BAB 8 - SECRET BOOK

316 252 366
                                    

"Bersantailah seperti di rumahmu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersantailah seperti di rumahmu sendiri." Danny telah melenggang mendahului Eve. Sementara mata Eve sibuk mengamati apa yang pertama kali dilihatnya. Sebuah apartemen yang tidak terlalu besar dan cocok untuk tinggal sendiri. Dilengkapi foto-foto keluarga Danny yang menempel pada beberapa bagian dinding.

Detik itu, mata Eve terpaut pada salah satu foto yang menampilkan dua anak remaja yang cukup mirip, beruntungnya insting Danny dapat memahami pertanyaan Eve yang belum sempat ia lepaskan.

"Itu fotoku dan kakakku, Jonathan Cho. Sekilas kami mirip, tapi jika diperhatikan benar-benar jelas berbeda," Kalimat itu menerjang dari mulut Danny sementara ia membuka balkon yang mengarah ke sungai Thames, sebenarnya jika benar-benar di perhatikan apartemen ini tidak tepat berada di samping sungai. Tapi, antara apartemen dan sungai dipisahkan oleh melintangnya jalan yang cukup lebar.

Eve hanya mengangguk sebelum sempat berpikir apa-apa, karena perhatiannya lepas begitu saja setelah pintu balkon itu terbuka.

"Cuacanya cukup buruk untuk berdiri di sana." Danny memperingatkan, sedangkan ia telah berdiri di balik meja bar, demi menyiapkan dua gelas kopi panas.

"Tidak masalah," sahut Eve ringan, karena itulah tujuan utamanya ke mari. Gadis itu menjatuhkan pinggulnya pada salah satu kursi kayu yang menghadap langsung ke sungai. Omong-omong, Eve masih cukup tahan dengan udara dingin meskipun ia menggigil atau nyaris membeku. Tapi, ia tidak cukup tahan dengan udara panas.

"Aku meletakkan kopimu di dalam, jika kuletakkan di luar, mungkin akan membeku dalam waktu singkat." Danny berkomentar setelah menjejakkan kaki ke lantai balkon.

Udara dingin yang menyergap tanpa ampun itu memaksa Danny untuk kembali membawa dirinya ke dalam sambil memeluk dirinya sendiri.

Usai kepuasan didapatkan gadis itu dalam memandangi apa yang diceritakan Danny tempo hari, gadis itu memutuskan untuk memasuki ruangan. Ia melenggang ragu ketika telinganya tak mendengar sekecil pun suara di dalam. Dia tidak tidur, kan?

Praktis pandangannya bergeser ke pintu sebuah kamar yang terbuka lebar. Nyatanya, laki-laki itu menempatkan diri di sana, tidak tidur seperti yang Eve duga, ia sedang duduk di kursi. Kedua manik matanya berkutat pada buku di depannya, sesekali ia mengangkat wajahnya nampak seperti merenungkan sesuatu hal. Tak lama kemudian ia kembali menautkan mata pada sebuah buku dan menulis sesuatu.

Apa dia sedang menekuni pekerjaannya? Eve bertanya-tanya.

Rasa penasaran yang terbit membuatnya melenggang ke kamar itu, derap kakinya sama sekali tak menimbulkan suara. Itulah mengapa Danny sama sekali tak menyadari bahwa Eve telah hadir di sampingnya. Rupanya, laki-laki itu terlanjur tenggelam pada dunianya sendiri.

Heran akan tingkah Danny, sepasang mata hazelnya berusaha mengintip barisan tulisan yang mengisap seluruh perhatian laki-laki itu.

Sepersekian detik kemudian, tawa kecil melompat ke luar usai secuil informasi ia dapatkan, "Misi 14 Hari? Apa maksudnya?"

Hold My Hand in Summer ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang