Dengan mata yang setengah terpejam, Bella berjalan menuruni tangga dengan hati-hati. Ia melihat tiga orang laki-laki sedang berbincang di meja makan.
Matanya membulat sempurna ketika melihat siapa orang di hadapannya. Berlari kencang menubruk punggung tegap itu, ia sangat merindukan sosok tersebut.
"PAPA!" Bella memeluk erat tubuh tersebut.
Sang papa balas memeluk Bella, mengelus puncak kepalanya dengan erat. Sudah dua minggu mereka tidak bertemu.
"Papa, kapan dateng?" tanya Bella masih dalam dekapannya.
"Tadi malem. Papa mau samperin ke kamar kamu tapi kata Kevin, katanya kamu lagi tidur."
Netra mata milik Bella beralih menatap Geo. Bos di kantornya yang kini tengah berada di kediamannya, untuk apa dia ada di sini? Ia menatap dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.
"Ge, kok ada lo?"
Geo menarik satu alisnya sebelah, "Kenapa? Nggak seneng lo?"
Bella menggeleng kuat, "Gak gitu, cuma aneh aja," lalu ia berjalan memeluk Kevin, "Vin, gimana keadaan Yeri?"
Jimmy berdehem, memberikan kode bahwa bukan hanya mereka yang ada di sini, tapi dirinya juga ada dan ia ingin dianggap.
"Eh, Jim?" cengir Bella, sedangkan Jimmy mendengus kesal.
Bella duduk di sebelah sang papa. Memeluk erat tubuh yang selama ini ia rindukan.
"Kamu nggak apa-apa? Ada yang luka?" tanyanya.
"Bella gak apa-apa, Pa. Ada Kevin, Jimmy sama Geo juga yang gantian jagain aku," jawabnya.
Netra papa--Abimana, menjadi tajam dan serius. Ia lalu menatap Kevin dengan tatapan dalam.
"Kalo kaya gini ceritanya, biarin Bella diem di kantor kamu dulu Vin," pintanya.
"Mm-gini, Pa ... Kevin bukannya nggak mau nerima Bella, di perusahaan. Tapi lebih aman di perusahaan Geo. Keamanan dibsana lebih terjaga," jelas Kevin.
"Jadi udah ketangkep?" tanya Papa Bella.
"Belum Om, kita udah cari kemana-mana. Kita udah minta pihak kepolisian juga, tapi hasilnya nihil. Dia ngilang tanpa jejak," jelas Jimmy.
Lelaki tua namun masih terlihat bugar dan masih sangat tampan tersebut manggut-manggut, ia lalu mengambil ponselnya dan mulai menghubungi seseorang di sebrang sana.
"Cari pelaku yang sudah buat anak saya celaka!"
Mereka melihat papa--Abimana, menghembuskan nafasnya kasar.
"Yeri dan Bella, aman. Tapi nyawanya juga sama terancam. Dalam waktu 24 jam belum ada kabar, saya ancurin keluarga kamu!"
Sambungan pun terputus. Geo yang mendengar suara serta ancaman dari Abimana, membuat dirinya kesusahan untuk meneguk salivanya sendiri. Sungguh auranya, membuat ia menciut seketika.
"Pa! Jangan serem-serem, kasian bos Bella, ketakutan!" sindirnya dengan nada mengejek.
Geo yang mendengar sindirian dari Bella, dengan segera mendelikkan kedua matanya. Ia memicing tajam.
"Papa nggak butuh calon mantu yang penakut, Papa cuma butuh calon mantu kaya Kevin atau Jimmy juga udah cukup."
"Pa!" rengek Bella.
Abimana hanya menyengir tak berdosa.
"Sarapan dulu!"
Teriakan seseorang membuat Bella berlari ke arah pantry, ia lalu memeluk sang bunda dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow [ PROSES REVISI ]
RomanceBella, gadis cantik dengan segudang pesonanya, yang disakiti oleh calon suaminya sendiri. Diselingkuhi dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Pernikahan impiannya, menjadi hancur begitu saja. Dari sekian banyak laki-laki yang mengaguminya, diri...