BAB 10 [Salah tingkah!]

518 23 0
                                    

                     * * *

Sebelum kejadian ....

Farhan hendak pergi menunaikan ibadah sholat zhuhur, tapi telpon dari Ningsih tiba-tiba masuk. Farhan menggeser tombol hijau, menaruh di dekat telinganya.

[Hallo, assalamualaikum, Pak!] Ternyata Bik Surti yang berbicara dari dalam telpon.

“Iya. Wa'alaikumsalam, Bik. Ada apa, ya?” Farhan menjawab sambil berjalan keluar dari dalam ruangannya.

[Maaf, mengganggu, Pak. Di rumah ada mantan istrinya, Bapak, dan saat ini beliau sedang bertengkar dengan ibuk.]

“Apa?!” Farhan langsung menghentikan langkahnya, membuat karyawannya menoleh ke arahnya. Farhan kembali melanjutkan langkahnya menuju lift.

[Sebenarnya ibuk tidak ingin berdebat, tapi mantan istrinya Bapak terus saja memancing emosi ibuk. Aaaaa ...!]

Farhan tiba-tiba mendengar suara teriakan keras dari dalam teleponnya. “Baiklah, Bik. Saya akan pulang.]

[Iya, Pak. Assalamualaikum.]

“Wa'alaikumsalam.” Sambungan telpon terputus begitu saja. Farhan langsung masuk ke dalam lift untuk sampai di lantai satu, lalu berlari keluar dari dalam gedung itu.

Farhan masuk ke dalam mobil, memasang sabuk pengaman lalu menjalankan mobilnya pergi meninggalkan kawasan gedung empat tingkat itu.

Sejujurnya Bik Surti tidak ingin ikut campur dalam masalah dua wanita itu, tapi melihat perdebatan itu makin sengit saat mantan istrinya Farhan terus memancing emosinya Kaila. Bik Surti akhirnya memutuskan untuk mengatakan kepada Farhan, dan menyuruh Ningsih menelpon Farhan.

                          * * *

“Kakak percaya, 'kan, sama aku?” Kaila menatap lekat wajah suaminya yang kini juga menatapnya.

“Iya. Aku percaya kok sama kamu.” Farhan tersenyum menatap istrinya yang kini matanya sudah sebab karena lama menangis.

“Aku itu orangnya gak suka cari masalah.” Kaila kembali menangis. Kaila hanya takut Farhan akan salahpaham terhadapnya. Dia akan membuktikan dirinya tidak salah sampai orang itu percaya kepadanya.

“Namun, dia terus mengatakan kalau aku menikah dengan kakak karena harta. Dia juga mengatakan kalau aku pura-pura baik sama Dion. Aku menikah dengan kakak bukan karena harta. Aku juga tulus menyayangi Dion!” Kaila menjelaskan dengan sesegukan.

Farhan menarik Kaila ke dalam dekapannya. “Iya. Aku tahu kamu bukan orang seperti itu. Lupakan perkataannya, lalu berhentilah menangis.” Farhan mengusap-usap lembut punggung istrinya.

Kaila sempat merasa tenang setelah melakukan sholat berjamaah tadi, tapi gadis itu kembali menangis saat mereka duduk berdua di dalam kamar. Mungkin karena ini sangat menyakitkan untuknya. Beberapa orang mengagap Kaila menikah dengan Farhan karena harta, tapi sebenarnya tidak. Kaila hanya ingin menjadi ibu sambungnya Dion.

*

“Mama jangan nangis lagi, ya.” Dion menghapus air matanya Kaila menggunakan jempol mungilnya. Setelah bangun tidur, Dion memang langsung menghampiri Kaila ke kamar.

Ah, si*l!

Kaila sejujurnya ingin berhenti menangis, tapi kenapa air matanya selalu keluar saat mengingat tentang perkataan mantan istrinya Farhan. Padahal dia sudah berusaha melupakannya. Ini memang terlalu menyakitkan untuknya.

Melihat tatapan dari bocah enam tahun itu, membuat Kaila tidak bisa untuk tidak menangis. Dia bangun dari tidurnya lalu memeluk tubuh mungil bocah itu. Buliran bening mengalir begitu di pipi gadis itu, kala merasakan usapan lembut di punggungnya.

JODOHKU DUDA TAMPAN [ SUDAH DITERBITKAN.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang