013

3.2K 653 620
                                    

 Chapter 013: Exorcism... Not Really 

 

*chick flicks = film tentang drama cewek, biasanya terkesan 'mengada-ada' atau endingnya selalu happy dan gampang ketebak. (contoh: mean girls, the princess diaries, legally blonde). 


Seluruh orang di ruangan itu terkesiap, termasuk Liam. Tidak, tidak. Apalagi Liam. Pandangan seluruh orang yang kini menatapnya membuat cowok itu semakin gugup dan kakinya terasa lemas. 

Pacarnya telah mati, dan ia tidak tahu kapan. Kenapa. Dimana. Dan oleh apa

"Jangan kaget," ujar Elize pada Liam dan teman-temannya. "Julia nggak akan bisa masuk ke tubuh Natalia seenaknya, kecuali dia memang sudah tidak bernyawa."

"Tapi... meninggal kenapa?" Liam bertanya entah pada siapa.

Julia tampak memutar bola matanya malas. Ia mengedarkan pandangannya ke ruangan Liam, melihat-lihat, sebelum akhirnya menatap Elize lagi. 

"Mungkin jatuh tergelincir," ujar Julia lalu mengendikkan bahu. "Kondisi kamar mandi lagi basah waktu itu, jadi kemungkinannya cuma itu." 

"Lo nemuin dia dalam keadaan apa?" tanya Pauline, suaranya bergetar. 

Liam menggigit bibir bawahnya. Ia tidak sanggup mendengarnya. Tidak. Ia harus menutup telinganya. 

Tapi Liam berakhir mendengarkan. 

"Udah ambruk," jawab Julia santai. "Gue bukan anak IPA, tapi setau gue, seseorang bisa meninggal kalo jatuh di bagian kepala atau tulang ekor."

Nafas Liam menderu. Astaga, bahkan Liam tidak tahu apa-apa. Melihat Liam hanya terduduk kaku di tempatnya, Elize, Pauline dan Louis menatapnya dengan iba. Liam tampak shocked

"Dia bisa kembali, kok," ujar Elize sambil meraih bahu Liam.

Liam melirik Elize lalu mengangguk pasrah, sementara Pauline memberikan tatapan support. Suasana hening di ruangan itu akhirnya pun hilang ketika Elize mulai bicara lagi. 

"Bisa ceritain seluruhnya?" pinta Elize.

Julia tertawa sarkastik. "Buat apa? Dia juga udah nggak ada." 

Mata Liam membulat dan darahnya seolah terasa mendidih. Ia bangkit dari kursinya, bersiap menerkam gadis itu namun tubuhnya ditahan oleh Pauline. 

"Lo juga udah nggak ada, Bodoh," cecar Liam sambil menunjuk gadis itu dengan jari telunjuknya. Suaranya tajam, sedikit membuat semua orang di ruangan itu terkejut. 

Julia hanya menggeleng-geleng tak peduli lalu menatap ke seluruh ruangan lagi, menghindari kontak mata dengan Liam. Elize mengusap dahinya. Kalau begini caranya, ini takkan berhasil. 

"Bawa dia keluar," gumam Elize akhirnya.

"S- siapa?" tanya Pauline tak yakin.

"Liam."

Liam membelalak lalu menatap Elize penuh protes. "Kenapa?" 

"Saya perlu bicara sama Julia dulu," ujar Elize sambil menatap Liam penuh memohon. "Please." 

Liam menarik nafas dalam-dalam, sebelum akhirnya berjalan keluar kamarnya dengan bersungut-sungut, diikuti Pauline. Menutup pintunya dengan keras, Liam duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya ke tembok di sebelah pintu.

Pauline tidak bicara juga, namun ia mengikuti gerakan Liam. Samar-samar, mereka mendengar percakapan yang terjadi di dalam. 

"Jadi, gimana kondisi Natalia waktu itu?" suara Elize terdengar. 

julia ft. liam james pTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang