Chapter 010: Twenty Questions with Nat
*handel transmisi = alat buat mindahin gigi di mobil (terletak di antara kursi supir sama penumpang)
Kalau ada yang lebih konyol dari celana dalam Louis, itu adalah ucapan yang di dengar oleh Liam barusan dari mulut seorang junior bernama Pauline. Liam bahkan menahan dirinya agar tidak tertawa setelah mendengarnya.
"Lo gila ya?" ujar Liam lalu cengiran tipis timbul di bibirnya.
Merasa tak percaya, gadis bernama Pauline itu mendongak dan menatap Liam dengan kening berkerut.
"Gue emang penakut, tapi sama hal beginian, gue nggak percaya," sambung Liam hambar. "Ini cuma ada di film doang, tau?"
Pauline membelalak. "Kak, aku serius. Dia sendiri yang ngaku sama aku kemarin. Inget pas aku sama Kak Nat berduaan di sekolah? Itu Julia lagi ngaku sama aku. Aku ga bohong!"
Liam berbohong kalau dirinya tidak percaya 100% pada gadis itu. Yah, mungkin 5% dari dirinya ingin percaya, namun hal itu terlalu tabu untuk tahun yang modern ini. Terlalu kuno. Terlalu mengada-ada.
"Apa buktinya lo bisa ngomong begini?" tanya Liam sambil melipat tangannya di dada.
"Sifat," ujar Pauline mantap, sebelum melanjutkan. "Cadbury, itu juga cokelat kesukaan Julia."
"Trus, cewek gue ga boleh suka cokelat juga, gitu?" Liam memiringkan kepalanya sambil menahan tawa.
"Trus gimana tentang sifat? Kak Nat beda dari yang dulu, kan?" Pauline kini menatap Liam seperti menantangnya untuk berdebat.
Liam terdiam. Perubahan sifat Natalia; hal yang akhir-akhir ini ia sering debatkan dengan Louis. Berkali-kali sahabatnya itu mencoba memberikan opini positif, namun Liam masih tetap ragu.
Dan mungkin ini saatnya Liam menggunakan opini Louis pada gadis ini.
"Bagus dong kalo Natalia berubah. Dia jadi nggak cuek lagi," ujar Liam lalu tertawa kecil. "Ada-ada aja lo ya."
Pauline terkesiap dan mulutnya membentuk huruf O. Dan sebelum gadis itu bicara lebih banyak lagi, Liam pamit pergi.
"Gue duluan, ya."
+
Sepanjang waktu yang Liam habiskan di perpustakaan bersama Natalia sepulang sekolah, cowok itu tidak bisa berhenti memikirkan ucapan Pauline, sejujurnya. Namun melihat bahwa gadis yang dituduh 'dirasuki' itu baik-baik saja, rasa parno di diri Liam seolah hilang.
Natalia terlihat normal. Hanya sedikit pucat dari kemarin, itu tidak masalah.
"Daripada kamu liatin aku terus, mending kita main twenty questions," ujar Natalia dengan senyuman sumringahnya, membuat Liam mengerjap.
Oh, dia bahkan tidak tahu sudah berapa lama ia menatap gadis itu.
"Boleh," balas Liam sambil tersenyum. "Kamu duluan."
Natalia bersorak semangat lalu membenarkan posisi duduknya. Ia tampak memikirkan pertanyaan-pertanyaan di benaknya, sambil sesekali menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Kalau ada cewek yang bisa membuat Liam gila, gadis inilah orangnya.
"Hal yang menurut kamu paling nyebelin?" tanya gadis itu sambil tersenyum tipis.
Liam tertawa. "Mami aku. Lebih suka makan mie pake sendok atau garpu?"
"Garpu," Natalia terkekeh geli. "Mantan kamu berapa?"
Liam terkesiap dan menatap gadis itu dengan tatapan tidak percaya. Ada apa dengan pertanyaan seputar 'mantan' itu? Kenapa Natalia menanyakan hal itu lagi padahal ia sudah tahu jawabannya?

KAMU SEDANG MEMBACA
julia ft. liam james p
FanfictionAda satu hal yang selalu membuat Liam heran; kenapa orang-orang bisa bertahan ketika pasangan mereka berubah? // Genre : FanFiction & Mystery // [ Copyright © 28thOfJuly 2015 ]