005

3.7K 716 362
                                        

Chapter 005: Free Food? Free Food.


Hari itu Liam diantar menggunakan mobil Jeep super macho milik Ibunya (aneh? memang). Liam terus-terusan mengumpat dalam hati karena, ayolah, anak cowok mana yang diantar ke sekolah oleh ibunya? Apalagi Liam cukup terkenal di angkatannya; itu bisa membuat reputasinya buruk.

"Stop, Mi, stooop. Udah sampe sini aja," kata Liam sambil memukul-mukul dashboard dengan grogi.

"Loh kenapa? Disini kejauhan, sampe depan gerbang aja ya," ucap wanita yang duduk di kursi pengemudi itu.

"Pelanin gasnya, pelanin!" Liam menatap Ibunya dengan tatapan memaksa. "Ga mau. Aku mau turun sekarang."

"Itu gerbangnya sedikit lagi disana, Liam. Berisik kamu," Maminya itu menggerutu namun ia memelankan laju mobilnya juga.

"Ah tau ah," Liam mendengus, membuka pintunya dan meloncat keluar.

Dalam keadaan mobil masih berjalan.

Dan mendarat dengan posisi nyaris terjungkal ke depan.

"LIAM!!!" terdengar jeritan Maminya dari dalam mobil sementara Liam hanya nyengir.

Tanpa pamit sama sekali, cowok itu segera bangkit dan merapikan seragamnya lalu berlari ke gerbang sekolah. Ia bahkan tidak mempedulikan suara klakson yang bunyi berkali-kali dari mobil Ibunya itu.

Dengan terburu-buru, Liam pun langsung menuju kelas Geografi dan segera duduk di sebelah Louis; teman duduknya selama ini.

"Kenapa?" tanya Louis begitu Liam menghela nafas dengan sebal.

"Biasalah, mami gue," kata Liam sambil mengendikkan bahu.

Louis tertawa lalu kembali menatap komik Detektif Conan yang tadi sedang ia baca. Bukan hal aneh mendengar Liam mengeluh tentang Maminya setiap pagi. Apalagi Louis sudah sering bertemu wanita yang sering jadi bahan ejekkan Liam itu; jadi ia mengerti betapa menyebalkannya punya ibu super bawel dan over-protektif.

"Oh iya," tiba-tiba Louis menggumam, meletakkan komiknya di meja. "Kita nobar Juventus nggak?"

"Iya, di rumah gue," kata Liam lalu bersandar di kursinya.

Louis hanya mengangguk lalu suasana kembali hening. Beberapa saat kemudian, ponsel Liam bergetar, menandakan ada SMS masuk.

"Operator," gumam Louis dengan senyuman melecehkan.

"Diem lo," Liam menggerutu lalu mengambil ponselnya dari saku celana.

"Siapa lagi? Natalia? Mana mungk--"

"Eh bentar!" Liam memekik, menatap layar ponselnya lalu matanya beralih ke Louis. "Ini Natalia. Ini Natalia. Liat!"

Louis mengernyitkan dahinya lalu melirik layar ponsel Liam yang sedang ditunjukkan padanya.

Udah sarapan? xx

Louis nyengir tipis lalu menatap Liam yang terlihat senang. Cowok itu memang selalu jadi saksi tentang bagaimana cara pacaran Liam dan Natalia tidak romantis sama sekali. Dan melihat Natalia mengiriminya SMS pagi itu adalah hal baru.

"Kalo kamu belum sarapan, aku bawa sushi lebih. Kali aja kamu mau," Liam membaca kalimat dari ponselnya dengan pelan, lalu menatap Louis sambil nyengir. "Ini termasuk bawain gue bekel ngga? Termasuk, kan?"

"Bodo amat," Louis mencibir lalu mengangkat komiknya tinggi-tinggi hingga menutupi wajahnya.

"Termasuk lah," kata Liam menjawab pertanyaannya sendiri. 

julia ft. liam james pTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang