009

3.2K 651 583
                                        

Chapter 009: What The Hell, Nat? 


Liam menabrak seseorang ketika ia keluar dari perpustakaan dengan setumpuk buku di tangannya. Sambil mengaduh, cowok itu berusaha tidak menjatuhkan buku-buku itu dan menyeimbangkan tubuhnya. 

"Eh, sorry," ujar sebuah suara yang Liam kenal. Ketika cowok itu mendongak, yang terlihat adalah wajah Kim beberapa senti darinya.

"Eh, Kim, ga apa-apa kok," ujar Liam sambil tersenyum maklum. "Gue yang sorry, harusnya."

"Buat apa itu buku? Banyak amat," ujar Kim mengesampingkan topik 'menabrak' tadi.

"Buat revisi ulangan minggu depan," kata Liam sambil mengendikkan bahu. "Gue udah dijemput nih, duluan ya."

Kim mengangguk, namun akhirnya mengikuti Liam juga. "Bareng sampe gerbang, ya."

Liam tidak menjawab dan membiarkan Kim berjalan disampingnya. Suasana sekolah sudah lumayan sepi, tinggal beberapa anak dari ekstrakulikuler yang masih disana.

Ketika Liam dan Kim sudah hampir sampai di gerbang, mata Liam menangkap sesosok gadis yang ia kenal. Cowok itu memberhentikan langkahnya lalu menyipitkan matanya. Sedang apa Natalia di sekolah padahal hari ini bukan jadwal latihan basketnya?

Dan yang lebih penting, sedang apa dia bersama adik kelas itu?

"Mampus gue," ujar Kim yang ternyata menyadari keberadaan Natalia juga. "Gue duluan ya, Liam. Bye!"

Liam menatap Kim yang terburu-buru pergi. Gadis itu pasti takut kena omel pacarnya. Dengan langkah pelan, Liam mendekati kedua orang itu yang kini menatapnya.

Tatapannya seperti tidak berkedip, atau mungkin hanya perasaan Liam saja.

"Nat, ngapain?" sapa Liam begitu jaraknya dengan cewek itu sudah mendekat. 

Natalia hanya menatapnya tanpa menjawab. Dan saat itulah Liam sadar akan lingkaran hitam di bawah mata gadis itu. Bagus, Natalia kini terlihat seperti pasien rumah sakit yang menjalani penyakit stadium akhir.  

"Kamu sakit, ya, Nat?" tanya Liam sambil mengerutkan dahinya. "Dari kemarin pucet nggak ilang-ilang."

Natalia membuang wajahnya ke arah lain, membuat Liam berpikir mungkin gadis itu hanya sedang kelelahan.

Tatapan Liam beralih ke gadis yang berdiri disamping Natalia; Pauline. Bukankah mereka sempat bertabrakkan beberapa hari yang lalu? Oh, astaga. Semoga saja Natalia tidak berniat untuk mem-bully adik kelas ini karena kejadian yang lalu.

"Kalian ngapain disini?" tanya Liam pelan.

"Dia mau daftar ekskul basket," Natalia menanggapi dengan datar lalu kembali menatap Liam. "Oh, ya, mama kamu udah jemput."

Liam diam-diam merasa lega. Oh, hanya daftar ekskul. Padahal tadi ia sudah membayangkan adik kelas itu diseret ke kelas kosong dan dimaki habis-habisan.

"Kamu kayaknya lagi sakit gitu, Nat. Mau aku tungguin aja?" tawar Liam penuh antusias.

"Urusan kita masih lama," ujar Natalia yakin. "Nggak apa-apa, kok, kan ada Pauline."

Liam melirik Pauline yang mengangguk setuju. Liam merasa tidak yakin, namun akhirnya ia pamit pulang juga. Diliriknya adik kelas itu lagi yang kini menatapnya dengan senyuman ragu, sebelum akhirnya meninggalkan lingkungan sekolahnya.

+

Liam sedang berjalan menuju kantin untuk makan siang ketika tiba-tiba namanya dipanggil secara memalukan. Evan, cowok yang baru saja berada di kelas yang sama dengan Liam tadi, berteriak-teriak memanggil Liam seperti orang gila dari kejauhan.

julia ft. liam james pTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang