Novela ditatap rendah, cemooh, serta sinis oleh teman-teman di sekolahannya. Novela bingung kenapa teman-temannya menatap seperti itu.
Saat berjalan menuju kelasnya ia tidak sengaja berpapasan dengan Alenia.
"Itu pada kenapa sih?, muka ku ada yang salah apa gimana?", tanya Novela bingung sembari menengok kebelakang yang beberapa anak yang sedang membicarakan dirinya.
Alenia menunjukkan video yang memperlihatkan Novela sedang dipukul oleh Ayah Novela, Purwapada. Video tersebut juga merekam saat Purwapada mengatakan bahwa Alenia bukan anak kandung Purwapada.
"Itu yang membuat teman-teman sekolah kita seperti ini, mereka mengira bahwa kamu anak pungut om Purwapada" jelas Alenia kepada Novela.
Alenia menepuk pundak Novela, "Semua manusia bisa berubah El, jangan terlalu percaya kepada manusia karena itu akan membuat kamu terluka", ucap Alenia. Setelah mengucapkan itu, Alenia pergi menuju kelasnya, meninggalkan Novela yang terdiam dengan ucapan Alenia. Karena Alenia dan Novela tidak sekelas.
Novela melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya, di dalam kelas sudah di isi oleh teman-temannya tidak jauh berbeda dengan teman-teman yang berada di koridor tadi, teman kelasnya pun seperti tidak ingin Novela berada di kelas.
Novela duduk di bangku yang berada di depan, Novela melamun memikirkan siapa yang tega dengan dirinya hingga memosting video tersebut ke media sosial.
Selama pembelajaran berlangsung pun pikiran Novela tidak fokus dengan materi yang di jelaskan oleh guru di depannya. Guru tersebut menjelaskan materi dengan suara pelan seperti membacakan sebuah dongeng. Bahkan teman kelas Novela ad yang sudah memasuki alam mimpi, terlihat teman Novela yang tertidur dengan tenang, selain itu posisi di belakang pojok memang cocok untuk tidur.
Novela melihat ke sekitar matanya melihat kursi dan meja Aksara yang kosong. Novela belum tau kabar Aksara sejak kejadian hujan-hujanan malam itu.
Novela khawatir dengan Aksara, Novela juga takut jika terjadi sesuatu pada Aksara, rasa khawatir dan takut datang begitu saja. Novela berharap semoga Aksara baik-baik saja.
♪♪♪
Istirahat adalah hal yang di nanti-nantikan oleh semua siswa-siswi bahkan para guru pun begitu, kini kantin begitu ramai karena ingin mengisi perut yang lapar.
Disaat semuanya sibuk bercanda, tertawa bersama, berbeda dengan Novela yang duduk menyendiri di pojok. Novela berusaha mengabaikan bisik-bisikan yang terang-terangan membicarakan dirinya, bagaikan topik hangat nama Novela disebut di setiap pembicaraan, memangnya mengapa jika dirinya bukan anak kandung ayahnya? apakah itu salahnya? Novela juga tidak ingin ditakdirkan seperti ini.
Bahkan suara-suara mereka begitu menganggu Novela, suara yang mungkin pelan bagi mereka. Namun, terdengar jelas oleh Novela.
Telinga Novela terpasang earphone yang sengaja Novela pasang. Agar meredam suara orang-orang di kantin itu, tapi percuma saja bahkan suara gosip mereka lebih keras daripada musik di earphone Novela.
Tiba-tiba saat Novela sedang menikmati bakso yang ada di hadapannya, Alenia dan Fabula menghampiri Novela.
Alenia langsung duduk dihadapan Novela, dengan membawa semangkuk bakso lalu menaruh dimeja. Alenia mulai memakai bakso tersebut, Novela pun masih menikmati bakso yang ia makan dan tidak merasa terganggu dengan kedatangan Alenia.
"Aku boleh makan disini?" ujar Fabula sembari membawa semangkuk mie ayam ditangannya.
Novela menganggukkan kepalanya, namun tidak dengan Alenia yang masih menikmati makanannya. Fabula merasa bahwa Alenia belum mengijinkan sehingga Fabula belum duduk masih berdiri menunggu jawaban dari Alenia.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA (SUDAH TERBIT)
RandomBerawal dari perbandingan dan dirinya harus dituntut menjadi sempurna oleh orang tuanya, agar bisa menjadi kakak yang baik bagi adik-adiknya. Dia tidak terlalu berharap di sekolah SMA yang bukan impiannya, ia terpaksa masuk ke SMA pilihan orang tuan...