Break my Heart

2.4K 198 43
                                    

"Kau tau kan kalau dandelion itu sangat rapuh? Dia tumbuh besar menjadi cantik dan kelopaknya ditakdirkan untuk mengelana"

Seorang anak kecil memiringkan wajahnya, tampak berat untuk mencerna apa yang dikatakan oleh anak kecil lainnya yang berada di depannya.

"Hihihi... " anak kecil yang di depannya terkekeh.

"Hai,  aku Elios. Kau? " anak itu menjulurkan tangannya.

"Aku V-Vicle! " Kim Vicle mengulurkan tangannya,  menjabat tangan Elios dengan ragu-ragu.

"Lihat Vicle,  orang tua kita berteman dan minum teh bersama. Apa kita juga bisa berteman? " Elios mengencangkan jabatan tangannya membuat Vicle sedikit meringis,  namun akhirnya dia mengangguk dan tersenyum.

"Yeeyyy! " Elios berjingkrak-jingkrak,  menarik kedua tangan Vicle membuatnya ikut berjingkrak dengan tawa khas anak kecil.

"Kita akan berteman selamanya Vicle! "

"Yeeyy! Selamanya! " sambung Vicle.

"Haahh! " nafas Vicle naik turun,  matanya membelalak,  keringat sebesar biji jagung menuruni pelipisnya. Dia tertidur di salah satu kamar dengan nuanasa warna-warni, perjalanan dari Tianjin ke Beijing membuatnya lelah. Karena ada dua anak yang harus Kim titipkan.  Dia tidak mungkin membawa anak itu berkelana,   maka dia berhenti di panti asuhan miliknya di tengah kota Beijing, Kim rasa Jeon pasti akan setuju untuk menitipkan dua anak yang ditolongnya tadi di panti asuhan.

Kim memijit pelipisnya,

"Sial! Aku bermimpi tentang bajingan itu lagi! Fuck" Gumannya. Sebenarnya itu mimpi indah,  namun sangat buruk untuk Kim Vicle. Berteman selamanya?  Nyatanya mereka sekarang jauh dari kata teman.

"Ah! Jeon! " Kim memekik ketika mengingat bahwa Jeon masih tertidur di mobil,  awalnya Kim tidak mau membangunkan Jeon yang terlihat sangat lelap tidur di mobil, jadi Kim menurunkan keempat jendela mobilnya sedikit agar Jeon bisa bernafas, lalu meninggalkannya ke panti asuhan untuk dirinya beristirahat dan bermain sebentar dengan anak-anak.  Nyatanya Ini sudah mulai malam, Kim bergegas menuju mobil.

Jeon terbangun ketika mendapat guncangan lembut pada bahu sempitnya.

"Jung... bangun, kita sudah di Beijing... " suara lembut Kim Vicle menyapa rungunya.

"Ap-"

Cup!

"KIM VICLE! BERHENTI MENCIUMKU! " Teriak Jeon,  nyawanya belum sepenuhnya kembali,  dan Kim mencuri kecupan pada bibirnya membuat Jeon kesal setengah mati.

Dugh!

Dugh!

"Awh! "

Jeon menghantam kuat-kuat bahu Kim yang terluka oleh peluru ketika mereka berada di cafe santa.

"Awh,  perih sekali" Kim meringis memegang lukanya.

Sedangkan Jeon celingak celinguk ke kanan dan ke kiri.

"DIMANA ANAK-ANAK ITU! " Jeon memekik panik ketika kedua anak yang tadinya berada di dalam mobil di samping dirinya itu tiba-tiba telah menghilang.

"Tenang dulu sweety,  me-"

"KAU APAKAN MEREKA HAH! " Jeon mencengkram kerah baju milik Kim

"Mereka se-" perkataan Kim kembali terpotong.

"JANGAN BILANG KALAU MERE-"

"Jeon! " Teriakan Kim Vicle sukses membuat Jeon memucat,  cengkraman pada kerah baju Kim melonggar,  kesempatan itu digunakan oleh Kim untuk mencengkram kedua pergelangan tangan pucat itu.

WILD FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang