Ciiitt..
Suara decitan rem motor yang bergesek dengan aspal milik seorang pria berbunyi dengan nyaring. Pria itu kemudian membuka helm full facenya menampilkan wajah bahagia lalu menyugar surai hitam miliknya menatap seseorang yang baru saja tiba di sampingnya.
"Sesuai kesepakatan lo traktir gue" ucap pria itu kemudian turun dari motornya tak lupa menyimpan helmnya terlebih dahulu berjalan menuju gedung sekolah. Sementara pria lainnya hanya menatap jengah,kemudian menyusulnya.
Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor yang mulai ramai. Diikuti suara-suara teriakan antusias.
"Aaaa.. Chandra cakep banget tolong deh"
"Buset Arseno boyfriend able banget"
"Kapan ya gue jadi pacar dia?"
"Ngimpi lo ketinggian!""Chandra love you"
"Chan, notice gue dong"
"Arseno boleh ga sih gue berharap jadi pacar lo"
"Parfum Arseno apa ya wangi banget"
Begitulah sebagian teriakan dari fans dua kembar itu. Ya mereka adalah Arseno dan Chandra. Duo kembar yang selalu saja memikat para gadis yang melihatnya. Namun, tak ada satupun dari mereka yang di hiraukan. Mereka berjalan santai, seolah hanya ada mereka di sana. Meski sejatinya mereka benar-benar jengah.
"Buset, makin banyak aja nih fansnya" celetuk Haikal ketika duo kembar itu sudah berada di dalam kelas.
"Makin ribet" ucap Arseno kemudian duduk di bangkunya bersebelahan dengan Renjana. Sementara Chandra duduk di belakangnya bersama Haikal.
"Pinjam buku PR dong" ujar Arseno lagi pada Haikal.
"Pasti lo belum ngerjain lagi kan sen?" Jawab Haikal kemudian mengeluarkan buku PRnya. "Lo juga belum Chan?" Tanya Haikal pada Chandra yang tiba-tiba mengeluarkan buku PRnya juga dan hanya di jawab cengengesan tak berdosa.
"Untung aja gue berangkat awal, coba kalau siang dikit mau gimana kalian" sungut Haikal yang tak di respon oleh dua kembar itu, mulai fokus menyalin buku PR nya. Haikal ini meski kelihatan seperti anak brandal namun tak pernah sekalipun melalaikan PRnya, karena apa? Di rumah ada Abang-abang nya yang selalu mengingatkan untuk fokus sekolah jika tidak ingin di hukum.
Sebenarnya kemarin Haikal sangat kesal karena di hari pertamanya sekolah Pak Zain selaku guru matematika tidak memberikan kesempatan untuk menikmati hari dan memulai pelajaran begitu saja lantas memberikan PR, yang membuatnya tambah kesal ialah ia harus menerima jadwal matematika selama dua hari berturut-turut. Ingin rasanya ia menyumpahi guru yang tega sekali membuat jadwal seperti itu.
"Lah tumben udah berangkat lo" ujar Renjana yang baru saja tiba.
"Lah gue kan anak rajin" jawab Haikal percaya diri.
"Idih, btw kalian ngapain?" Tanya Renjana menatap dua kembar tengah fokus menyalin jawaban.
"PR mtk koh, lu kalau mau nyontek gue persilahkan" jawab Haikal dengan kepercayaan diri sekali lagi.
"Engga deh, gue ga ikut kelas lagi masih ngurusin anak baru" ucapnya kemudian mengambil buku dari dalam tas "gue duluan ya" ucapnya lagi kemudian berlalu meninggalkan kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa (END)
Подростковая литератураSadewa Chandra Mahendra pria yang tak pernah bisa menjalani kehidupan dengan tenang, bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh hati. Namun, karenanya gadis itu justru mengalami teror dari musuhnya. Bagaimanakah Chandra melindungi sang gadis...