PVSG - 29

20 3 0
                                    

Gunawan sedang video call dengan Ferdad. Yang lainnya juga melihat ke layar laptop di mana Ferdad tampak duduk.

"Pak, biasanya kalau atasan mendapat penghargaan setelah memecahkan kasus besar, apa yang terjadi?" Tanya Gunawan.

Di layar terlihat Ferdad sedang berpikir. "Biasanya akan direkomendasikan atau dimutasi ke tempat lain yang lebih banyak tindak kriminalnya."

Mendengar jawaban Ferdad, mereka terkejut.

"Tapi, Senior... maksudku, tapi, Pak... apa dia hanya akan direkomendasikan atau dimutasi sendiri? Apa anggotanya tidak ikut?" Tanya Gitta khawatir.

"Setelah aku mendengar berita tentang atasan kalian di Youtube, sepertinya dia akan direkomendasikan ke jabatan yang satu tingkat lebih tinggi dari sekarang," jawab Ferdad.

Gitta menghela napas lega.

Terlihat Gynevra duduk di samping Ferdad sambil menggendong bayi. Melihat itu, mereka menjadi gemas.

"Clevara, Clevara." Gunawan dan yang lainnya memanggil anak Ferdad itu.

"Gynevra bagaimana kabarmu?" Tanya Marla.

"Aku baik, bagaimana kabar kalian?" Jawab Gynevra lalu balik bertanya.

"Kami baik-baik saja setelah tawuran dengan pemerintah," canda Arghi.

"Syukurlah, kalian memang selalu sibuk. Tampaknya ada anggota baru," ucap Gynevra.

Marla menepuk bahu Gitta. Gadis itu tersenyum santun, "Halo, Kak."

"Halo, apa para Senior-mu mengganggumu?" Tanya Gynevra.

Gitta tersenyum kaku. "Tidak, mereka sangat baik."

"Jika mereka aneh-aneh jitak saja," timpal Ferdad.

Gitta terkekeh kecil.

"Kami tidak pernah membuat junior kami merasa terbebani," kata Gunawan.

Bayu dan Andy menghela napas berat mendengar perkataan Gunawan yang tidak ada benarnya sama sekali.

Setelah mengakhiri video call, tampaknya mereka belum mendapatkan jawaban yang meyakinkan.

"Pak Ferdad bilang, Senior Zega hanya akan direkomendasikan, tapi kenapa Pak Ferdad sendiri direkomendasikannya ke Rusia?" Tanya Gitta dengan polosnya.

Bayu dan Arghi saling pandang mendengar pertanyaan Gitta.

"Darimana kau tahu kalau Pak Ferdad di Rusia?" Tanya Gunawan.

"Aku mendengar siaran TV saat kita video call barusan. Dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Rusia," jawab Gitta.

"Memangnya kau tidak tahu beritanya?" Tanya Gunawan.

Gitta tampak berpikir. "Berita apa?"

"Kau tidak diberitahu saat 2 tahun yang lalu datang dan bekerja di sini?" Tanya Arghi.

Gitta menggeleng.

"Dua tahun yang lalu kau kemana? Padahal beritanya disebarkan di kantor berita San," tanya Marla.

"Dua tahun lalu aku masih di akademi kepolisian. Aku tidak diperbolehkan memegang HP dan di asrama tidak ada TV," kata Gitta.

"Benar juga, ya." Gunawan tampak berpikir. "Waktu itu telah terjadi sesuatu yang membuat Pak Ferdad harus pergi ke Moskow. Aku harap kau merahasiakannya."

Gitta mengangguk mengerti.

"Gitta, coba kau telepon Pak Herdian dan tanyakan langsung padanya," ujar Bayu.

"Kenapa harus aku?" Gerutu Gitta.

Marla memegang kedua lengan Gitta. "Aku melihat potensi di wajahmu. Sepertinya kau sama seperti Senior Zega yang suka mengancam. Cobalah kau ancam sedikit Pak  Herdian agar kita tahu apa yang terjadi dengan Senior Zega."

"Tapi...." Gitta melihat para seniornya yang menunjukkan puppy eyes. "Ah, baiklah."

Gitta menelepon Herdian dengan nomor pribadinya.

"Ada apa, Gitta?" Tanya Herdian dari seberang sana.

"Aku hanya ingin sedikit bertanya," kata Gitta ragu.

"Tanyakanlah," ucap Herdian.

"Kami khawatir, karena Kak Zega tidak kembali ke kantor. Kami juga tidak berani mendatangi apartemennya. Jadi, apa dia baik-baik saja?"

"Oh, aku lupa memberitahu kalian, kalau Zega sedang rapat mengenai kenaikan jabatan."

"Apa?!"

ⓞⓞⓞ

16.08 | 25 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang