"Aku tahu. Jangan menelponku terus." Terlihat Naruto yang sedang berbicara dengan seseorang sebrang telepon. Pria itu menaruh ponselnya di antara telinga dan bahu sementara ia mencari-cari sebuah kertas di atas mejanya.
"Kau tahu... Aku sedang mempersiapkan diri memasuki perusahaan ayahku. Jadi aku belum sempat melanjutkan liriknya."
"Pokoknya, ini adalah kesempatan terakhirmu. Lagu itu akan rilis di hari valentine atau managemen dari artis akan memutuskan kontrak denganmu selamanya."
"Baiklah, baiklah. Aku akan segera mengabarimu setelah selesai."
"Dasar kau ini. Tidak seperti kau biasanya yang selalu membuat lirik lagu dengan baik. Kali ini mungkin kau akan berhenti."
"Jangan bicara sembarangan."
"Lagi pula, kau sendiri yang mempertaruhkan karirmu dengan menerima tawaran membuat lirik lagu tentang cinta ini. Kali ini aku tidak percaya diri."
"Sebaiknya aku ganti manager... Sudahlah. Aku harus melanjutkan mengurus perusahaan dulu. Dan jika sudah selesai, aku akan langsung mengirimnya kepada komposer."
"Hey! aku harus mendengarnya lebih dulu sebelum komposer!"
Tuuutttt.
Naruto memutus sepihak panggilan telepon itu.
"Jadi selama ini kau menulis lirik lagu? Pekerjaan sampingan?" Naruto terkejut dengan sebuah suara dari orang yang sudah memasuki ruang kerjanya.
"Maaf, kata Bibi Kushina aku langsung masuk saja." Hinata menaruh teh di atas meja yang tersedia di ruangan itu.
"Bekerja di perusahaan adalah keinginan ayahku. Aku hanya membuatnya senang."
Hinata mendudukan dirinya di sofa setelah Naruto. Pria itu menyeruput teh hijau yang Hinata bawa.
Sudah hampir tengah malam, namun Naruto masih mempersiapkan diri sebelum bergabung dengan perusahaan ayahnya lagi.
"Kudengar, kau akan menjadi direktur utama menggantikan ayahmu sebentar lagi dan kau sedang mempersiapkan hal itu."
Naruto bergeming. Keputusan itu tentunya tidak mungkin tidak terdengar di telinga Hinata, itu adalah keputusan ayahnya dan seluruh dewan direksi. Dan mereka berharap Naruto mungkin akan membawa perubahan baru yang lebih baik.
Hinata memeluk tubuhnya dan bangkit karena udara dingin. Naruto tidak membalas perkataannya dan kembali sibuk dengan kertas-kertas yang tidak Hinata mengerti. Selalu seperti ini jika berbicara dengan Naruto bahkan setelah sekitar sebulan sejak Naruto kembali dari Palestina.
Meski setiap hari ia bertemu Naruto karena Naruto menjemputnya, ia masih sama diperlakukan dingin sampai saat ini.
Gadis itu melangkah untuk menutup jendela begitu menyadari angin malam yang masuk dari sana karena tirai yang terus bergelombang karena hembusan angin. Dingin yang sangat menusuk lantaran sudah mulai memasuki bulan November. Mungkin Naruto lupa menutup jendela karena terlalu sibuk.
Melihat langit hitam di atasnya dengan lidah yang kelu, Hinata bertanya-tanya kapan ia dan Naruto dapat berbicara dengan santai. Bertukar pikiran, saling melempar pertanyaan. Mungkin sedikit mengeluarkan candaan.
Apa saja yang kau lakukan selama ini di Palestina? Apakah menyenangkan?
Apakah bekerja di perusahaan membosankan? Sebaiknya kau istirahat sejenak.
Kau ingin makan apa?
Apa kau suka minum teh hijau? atau teh hitam?
Ini sudah larut. Jam berapa biasanya kau tidur?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CURSE
Fanfiction[COMPLETE] R15+ Naruto x Hinata Semua orang mengatakan Uzumaki Naruto telah terkena kutukan cinta dari Hyuuga Hinata. Dec 23, 2022 - Dec 11, 2023 Pic comes from Pinterest The story comes from my imagination🌈✨