PVSG - 30

27 2 0
                                    

Setelah mendengar kabar kalau Zega akan naik jabatan, tim Zega tampak bekerja dengan ekspresi sedih.

"Kenapa Senior Zega tidak bilang saja pada kita kalau dia akan direkomendasikan? Kenapa dia pergi begitu saja?" Gumam Bayu.

"Mungkin dia tidak enak pada kita," ucap Arghi.

"Tidak enak apanya?" Gerutu Bayu.

Terdengar suara langkah kaki memasuki ruangan. Pandangan mereka tertuju pada seseorang yang berdiri di depan pintu, ternyata Zega.

"Senior Zega!" Mereka berlari menghampiri Zega seperti anak kecil.

"Stop!" Ucap Zega.

Mereka pun berhenti.

"Kalian kenapa tiba-tiba begini?" Gerutu Zega.

"Senior bilang hanya akan pergi sebentar, tapi setelah 1 minggu baru kembali," gerutu Andy.

"Senior Zega kenapa tidak bilang kalau Senior akan direkomendasikan," ucap Bayu.

"Aku memang akan direkomendasikan... tadinya. Tapi, aku menolak," ujar Zega.

"Kak Zega menolaknya?" Tanya Gitta.

"Pasti karena Senior tidak ingin meninggalkan kita, kan?" Tanya Bayu dengan percaya dirinya.

"Aku tidak mau menduduki jabatan yang lebih tinggi dari sekarang. Aku takut aku tidak bisa mengendalikan diri dan menjadi polisi yang tidak baik yang merugikan banyak orang. Terkadang seseorang berusaha meraih jabatan yang lebih tinggi, tapi setelah kau mencapainya, justru jabatanmu yang membuatmu terjerumus," ucap Zega.

Mendengar ucapan Zega, mereka menjadi terharu.

"Aku minta maaf karena tidak mengabari kalian, karena aku juga dipaksa Pak Herdian ke sana kemari untuk ikut dalam acara makan malam," kata Zega.

Marla tersenyum. "Tidak apa-apa, kami senang Senior Zega kembali."

Zega juga tersenyum.

Gitta menaiki motor sport hitamnya. Dia melihat motor sport milik Zega masih terparkir di depan. Gitta pun melajukan motornya meninggalkan kantor polisi.

Dia pulang ke rumah.

Gitta hidup sebatang kara setelah ibunya meninggal dibunuh oleh ayahnya sendiri yang sekarang kabur entah ke mana. Ibunya adalah putri tunggal keluarga San Reino. Tapi, itu dulu sebelum mengenal ayahnya.

San Reino memutuskan hubungan dengan anaknya, yaitu ibunya Gitta setelah memilih menikah dengan pria miskin dan pengangguran yang tak lain ayahnya Gitta.

Ayahnya Gitta mendekati ibunya karena ingin memeras harta San Reino, tapi karena San Reino memutuskan hubungan dengan putri satu-satunya, mereka hidup dalam kemiskinan. Tentu saja, karena San Reino mencabut semua fasilitas yang dimiliki ibunya Gitta termasuk kartu ATM-nya.

Gitta sekarang hidup sendirian dengan tinggal di rumah mendiang ibunya.

Lebih lengkapnya baca cerita H-12 : CATCH. Semuanya membahas tentang Gitta.

Keesokan harinya, Gitta bangun dan menyiram bunga di halaman. Dia melihat gadis seumurannya yang rumahnya bertetanggaan di seberang jalan sedang menyiram bunga juga.

Gadis itu melambaikan tangannya pada Gitta sambil tersenyum. Gitta juga melambaikan tangannya.

"Kakak, aku berangkat sekolah." Dua orang anak keluar dari rumah dengan berseragam SD. Mereka berpamitan pada gadis itu.

Mereka tersenyum sambil mengangguk santun pada Gitta. "Selamat pagi, Kak Polisi."

Gitta juga mengangguk. "Selamat pagi."

Saat Gitta menoleh ke tempat berdirinya gadis itu, ternyata dia sudah tidak ada. Saat berbalik, Gitta terlonjak kaget karena gadis itu sudah berada di depannya.

"Malam ini kami akan mengadakan acara makan malam untuk merayakan anniversary orang tua kami. Kau datang, ya," minta gadis itu.

Gitta tersenyum. "Aku tidak bisa janji, karena aku ada piket malam."

Gadis itu tampak sedih.

ⓞⓞⓞ

16.46 | 25 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang