Akur?

122 85 10
                                    

Seorang gadis dengan tinggi yang semampai, badannya yang ideal, serta saat ini mengenakan t-shirt oversize berwarna hitam itu membukakan pintu balkon kamarnya, membiarkan udara segar di pagi hari, memasuki kamar tersebut. Ia menghirup aroma itu, aroma yang tidak bisa ia dapatkan ketika sedang berada di Jakarta.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Yeri dengan senyuman canggung yang terukir dibibirnya.

"Boleh masuk?" tanyanya dengan suara pelan namun masih bisa didengar oleh Bella.

"Hm," Bella menjawab dengan malas.

Yeri berjalan dengan pelan, ia lalu memeluk tubuh ramping Bella dari belakang. Tinggi mereka tidak sama, Bella lebih tinggi dari Yeri.

"Maaf ..." sesalnya.

Bella melepaskan pelukannya, ia lalu menatap Yeri dengan raut serius.

"Gue gak suka lo kaya kemaren," ucap Bella dengan sebal.

"Maaf, gue gak gitu lagi," sesal Yeri.

"Hm."

"Aa! Maaf," sesalnya lagi.

"Iye!" ucap Bella dengan suara tinggi.

"Mau sarapan apa?" tanya Yeri.

"Bubur aja," jawab Bella.

"Ya udah biar gue beliin, lo mandi dulu," Yeri lalu menarik tangan Bella untuk memasuki kamar mandi.

Setelah memastikan Bella memasuki kamar mandi, barulah Yeri pergi bergegas untuk membeli sarapan mereka.

Bella keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi. Kaos berwarna hitam serta rambut panjangnya ia urai, ia membiarkan rambutnya tergerai dengan indah. Langkahnya berjalan menuju teras depan, ia sibuk memainkan ponselnya. Tanpa disadari, Geo memperhatikan setiap gerak-geriknya.

"Kalo mau gabung mah, gabung aja," ucap Bella yang merasa diperhatikan namun tatapannya masih fokus pada layar ponselnya.

Geo kaget, karena Bella bisa merasakan kehadirannya, kadang dirinya merasa takut akan gadis tersebut. Bella terlalu peka terhadap sekitar, contohnya sekarang. Padahal dirinya hanya mengawasi Bella dari jauh, tapi tetap saja ketauan.

Geo akhirnya berjalan dengan pelan, ia ragu untuk duduk di samping gadis tersebut. Bella yang melihat keraguan dari Geo, ia lantas menoleh menatapnya dengan pandangan datar.

"Gak akan gue gigit," ucap Bella, "Mm ... kalo lo gak nyaman, gue bisa pergi dari sini."

Bella berdiri dari duduknya namun dicekal oleh Geo, "Duduk aja, gue cuma masih ragu setelah kejadian kemaren."

"Lupain aja, gue orangnya gampang memaafkan kecuali masalah yang gede banget," ucap Bella, lalu ia kembali fokus pada ponselnya mengabaikan keberadaan Geo di sebelahnya.

Geo bingung ingin memulai percakapannya, ia terlalu gugup jika menyangkut gadis tersebut.

"Mm--"

"Kenapa lagi?" tanya Bella.

"Sorry buat kemaren," ucap Geo.

"Kan gue udah bilang, gue orangnya pemaaf," timpal Bella.

"Gue tau, tapi gue ngerasa lo belum maafin gue sepenuhnya."

"Gue maafin lo buat yang kemaren doang, buat yang awal kita ketemu, gue belum maafin. Dan lo juga tau sendiri kalo gue benci sama lo," jelas Bella.

"Gue harus apa biar lo, gak benci gue?" tanya Geo, "Apa gue harus pergi dari hidup lo?"

Bella yang mendengar pertanyaan dari Geo, ia tersenyum miring.

Shadow [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang