* * *
Kaila sedang berdiri menatap pakaian yang tergeletak di atas tempat tidurnya, merasa bingung dengan pakaian yang akan dia pakai untuk pergi berkunjung ke rumah orang tuanya Farhan.
Kaila menghela nafas kasarnya. Dia hanya memiliki tiga pilihan. Tunik putih. Gamis hitam dan gamis pink putih. Dia tidak memiliki banyak pakaian wanita. Dia lebih suka memakai baju kaos, kemeja, dan celana panjang. Selain itu dia menyukai warna hitam. Hampir semua pakaiannya berwarna hitam.
Sementara di tempat lain, Farhan sedang mengendarai mobil bersama dengan putranya yang duduk di kursi samping.
“Mama! Mama!” Dion memang tidak sabar ingin bertemu dengan Kaila. Dia begitu semangat saat Farhan mengatakan kalau dia akan ke rumah Kaila.
Farhan tersenyum menatap menatap putranya. Sudah lama dia tidak melihat putranya begitu bahagia. Demi kebahagiaan putranya, Farhan akan melakukan apapun. Termasuk menikah dengan Kaila. Gadis yang baru dia temui. Memilih Kaila sebagai ibu sambung putranya bukanlah pilihan mudah untuk Farhan.
Kaila gadis yang belum pernah menikah, sementara dia seorang duda anak satu. Farhan khawatir Kaila tidak menyangi putranya dengan tulus. Terlebih Dion bukan putra kandungnya Kaila. Farhan selalu berfikir tentang itu. Namun, demi putranya dia akan mencoba mengenali Kaila lebih dekat.
Setelah berkendara beberapa menit, Farhan memasukkan mobilnya ke dalam kawasan rumah Kaila. Dion begitu tidak sabar. Dia membuka sabuk pengamannya lalu turun dari dalam mobil.
Farhan hanya bisa menggelengkan kepalanya. Turun dari dalam mobil setelah membuka pintu mobil. Tidak lupa dia mengambil barang yang berada di kursi belakang. Pria itu memang tidak pernah datang dengan tangan kosong.
Farhan sempat tertegun saat melihat Kaila memakai gamis pink putih. Wanita itu juga sangat cantik saat memakai hijab. Terlebih saat Kaila tersenyum kepada putranya yang sudah memeluk Kaila.
Farhan langsung menyalami tangan ibunya Kaila. Lalu memberikan barang yang sengaja dia bawa untuk keluarga Kaila.
“Kamu tidak perlu melakukan ini setiap datang.” Ibunya Kaila merasa tidak enak saat menerima pemberian dari Farhan.
“Bukan apa-apa, Buk. Ibu tidak perlu sungkan menerimanya,” ucap Farhan tersenyum.
“Ayo kita pergi!” ajak Kaila tanpa menunda waktu lebih lama.
“Hm.” Farhan mengaguk paham.
“Kita langsung pergi aja, ya, Buk,” pamit Farhan yang kembali menyalami tangan ibunya Kaila.
“Iya. Hati-hati,” balas ibunya Kaila tersenyum.
“Dion pergi dulu, ya, Nek.” Dion juga menyalami tangan wanita paruh baya itu.
“Iya, Sayang.” Ibunya Kaila tersenyum gemas sambil mengusap lembut kepala Dion, membuat bocah laki-laki itu tertawa.
“Aku juga mau pamit.” Kaila juga menyalami tangan ibunya.
“Hm,” balas ibunya Kaila dengan tersenyum.
Lalu mereka keluar dari dalam rumah sederhana itu. Dion membuka pintu mobil belakang.
“Dion duduknya kok di belakang?” tanya Kaila.
“Karena mama duduk di depan. Jadi, Dion duduknya harus di belakang.”
“Duduk di depan aja bareng Tante, biar Tante peluk.”
Dion menggelengkan kepalanya. “Dion sudah besar, Ma. Nanti mama capek meluk Dion.”
Kaila langsung tersentuh mendengar perkataan bocah enam tahun itu. Sungguh memiliki sifat pengertian.
“Biarkan aja dia duduk di belakang,” ucap Farhan. “Ayo masuk,” lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU DUDA TAMPAN [ SUDAH DITERBITKAN.]
General FictionBerkisah tentang Kaila Syifabella yang tiba-tiba dipanggil mama oleh anak laki-laki yang sama sekali tidak dikenal. Dan karena kejadian itu pula membuat Kaila masuk ke dalam kehidupan seorang duda kaya yang memiliki wajah tampan. Kaila yang sudah ti...