* * *
Farhan sedang duduk di meja kerjanya, sebuah notifikasi pesan tiba-tiba muncul di layar ponselnya.
[082386******
Han, aku mau bertemu Dion. Aku kangen Dion.]Farhan menatap sekilas lalu kembali fokus menatap layar komputer di depannya. Lagi-lagi notifikasi pesan dari nomor sama kembali muncul.
[Han, aku kangen Dion, dan aku yakin Dion juga kangen aku. Aku ini mama-nya Dion, orang yang melahirkannya. Kamu gak boleh egois.]
Farhan menghela nafas kasarnya, mengambil ponselnya lalu membuka pesan dari nomor tersebut. Jari-jemarinya dengan cepat mengetik untuk membalas pesan dari pemilik nomor yang berhasil membuatnya kesal.
[Aku egois? Apa kamu yakin? Selain itu Dion sama sekali tidak merindukanmu. Dia juga tidak perlu mama seperti kamu. Dion sudah memiliki mama yang lebih menyayanginya dibandingkan mama seperti kamu.]
Nomor itu memang milik mantan istrinya. Farhan bisa mengetahuinya dari foto profilnya. Wanita yang sudah dua tahun menghilang dari kehidupan mereka, tapi kenapa sekarang dia tiba-tiba muncul dan mengatakan kalau dia merindukan putranya?
Mantan istrinya Farhan langsung membalas pesan tersebut.
[Apa kamu yakin wanita itu tulus menyayangi Dion? Bukan karena dia baik hanya demi dapatkan hartamu saja? Terlebih Dion cuma anak tirinya. Mana mungkin dia tulus menyayangi Dion kalau bukan ada maunya.]
Nafasnya Farhan naik-turun dengan wajahnya yang sudah memerah karena menahan amarahnya. Dia kembali membalas pesan itu.
[Kaila bukan wanita seperti kamu. Dia tulus menyayangi Dion. Tidak semua wanita seperti kamu yang hanya memikirkan harta. Kamu memang melahirkan Dion, tapi kamu juga yang telah meninggalkannya.]
Setelah mengirim balasan, Farhan langsung memblokir nomor mantan istrinya. Menaruh ponselnya dengan kasar di atas meja. Memejamkan matanya sambil berkata, “Astagfirullah.”
Dia menghembuskan nafas panjangnya, lalu kembali membuka matanya. Raut wajahnya kembali tenang setelah beberapa kali mengucap.
Sementara di tempat lain, Kaila sedang menunggu putranya bersama dengan para ibu-ibu lainnya. Sesekali menjawab pertanyaan dari para ibu-ibu.
“Bagaimana dek, setelah menjadi ibu sambungnya Dion? Apa Dion susah diatur?”
“Tidak kok, Tante. Dion anak yang baik dan penurut.” Kaila menjawab dengan tersenyum.
“Oh. Syukurlah.”
Kaila hanya tersenyum. Dia ingin buru-buru pergi dari sana, sebelum ibu-ibu julid itu bertanya lebih banyak. Emang apa salahnya menikah dengan duda yang sudah punya anak?
Kaila menghela nafas leganya saat melihat Dion berjalan bersama dengan teman-temannya. Setelah berada di dekat Kaila, Dion langsung menyalami tangan wanita yang kini menjadi mama sambungnya. Sebelum masuk ke dalam mobil Kaila tidak lupa berpamitan dengan para ibu-ibu tersebut. Seperti biasa Kaila akan bertanya tentang kegiatan Dion saat di sekolah. Lalu Dion akan menceritakannya dengan penuh semangat.
Tanpa terasa mobil yang ditumpangi mereka sudah sampai di rumah. Mereka turun dari dalam mobil setelah Pak Wahyu membantu membukakan pintu dari luar. Kaila melihat mobil asing terparkir di depan rumahnya.
“Sepertinya kita punya tamu, Dion. Ayo masuk,” ajak Kaila yang tidak pernah lupa tersenyum saat berbicara dengan Dion.
“Hm,” balas Dion mengaguk dan juga tidak lupa tersenyum manis.
Mereka berjalan masuk ke dalam rumah dengan tangan saling menggenggam. Setelah berada di dalam rumah, dua orang itu serempak menghentikan langkahnya, saat melihat wanita cantik sedang duduk di atas sofa sambil memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU DUDA TAMPAN [ SUDAH DITERBITKAN.]
Ficção GeralBerkisah tentang Kaila Syifabella yang tiba-tiba dipanggil mama oleh anak laki-laki yang sama sekali tidak dikenal. Dan karena kejadian itu pula membuat Kaila masuk ke dalam kehidupan seorang duda kaya yang memiliki wajah tampan. Kaila yang sudah ti...