"Kenapa kita kesini? " Jeon mengedarkan seluruh pandangannya pada bar yang sangat aneh. Kim dan dirinya berdiri di lantai satu, ada dua lantai disana. Mereka memakai hoodienya dengan baik sehingga wajah mereka tertutupi setengah.
"Ini bukan natal, tapi kenapa ada banyak santa gadungan disini? " pemuda manis itu menaikan satu alisnya ketika melihat pohon natal yang sangat besar berdiri di tengah-tengah ruangan.
Tempat itu sangat besar, ada dua lantai dan kedua lantainya penuh dengan orang-orang yang sedang berpesta. Jeon heran mengapa tempat ini banyak santa, santa dengan tampilan creepy. Kostumnya ada sobek disana-sini, ada pula yang janggutnya berlumuran cairan merah seperti darah. Sepertinya santa-santa itu adalah pelayan di tempat ini.
Jeon masih menginginkan jawabannya dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya, namun Kim terlihat menatap sesuatu di lantai dua.
"Kim? "
"Jangan banyak tanya, aku berusaha mencari petunjuk tentang Jonah disini" Jawaban Kim telak membungkam bibir Jeon, pun membuat Jeon penasaran siapa dalang dibalik penculikan Jonah.
Kim masih setia menggenggam tangannya, tiba-tiba genggaman Kim mengerat.
"Itu dia.... " Kim menarik tangan mungil Jeon, berjalan pelan ke arah lantai dua karena banyak orang yang lalu lalang berdansa dengan musik bernuansa tahun 60 an. Aneh sekali.
Sesampainya di lantai dua, semua orang terlihat berdansa kecuali mereka.
"Jeon, mau berdansa? "
"Tapi aku tidak bisa... "
"Rileks, dan ikuti gerakanku.. "
Tep.
Jeon menahan nafas ketika buronan itu menarik pinggang rampingnya, membuat tubuh mereka sangat dekat.
"Letakan tanganmu disini sayang... " Kim menarik satu tangan Jeon dan meletakannya di pundak kokohnya.
Mereka mulai bergerak.
"Ups! " Jeon tak sengaja menginjak kaki Kim. pemuda manis itu mendongak, melihat ekspresi sang buronan, datar. Wajah tampan buronan itu tampak melihat ke arah lain, kelereng hitamnya terpaku pada sesuatu di belakang Jeon. Hal itu membuat sang pemuda manis penasaran.
"Jangan menoleh" Kim merunduk, membisik di telinga Jeon.
Cup!
Masih sempat mencuri kecupan pada pipi gembil sang pemuda manis.
Puk!
Kepalan tangan mungilnya menghantam pundak kokoh Kim Vicle yang mana membuat tangannya malah berdenyut karena pundak Kim sangat keras oleh otot.
"Jeon, kita akan mengambil handphone orang itu, arah belakangmu, dia memakai jaket hijau" bisik Kim, sontak membuat Jeon menoleh ke arah itu.
"Kenapa kita mengambil handphonenya? '
"Sepertinya dia adalah salah satu anggota cartel mafia terbesar di China. Jika aku mengambil handphonenya mungkin aku bisa menemukan petunjuk dimana Jonah berada. Itu bukanlah handphone biasa sweety"
Jeon mengangguk.
"Jangan menoleh terlalu lama ke arah orang itu sweety"
" Menoleh ke arahku sekarang"
"Ta-umhhptt! " ketika Jeon hendak menoleh ke arah Kim, bibirnya telah ditabrak oleh bibir Kim.
"Aw! " Kim melepaskan ciuman ketika Jeon mencubit perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD FLOWER
ActionTentang Jeon Jarrel dan buronan nomor wahid di Korea Selatan. "Sweety rekanmu sedang ditenggelamkan satu-persatu oleh anak buahku. Sepertinya menonton itu dengan bibirmu sebagai cemilan akan terasa luar biasa"