Chapter 007: Curious Lady in A Supermarket
Pagi itu, Liam dikejutkan dengan keberadaan Kim yang berdiri di depan kelas Sosiologinya. Liam tidak yakin sedang apa gadis itu disana, namun ketika tatapannya tertuju pada Liam, cowok itu tahu gadis itu ingin menemuinya.
"Liam, gue mau ngomong sesuatu deh," kata Kim menyerbu, sedikit membuat Liam tersentak.
"Apa?" tanya Liam dengan alis berkerut.
"Tapi abis ini lo jangan ngomong ke siapa-siapa ya," ujar Kim dengan gelisah. "Please."
Hah. Kelihatannya serius sekali. Liam jadi ragu untuk mendengarkan, meskipun akhirnya ia mengangguk juga.
"Gue bukannya mau jadi tukang ngadu yang mulutnya ember," kata Kim sambil melirik ke sekelilingnya dengan waspada. "Tapi... tadi Natalia nyamperin gue."
Alis Liam bertaut. "Nyamperin kenapa?"
Di dalam hatinya, Liam tahu pasti pacarnya itu membuat masalah. Oh, memang bukan hal baru kalau Natalia suka mencari ribut dengan seseorang. Tapi dengan Kim? Mereka bahkan mungkin tak kenal satu sama lain (setidaknya setahu Liam begitu), dan Kim kelihatannya adalah tipe gadis yang mengalah jika berada dalam sebuah pertengkaran.
Dan kalau mereka benar-benar bertengkar, Liam yakin dia tidak akan bisa menebak apa penyebabnya.
"Gue ga boleh deket-deket sama lo. Gue dibilang gatel," jelas Kim sambil mengusap dahinya.
Liam semakin mengerutkan keningnya, dan untuk sesaat suasana diantara mereka hening. Yang terdengar hanya suara sepatu bersentuhan dengan lantai yang ditimbulkan oleh anak-anak yang berlalu-lalang.
"Gue udah jelasin kalo kita satu kelompok, Li, tapi dianya maksa katanya gue nyari-nyari kesempatan," sambung Kim lagi. "Please, jangan tersinggung, tapi dia nyeremin banget tadi."
Liam meneguk ludahnya lalu menatap gadis itu. "Trus... dia maunya kita gimana?"
"Nggak tau," Kim menggeleng pasrah lalu memijat keningnya pelan. "Gue udah minta maaf tapi dia masih kayak gitu."
Liam terdiam lalu menatap sepatunya dengan ragu. Liam selalu berharap Natalia memiliki sifat pencemburu daridulu, namun jika seperti ini masalahnya, Liam menarik kembali harapannya. Ia menghela nafas, lalu kembali melirik Kim.
"Sorry, ya, Kim. Natalia biasanya nggak kaya gini," kata Liam sambil memainkan jarinya. "Biasanya dia bodo amat sama gue."
Kim menghela nafas lalu mengendikkan bahu. "Ya gue maklum sih. Namanya juga cewek, suka nggak ketebak."
Liam tersenyum tipis, seolah ia menyetujui perkataan Kim tadi, namun sejujurnya tidak. Kalau Natalia memang susah ditebak, Liam tidak akan mungkin bertahan dengan gadis keras kepala itu selama hampir 2 tahun.
"Ada lagi nggak selain tadi? Biar gue enak ngomongnya ke Natalia," ujar Liam dengan sedikit berbisik karena gerombolan teman-teman tim basket Natalia lewat.
Kim melirik jam tangannya, lalu menggeleng. "Itu aja, sih. Gue ke kelas dulu, ya. Thanks."
+
louis: beli makanan jangan lupa. gue dateng udah siap y
Satu SMS dari Louis itu berhasil membuat Liam mendengus. Hari ini mereka memang akan nobar Juventus vs Barcelona, dan Liam kebagian jadi tuan rumahnya. Dengan satu gerakan cepat, Liam mengambil kunci motornya dan pamit untuk ke supermarket; sekalian menjemput Natalia.
"Jangan sore-sore pulangnya, ya," sahut Ibunya dari ruang TV.
Liam mendengus penuh protes sambil memakai jaketnya. "Ke supermarket sama jemput Nat doang, Mi, emangnya berapa lama sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
julia ft. liam james p
FanfictionAda satu hal yang selalu membuat Liam heran; kenapa orang-orang bisa bertahan ketika pasangan mereka berubah? // Genre : FanFiction & Mystery // [ Copyright © 28thOfJuly 2015 ]