014

3.1K 649 338
                                        

Chapter 014:  You Wish She'd Wake Up With Amnesia 


"Louis?" 

Louis. Louis.

L o u i s. 

Diantara semua orang di ruangan itu, Natalia memutuskan untuk menyebut nama Louis, bukannya Liam.

Liam ingin mengatakan sesuatu, namun Natalia kini mengomel, "Ngapain lo disini?!" 

"Lah!" Louis mendesis tak terima. Ia menatap Liam, membuat gadis itu mengikuti arah pandangnya.

Kini tampaknya gadis itu baru sadar bahwa tidak hanya Louis yang ada di ruangan itu. Ketika matanya bertemu Liam, cowok itu mengharapkan gadis itu untuk berbinar-binar atau semacamnya, tapi Liam salah besar.

Salah besar. 

"Liam kamu ngapain disini?" tanya gadis itu dengan kening berkerut, lalu ia duduk di ranjang dan menatap semua orang. 

Gadis itu menatap Elize dan Pauline dengan tampang bingung, sebelum akhirnya menatap Liam lagi dengan penuh pertanyaan. 

Liam berdeham. "Perasaan kamu gimana, Nat?"

Mendengar Liam berkata begitu, gadis itu langsung meraih kepalanya yang memang terasa pusing. Ia bahkan bisa saja muntah disana jika ia mau. Gadis itu menatap kasur yang ia dudukki sekarang dan membelalak begitu menyadari ini adalah kamar Liam. 

Gadis itu mendongak dan menatap semua orang di ruangan itu. "Pusing," ujarnya pelan.

"Selain pusing?" tanya Elize dengan suara pelan.

Gadis itu menggeleng tidak yakin. "Kaya abis baru bangun tidur." 

Elize dan Liam bertatap-tatapan sebentar, sebelum akhirnya wanita itu menyuruh Louis untuk mengambilkan minum untuk gadis itu. Ketika Louis kembali, Elize segera menyuruh Natalia untuk meneguk airnya sampai habis.

Setelah gadis itu selesai menenggak minumannya, ia mendongak. "Kalian yang bawa gue kesini?" 

Liam mengerutkan dahinya lalu melirik Louis dengan bingung. Lalu ia mengarahkan pandangannya pada Elize dan Pauline, dan mereka pun sama bingungnya dengan Liam.

"Bawa apa?" tanya Liam pelan.

 Gadis itu menatap Liam cemas, sebelum akhirnya Elize bersuara, "Apa yang terakhir kamu ingat?" 

"Um," Natalia menggumam sambil berpikir keras. "Terakhir kali saya ingat, saya jatuh di kamar mandi. Kepala saya kena wastafel." 

Hening. 

"Julia ga bohong," kata Louis menghancurkan suasana hening itu. 

Liam terdiam kaku di tempatnya sambil berusaha mengontrol dirinya agar tidak terjatuh lemas. Ternyata benar, Natalia pernah mati. Dan Julia tidak pernah bermaksud untuk merasuki gadis itu. Ia hanya menggunakan kesempatan saja.

Liam merasakan perutnya mual.

"Julia?" Natalia menatap Louis dengan alis berkerut. "Julia siapa?" 

"Um, udah sore," Elize memotong perkataan gadis itu sambil tersenyum menatapnya, lalu menatap Liam. "Saya pulang dulu."

Elize mengambil barang-barangnya lalu berjalan keluar pintu, diikuti Liam yang mengantarkannya sampai pekarangan rumah. Elize membuka pintu mobilnya lalu menatap Liam seolah menunggu cowok itu untuk mengatakan sesuatu.

"Makasih, ya, Tante," kata Liam pelan sambil tersenyum. "Kapan-kapan saya traktir sebagai bayarannya." 

Elize terkekeh pelan. "Jangan kaku. Anggap ini membantu sesama teman, oke?" 

julia ft. liam james pTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang