LOVE CURSE - 15 (END)

751 67 2
                                    

Kabari aku jika sudah pulang
1 PM

Sudah pulang?
6 PM

Sudah sampai rumah?
8 PM

"Kenapa?" Lee yang sudah mulai mabuk mengintip isi pesan singkat yang belum terbaca pada ponsel yang sejak tadi mengalihkan fokus Naruto.

"Kau mengkhawatirkannya? Mungkin dia hanya tidak sempat membalas pesanmu."

Naruto masih terlihat resah meski Lee mencoba menghibur. Saat ini mereka masih berada di acara makan bersama rekan kerja saat jam menunjukan pukul 8.20 malam. Di saat yang lain sibuk dengan bercanda tawa dan menikmati makanan, Naruto sibuk dengan pikirannya sambil memegangi ponsel.

Naruto tidak ingin mengambil risiko terburuk hingga ia bangkit pergi meninggalkan yang lain.

Di sisi lain Tenten juga terlihat khawatir dan berharap tidak akan terjadi apa-apa.

Melihat hal itu, Lee jadi menundukan wajahnya menyesal lalu beralih menatap bulan penuh di langit malam dari luar jendela.

"Ingat kata-kataku? Penyihir akan musnah saat bulan purnama, namun dengan menumbalkan manusia, penyihir itu dapat hidup lebih panjang."

Tenten yang jengah hanya bisa menghembuskan nafas pasrah mendengar celotehan mabuk Lee.

"Ayo pergi." Lee bergegas menarik paksa Tenten keluar.

"Kemana?! Jangan tarik-tarik aku!"

"Kau tidak mau kan, presdir baru kita menjadi korban karena menumbalkan diri untuk pacar penyihirnya?"

Tenten setuju dengan ide menyusul Naruto meski ia jengkel dengan alasan-alasan penuh imajinasi Lee. Wanita itu pun akhirnya menurut.

.

.

Naruto yang baru tiba di klinik Hinata langsung berlari keluar mobil. Pria itu menemukan klinik Akupuntur yang ada di hadapannya sudah tertutup api yang menyala-nyala. Hanya satu ruangan yang terlihat masih utuh. Di dalamnya ia melihat Hinata yang berusaha berlindung.

Naruto menggeram. Ia menyalahkan diri sendiri hingga Hinata berada di situasi ini. Namun sekarang bukan saatnya ia menyesal lebih lanjut. Yang harus ia lakukan sekarang adalah mengeluarkan Hinata yang terjebak api di dalam.

Tapi ia tak tahu kemana.

Naruto tidak menemukan celah untuk dirinya masuk menerobos api.

Kecuali ia menemukan ruangan dinding kaca di bagian timur sebelum masuk ke bagian ruang tunggu. Tanpa menunggu waktu lama ia mendapat benda besar untuk memecahkan kaca itu. Seketika api besar menyembur hampir mengenai tubuhnya.

Dirasa mendapatkan timing yang tepat, Naruto melompat masuk ke dalam ruangan itu dan berlari membuka pintunya menuju ke ruang kerja Hinara.

Tangga menuju lantai dua menjadi satu-satunya jalan yang akan membawanya ke ruangan di mana Hinata berada. Namun sebelum itu, ia mengambil sebuah selimut yang ia basahi sebagai perlindungan dirinya masuk lebih dalam.

Hinata. Naruto menemukannya.

Dengan tubuh tergeletak tak sadarkan diri.

Demi tuhan, jika sampai sedikit saja percikan api mengenai kulit gadis itu, Naruto tidak akan pernah mengampuni dirinya sendiri.

"Hinata! Hinata!"

Percuma, gadis itu tak bangun juga.

Naruto lantas membungkus tubuh kurus Hinata tanpa memikirkan dirinya. Berikutnya, yang harus ia lakukan adalah membawa Hinata keluar dari tempat ini.

LOVE CURSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang