LOVE CURSE - 09

510 72 1
                                    

Author's Note: Perhatikan alur maju mundur yang aku buat ya

**********************************

"Seseorang tolong katakan bahwa matahari tidak terbit dari barat!... Seorang Uzumaki Naruto mengatakan Hyuuga Hinata gadis yang menyenangkan?!"

"Hey! Kapan aku mengatakan itu?! Jangan berlebihan, Lee!"

Lee mengusap bagian belakang kepalanya yang terkena timpuk bantal sofa. Saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja Naruto.

"Jangan bilang sihir gadis itu sudah bereaksi terhadapmu. Apakau merasa pusing atau mual setiap menatap matanya?"

"Berhenti mengatakan hal tidak penting."

"Apanya yang tidak penting? Gadis Hyuuga itu mungkin memang benar sudah membuatmu jatuh cinta padanya. Kau mengatakan kau nyaman berbicara dengannya akhir-akhir ini, bukan?"

Naruto terdiam...

"Tidak sampai seperti itu." Ucap pria Uzumaki itu dengan perlahan.

"Apa kau yakin?"

"Tentu saja! Kapan aku pernah meragukan ucapanku?!"

Lee berfikir keras sebelum menyusun kalimat yang ada di kepalanya, bagaimanapun, dia memang bukan seorang ahli cinta, tapi setidaknya Lee pernah merasakannya.

"Mungkin kau belum memahami arti jatuh cinta yang sebenernya seperti apa, sehingga kau berkata demikian."

Ucapan Lee membuat Naruto kembali bungkam. Mungkin itu memang benar bahwa arti cinta itu sendiri ia tidak tahu. Lalu apa itu cinta?

"Kau akan paham dengan sendirinya, saat kau merasakannya."

Lagi-lagi Lee kena timpuk bantal sofa. Naruto hanya geli dengan ungkapan sok bijak yang keluar dari mulut Lee. Sementara pria itu mendumal kesal seraya pergi keluar ruangan.

"Aku yakin Hyuuga Hinata yang akan membuatmu memahami arti dari cinta." Ucap Lee untuk yang terakhir sebelum wajah menyebalkannya terhalang oleh bongkahan kayu berupa pintu.

.

.

.

# Kembali ke masa sekarang #

"Apa?! Lalu bagaimana aku akan menuju puncak? Berapa jauh lagi perjalanan ke sana?"

"Sekitar 20 km lagi. Kau tidak bisa menempuhnya dengan berjalan kaki."

Hinata mulai panik. Bagaimana dia bisa menempuh perjalanannya hingga sampai kalau begini jadinya.

"Kau bisa menghubungi seseorang untuk membawamu ke tempat tujuan, nona."

"Sudah kulakukan sejak tadi jika aku mendapatkan sinyal."

Petugas bus itu pun berlalu meninggalkannya begitu saja tanpa rasa peduli. Hinata dibuat kesal karenanya.

"Oiya, sebelum tengah malam pemberhentian bus ini akan ditutup. Jadi kau tidak bisa tinggal disini malam ini."

Baiklah, lengkap sudah. Hinata kira petugas itu akan memberikan solusi ketika berbalik menghadapnya lagi. Namun ternyata semakin memperparah kondisi saja.

.

Mau tidak mau Hinata hanya bisa menunggu mobil yang bisa ia tumpangi ke puncak. Berdiri di tengah pos pemberhentian seorang diri dan di tengah hutan yang udara dinginnya semakin menusuk.

Tentu saja, terjadi badai salju tidak jauh dari sini. Mobil yang lewat pun akan semakin kecil kemungkinannya untuk muncul, bahkan sejak dirinya menunggu satu jam dua puluh menit, masih tidak ada mobil yang melintas.

LOVE CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang