Aroma kesukaan

102 66 12
                                    

Bella benar-benar dibuat ternganga dengan kehidupan Geo yang sangat datar dan sangat membosankan. Di hari minggu yang sangat cerah ini, seharusnya Bella bisa merasakan seharian tidur di ranjang empuk miliknya, mengingat ia sudah bekerja dengan sangat keras akhir-akhir ini.

Namun di pagi yang sangat buta sekali, Geo tanpa mengabari terlebih dahulu, sudah berada di kediamannya. Dan tentu menyeretnya untuk menemani lelaki tersebut berolah raga. Jujur, Bella tidak menolak karena memang dirinya juga suka berolah raga. Namun caranya datang, itu adalah yang salah, dengan seenaknya mengajak secara mendadak.

Pandangan tajamnya tertuju pada laki-laki dengan tinggi yang tidak beda jauh dengannya, sedang berlari dengan tenang dan sangat menikmati, tidak memperdulikan Bella sedikitpun.

"Geo!" pekiknya kesal. Lelaki itu hanya menoleh sekilas dan lanjut berlari hingga wajah Bella memerah samar. Ia menghentikan larinya dengan wajah kesal.

"Kamu bener-bener nyebelin, ya! Subuh-subuh datang ke rumah aku, ngajak aku lari, terus kamu malah cuekin aku kaya gini!" teriak Bella menggebu.

Geo menatap kekasihnya yang sedang marah-marah tidak jelas, salah satu kaki jenjangnya dihentak-hentakkan di atas tanah. Sangat menggemaskan!

"Kenapa balik lagi? Lupa kalo punya pacar?" cibir Bella.

Geo menatap Bella seraya tersenyum manis, ia mengelus puncak kepalanya dengan sayang. Menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah cantik nan rupawan kekasihnya.

"Kenapa sih, selalu cantik?" goda Geo.

"Godaan kamu nggak bakal mempan!" desis Bella.

Geo tertawa melihat ekspresi yang diberikan oleh kekasihnya, sangat menggemaskan.

"Ck!" decih Bella.

"Mau pulang sekarang?" tanya Geo.

"Udah nih olah raganya? Masa bentar banget!" protes Bella.

"Ya udah, ayo duduk di sana dulu," ajaknya seraya menunjuk salah satu bangku taman, di bawah pohon yang sangat rindang. "Kita nikmatin waktu kita berdua," ajaknya lalu menggenggam tangan kekasihnya dengan erat.

Bella tak menolak, ia menuruti kemauan kekasihnya dengan mengekori di belakang.

Mereka duduk disalah satu bangku dengan pohon yang sangat rindang, pemandangannya sangat indah.

Bella beberapa kali berdecak kagum. Semilir angin menerpa kulit wajahnya, membuat kedua matanya menutup sempurna untuk menikmati semilir angin tersebut. Ia tersenyum, sangat nyaman. Geo yang melihat itu dari samping hanya menatap kagum, fitur wajah kekasihnya sangat sempurna dan ia sangat menyukai, melihat wajah Bella dari arah samping.

Bella membuka kedua matanya dan menoleh ke samping, menemukan Geo tengah menatapnya dengan kagum. Seketika jantungnya berdegup kencang.

"K--kenapa?" tanya Bella.

Geo dengan segera tersadar, ia mengerjap pelan.

"Sejak kapan kamu cantik gini? Boleh jujur nggak? Fitur wajah kamu dari samping tuh bikin aku ketagihan, enak dipandang," jelasnya.

Bella tersenyum menanggapi, ia lalu mencari ikat rambut untuk mencepolnya namun tak menemukan.

"Nih!"

Geo mengeluarkan ikat rambut berwarna pink dan diberikannya pada Bella.

"Makasih sayang," ucapnya.

Bella mencepol rambutnya dengan asal, membuat leher jenjangnya terlihat dengan sangat jelas. Geo susah payah meneguk salivanya dan dengan segera menyingkirkan pikiran itu jauh-jauh.

Shadow [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang