LOVE CURSE - 06

584 82 11
                                    

Naruto akan membawa Hinata makan malam di rumahnya sesuai permintaan Kushina. Karena sudah melewati jam tutupnya klinik, pria itu memilih menunggu gadis itu di dalam klinik. 

Pengobatan tradisional tiongkok ini rupanya mulai banyak diminati selain dari golongan tua. Terbukti dengan seorang pria yang baru saja keluar dari bilik perawatan, namun penampilannya lebih nampak seperti rekanan dokter yang lain.

"Dia dokter Uchiha, Uchiha Sasuke, teman Dokter Hinata saat masih di bangku kuliah dulu. Anak dari pemilik rumah sakit Uchiha sekaligus menjadi kepala spesialis penyakit dalam di sana."

Naruto melirik pada Kiko yang tiba-tiba ada di dekatnya dan menjelaskan siapa pria itu. Sambil membawa nampan yang berisi alat kesehatan, Kiko melanjutkan langkahnya untuk melakukan Closing harian.

Awalnya Naruto tidak peduli sampai dilihatnya dokter pria itu memeluk dan mengacak rambut Hinata sebagai salam perpisahan kemudian berlalu pergi tanpa menyapanya.

Apa Penyihir itu memiliki pria lain di sisinya? Lalu untuk apa pertunangan ini bertahan? Apa dia memiliki maksud tersembunyi? Sial, aku jadi penasaran.

Hinata sudah siap dengan setelan kasual serba hitam seperti biasanya. Naruto tidak mengatakan apapun sepanjang perjalanan mereka menuju rumahnya. Hal itu membuat Hinata sedikit heran, namun baginya, untuk apa bertanya pada seseorang yang sukar sekedar melihatnya sebagai tunangan.

"Hashi baru kembali dari luar negerinya besok. Di pekan depan, tepatnya malam tahun baru, kita akan makan bersama di hotel Hyuuga yang ada di puncak." Minato menjelaskan di tengah makan malam mereka. 

Interupsi itu entah mengapa Naruto terima begitu saja saat diantara mereka semua melihat reaksi pria itu tentang kelanjutan pertunangan yang semakin mendekati pernikahan. Tak terkecuali Hinata yang semakin bingung dengan tingkah pria itu saat ini.

"Hinata, apa kau yakin ayahmu tidak perlu tahu apa yang telah terjadi padamu dua pekan lalu di taman hiburan? Naruto harus diberi pelajaran karena memilih pekerjaan dan meninggalkanmu sendirian sampai kau pingsan" 

Hinata menggeleng sebagai jawaban saat pertanyaan Kushina muncul. "Pingsanku tidak ada kaitannya dengan Naruto, bi. Salahku sendiri yang memaksa berdiet."

Kushina hanya menghembuskan nafasnya pasrah. "Baiklah."

.

Hinata berada di dalam kamar Naruto untuk mengantarkan susu yang dibawanya sendiri. Gadis itu juga penasaran dengan apa yang terjadi pada pria itu saat makan malam tadi.

Namun saat baru saja masuk, Hinata langsung berpapasan dengan Naruto yang baru selesai mandi dengan handuk melilit di pinggangnya. Menampilkan beberapa bentuk kotak yang Hinata yakini itu otot-otot perut yang sempurna.

Hinata memilih pura-pura sibuk dengan buku-buku yang ada di sana setelah menaruh susu di atas meja kerja, sebagai pengalihan. Ia akan menunggu Naruto berganti pakaian dari ruang walking closet.

Tanpa disangka, Gadis itu malah menabrak sesuatu saat memundurkan tubuhnya setelah mengambil buku di rak. Hinata membulatkan matanya saat dirasa punggunya menyentuh dada seseorang. Siapa lagi kalau bukan Naruto. Dia tidak pernah tahu kalau mungkin saja suara debaran jantungnya akan terdengar oleh Naruto yang kini tepat menempel di belakang tubuhnya.

"A-aku mengantarkan susu untukmu."

"Aku akan mengantarmu pulang. Tunggu aku berpakaian." Naruto mungkin sudah gila dengan bisikan yang dia ucapkan di telinga Hinata. Mengingat kejadian siang tadi saat tubuh kecil ini dipeluk oleh pria lain, begitu mengusiknya.

Harum Hinata sangat manis. Apakah pria itu juga mencium aroma ini saat memeluknya? Tiba-tiba ia ingin sekali mencium harum tubuh gadis itu lebih dalam dengan menempatkan wajahnya di leher Hinata.

LOVE CURSE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang