Terpergok

304 168 96
                                    

Geo membuka pintu kaca ruangannya, lalu memasukinya. Semerbak aroma lavender langsung menyeruak menuju indera penciumannya. Ia sangat menyukai aroma tersebut, sangat menyejukkan dan membuatnya tenang. Dirinya mendudukan pantatnya di kursi kebanggannya.

Tatapannya mengernyit ketika melihat ruangan sebelah, kenapa ia baru sadar jika ruangannya sebelahan dengan ruangan Bella. Gadis yang sudah mencuri hatinya di hari pertama mereka bertemu.

Ah memikirkannya, membuat dirinya tersenyun bahagia. Tapi sedetik kemudian senyumannya digantikan dengan kerutan di dahinya ketika mengingat kembali bagaimana interaksi Bella dengan Kevin sebelumnya, menurutnya sangat intim. Seperti layaknya pasangan kekasih pada umumnya.

"Sejak kapan ruangan gue sebelahan?" batinnya.

Geo menekan salah satu tombol, "Panggil Bella keruangan saya."

Bella yang sedang fokus dengan berkas-berkasnya, kacamata yang selalu bertengger manis di hidung mancungnya. Membuat pesonanya semakin memuncak, belum lagi rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai dengan indah.

"Permisi, Bu ..." ucap sekretaris Bella.

"Hm?" ucap Bella tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan berkas yang harus secepatnya ia bereskan.

"Dipanggil keruangan, oleh Bapak Geo," ucapnya.

"Oh, sekarang?" tanya Bella, yang langsung diangguki oleh sekretaris tersebut. "Oke, saya ke sana."

Bella merapikan berkas-berkas tersebut. Ia lalu menggulung lengan kemejanya. Kacamatanya tidak ia lepas.

Tok! Tok!

"Masuk."

Setelah mendapat persetujuan, Bella masuk kedalam ruangan sang CEO.

"Kenapa, Pak?" tanyanya sopan.

"Mm--"

Geo diam sejenak, sebenarnya dirinya tidak ada alasan khusus untuk memanggil Bella.

"Boleh saya tanya sesuatu?" tanya Geo.

"Silahkan," ucap Bella.

"Sebenarnya Kevin-- kalian ada hubungan apa?" tanya Geo penasaran.

Bella yang mengerti arah pembicaraan tersebut, dengan segera tersenyum miring.

Senyum miring tercetak dengan jelas di bibir gadis tersebut, ia membenarkan letak kacamatanya.

"Dia tunangan saya," jawab Bella asal.

"Tunangan?" beo Geo.

"Ya, apa itu cukup untuk menjawab pertanyaan penasaran dari anda? Bapak Geovano yang terhormat?" tanya Bella.

"Oh oke, terima kasih." Geo hanya bisa menjawab seperti itu. Ia bingung.

"For your information, i hate the people who interfere with my personal affairs," ucap Bella dengan sedikit mencondongkan tubuhnya.

Ucapan Bella membuat Geo menegukkan salivanya, sungguh disaat seperti ini. Bella sangat cantik, apalagi jarak yang sedekat ini. Hembusan nafasnya bisa ia hirup dan itu sangat memabukkan.

"Oh sorry, i'll be more careful," bisik Geo. "And I also don't like it when office affairs are mixed up with personal matters."

Bella yang mendengar itu, ia menyunggingkan senyuman smirk andalannya.

"I think you misunderstood," ucap Bella.

"For what?" tanya Geo.

"You seem very curious," bisik Bella.

Shadow [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang