Gelap langit tanpa bintang menjadi atap kota Seoul yang ramai dengan kerlap kerlip lampu yang menghiasinya.Hal ternyaman yang dirasakan dalam hidupnya; berada di bawah selimut bersama dengan kekasih tampannya. Pelukan hangat, serta usapan lembut pada rambutnya membuat Jeon merasa tenang dan nyaman.
Cup
Cup
Belum lagi kecupan-kecupan nakal yang bertengger pada pipi dan bibirnya, membuatnya terbuai dan melupakan segala masalahnya. Khususnya masalah ibunya. Ibu Jeon sekarang sedang berada di rumah sakit, karena merasa jenuh,Jeon menitipkan ibunya kepada ayahnya, dan pergi ke apartemen Kim Vicle yang berada di tengah kota Seoul.
"Aku tau ini tidak akan mudah, tapi aku tidak akan menyerah" bisik Kim di telinganya, yang menjadi penyebab adanya rasa hangat dalam relung dada.
"Ayahku sepertinya tidak masalah, bahkan aku sudah meminta ijinnya untuk menginap disini dan pulang besok pagi untuk menjenguk ibu, ayah santai saja. Tapi ibuku sepertinya kena mental"
Kim terkekeh mendengar itu lantas mendekap Jeon dengan lebih erat.
"Rasanya kedua orang tua mu akan sulit menerimaku, sekalipun mereka berlaku seolah menyetujui. Hei, orang tua mana yang mau kalau anaknya berpacaran dengan seorang buronan? "
"Kalau buronannya tampan, cerdas dan kaya raya seperti dirimu bagaimana? "
"Belum cukup kurasa, kita harus bisa meyakinkan mereka kalau cinta kita kuat Jeon"
Jeon mendorong dada Kim, melepas pelukannya lantas menyibak selimut, mengambil posisi duduk.
Pun, Kim ikut mengambil posisi duduk, tak lupa melingkarkan tangannya pada pinggang ramping milik kekasih manisnya.
Cup
Satu kecupan pada pipi Jeon dicuri oleh Kim.
"Aku mau belanja Kim, lepaskan"
"Baiklah, ambil dompetku yang di atas meja itu... " Kim menunjuk dengan mengangkat dagunya.
"Sungguh!? " Jeon memekik ketika melihat dompet berbahan kulit buaya dengan isi yang tebal.
"Apapun untukmu my serendipity... "
Jeon langsung melompat dari tempat tidur dan menyambar dompet yang ada di atas meja sebelah ranjang.
"Baiklah, aku akan pergi belanja sekarang. Kau mau apa Kim? "
"Aku hanya ingin kau pulang sebelum jam 9.30 malam mungkin? "
Entah kenapa, pipi Jeon langsung memerah.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Jeon sedang melihat-lihat kue yang berjajaran dengan cantik di etalase, tapi telinganya menangkap sebuah percakapan dengan suara yang tidak asing.
"Kim Vicle katanya dia di Korea juga bukan? Aku ingin mencarinya, aku sudah lama tidak tidur dengannya. Hei! Aku ke Korea memang mencari dia! Apa lagi? Ya! Ya! Aku tau tugasku, jadi kau jangan khawatir! Aku akan melakukannya dengan baik! "
Suara seorang perempuan, dan isi perkataan membuat telinga Jeon panas, pemuda manis itu mengeraskan rahangnya lalu menoleh ke arah samping dan mendapati seorang gadis mungil berambut sebahu sedang sibuk menelpon.
Deg.
Ketika Jeon menyadari itu adalah Mia, Jeon ingin menghajar gadis itu.
Mia adalah bagian dari pengurus panti asuhan yang berada di Beijing. Apa kalian ingat kalau Mia pernah mencium Vicle di depan Jeon?
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD FLOWER
ActionTentang Jeon Jarrel dan buronan nomor wahid di Korea Selatan. "Sweety rekanmu sedang ditenggelamkan satu-persatu oleh anak buahku. Sepertinya menonton itu dengan bibirmu sebagai cemilan akan terasa luar biasa"