dia hanya kesal karena ayahnya datang ke lokasi setelah aku hubungi."

"Kenapa harus kesal? Bukankah seharusnya dia senang, karena ayahnya datang menolong?" Andy menimpali.

"Entahlah." Gitta tidak ingin mengatakan masalah keluarga Zega.

Tiba-tiba Herdian datang. Para polisi segera berdiri dan memberi hormat. Herdian mengangguk kemudian memasuki ruangan Zega. Para polisi tidak mengalihkan pandangan dari ruangan Zega.

"Masih agak pagi, tapi Pak Herdian sudah datang. Ada apa, ya?" Gumam Gunawan.

Arghi menimpali, "Kudengar Senior Zee mau direkomendasikan."

Mendengar ucapan Arghi, mereka terkejut.

"Benarkah? Tapi, Senior Zega tidak pernah bercerita pada kita," ucap Gitta.

"Bahkan katanya ARN dan BIN juga ingin merekrutnya," kata Marla.

"Apakah Senior Zega akan meninggalkan kita?" Tanya Andy dengan ekspresi sedih.

Mereka menghela napas berat.

"Setelah Pak Ferdad menghilang, kita berharap bisa memiliki atasan yang bisa mengerti perasaan kita. Datanglah Senior Zega. Jika dia pergi juga, siapa yang akan menggantikannya. Apakah dia bisa lebih baik dari Pak Ferdad dan Senior Zega?" Kata Bayu.

Ucapannya membuat yang lain merasa sedih.

"Seharusnya kita mendukungnya. Bukankah bagus baginya jika dia direkomendasikan untuk jabatan yang lebih tinggi," ucap Gunawan. "Selain itu, pergantian atasan memang sudah terbiasa terjadi di sebuah lembaga, kan?"

"Senior Gunawan tidak tampak sedih sama sekali," ujar Andy.

"Untuk apa sedih? Senior Zega paling hanya pindah kantor, bukan pindah negara. Kita masih bisa menemuinya," kata Gunawan.

Herdian keluar dari ruangan Zega. Para polisi segera kembali bekerja. Ternyata tidak hanya Herdian, Zega juga menyusulnya.

"Aku ke luar sebentar," kata Zega.

Gunawan dan yang lainnya mengangguk. Mereka menatap punggung Zega yang kemudian menghilang di balik pintu.

Zega tidak kembali setelah 3 hari dia pergi bersama Herdian waktu itu. Hal tersebut membuat Gunawan dan yang lainnya panik.

"Jangan-jangan... Senior Zega dibawa pemerintah dan dihukum karena telah menangkap Rismawan," kata Andy.

Perkataan Andy membuat yang lainnya khawatir.

"Itu tidak mungkin. Jika iya, pemerintah pasti sudah sakit," gerutu Gunawan.

"Bagaimana ini? Apa kita akan mencaritahunya?" Tanya Marla.

Mereka menoleh pada Gitta. Merasa kebingungan, Gitta bertanya, "Kenapa melihat padaku?"

ⓞⓞⓞ

Bagi yang penasaran dengan cerita tentang Ferdad, kalian bisa cari novel karya Ucu Irna Marhamah yang berjudul "POLICE VS ASSASSIN". Ceritanya lengkap dan ada penjelasan ke mana Ferdad pergi.

11.44 | 25 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang