PROLOGUE

73 7 0
                                    

Pria tampan berjas hitam itu berdiri di antara pria lain di ruangan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pria tampan berjas hitam itu berdiri di antara pria lain di ruangan itu. Dia mengepalkan tangannya.

"Bos Gerrel, kami akan segera mencari informasi tentang mereka," kata salah seorang anak buah pria yang bernama Gerrel itu.

Gerrel mengangguk. "Lakukan dengan cepat, Jay. Aku benci menunggu."

"Baik, Bos!" Jawab Jay. Para pria itu pergi dari ruangan tersebut meninggalkan Bos mereka.

"Orang-orang brengsek itu," geram Gerrel.

Sementara itu, tampak seorang polisi wanita sedang meminum kopi di ruangannya sambil menonton berita pagi di TV. Dari tanda pengenalnya tertera nama Yerisca Zega.

"Seorang wanita bernama Gisca yang menjadi buronan polisi karena menyerang pejabat tinggi negara menghilang saat polisi menggeledah kediamannya," ucap Reporter di TV.

Zega tampak serius melihat ke layar.

"Dari CCTV terlihat kalau Gisca menerobos masuk dan menyerang para pejabat penting yang sedang mengadakan rapat. Wanita itu membawa pistol dan menembak dua kali ke sembarangan arah. Beruntung tidak ada satu pun yang terluka dalam kejadian tersebut." Di layar terlihat rekaman CCTV disiarkan di mana ada wanita berambut panjang memakai masker menodongkan pistolnya para para pejabat yang panik di dalam ruangan itu.

Zega mengerutkan keningnya melihat salah seorang dari para pejabat itu yang tampak santai duduk tanpa memperdulikan situasi yang berbahaya itu. Wanita bermasker itu menodongkan pistolnya pada pria itu. Rekaman kembali beralih pada reporter berita.

"Wanita itu bisa menyelinap masuk ke gedung pemerintahan, diduga dia adalah seorang anggota intelegen yang menjadi mata-mata ganda untuk pihak tertentu," ujar reporter.

Zega melipat kedua tangannya di depan dada. "Apa reporter itu berniat memojokkan pihak intel? Berani sekali dia. Jika badan intel melihat berita ini, pasti mereka akan menuntutmu. Identitas anggota intel tidak bisa dibocorkan begitu saja."

Rekaman beralih ke tempat tinggal Gisca. Di mana para polisi sedang menggeledah rumahnya. Perhatian Zega teralihkan pada salah seorang polisi yang sedang melakukan penggeledahan itu.

"Febrian Galih? Dia polisi yang waktu itu menemuiku di restoran dengan pria dari keluarga Gunindra? Oh, dia yang bertugas menyelidiki kasus ini rupanya," ucap Zega.

Tiba-tiba terdengar suara pintu ruangan diketuk. Zega menoleh pada pintu yang setengah terbuka itu, ternyata Gitta bersama Herdian.

Zega berdiri kemudian memberikan hormat pada Herdian. Mereka pun duduk berhadapan dan berbicara.

"Aku yakin kau sudah dengar berita mengenai anggota ARN yang menyerang pejabat," ucap Herdian.

"Apa sudah dipastikan jika wanita bernama Gisca itu anggota ARN?" Tanya Zega.

Herdian mengangguk. "Polisi dari divisi kriminal yang bertugas menginvestigasi kasus ini. Tapi, aku sudah mengajukan permohonan pada atasanku untuk mengikutsertakan timmu dalam penyelidikan ini. Saat ini semua polisi dari berbagai divisi sama-sama mencari wanita itu."

"Tapi, kenapa seorang anggota ARN menyerang pemerintah? Itu seperti menusuk keluarga sendiri," tanya Zega.

"Tidak ada yang tahu apa motifnya, tapi sejauh ini diperkirakan jika wanita buron itu menjadi mata-mata ganda untuk para saingan pejabat yang dia serang agar mengakhiri kedudukannya," ucap Herdian.

Zega mencerna ucapan Herdian.

"Kita tidak akan mengerti dengan cara berpikir orang-orang di pemerintahan. Sekarang siapkan timmu," suruh Herdian.

"Baik, Pak!"

ⓞⓞⓞ

Bagi yang belum kenal Zega dan Gitta bisa dicek di novel "H-07", "H-12 : CATCH", dan "THE PENANCE 2 : PREGNANT".

19.08 | 25 April 2021
By Ucu Irna Marhamah

POLICE VS GANGSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang