Jangan lupa tinggalin jejak yaa✨️
****
Bella membasuh wajahnya kemudian menatap dirinya dalam pantulan cermin, matanya sembab. Ia lalu tertawa sinis. Air matanya lalu mengalir lagi tanpa sepengetahuannya, ia lelah jika terus menangis. Terhitung sudah satu minggu dirinya menangisi Samuel. Meskipun ia tau, tidak ada gunanya juga menangisi lelaki brengsek itu. Hanya membuang-buang waktu dan tenaga. Tapi hati serta air matanya tidak bisa diajak kompromi, kalian tau bukan, gimana rasanya? Itu sakit.
Geo dan Kevin sedang berada di villa yang sedang Bella tempati. Mereka memutuskan untuk menemaninya, mengingat besok adalah hari minggu.
Telinganya menajam ketika mendengar sebuah teriakan yang ia kenal.
"Aahh, sialan!"
Bella tersenyum mendengarnya, ia masih tidak bisa menerima kehadiran Geo di kehidupannya.
"Bella! Tolongin gue"
Detik itu juga Bella keluar dari kamarnya, ia mengerutkan keningnya. Melihat suasana di luar kamarnya sangat sepi, hanya ada dirinya dan Geo.
"Bella! Sini lo!"
Teriakan itu membuat Bella berjalan ke arah sumber suara, ia lalu berjongkok di hadapan Geo.
"Ini kerjaan lo?" tanya Geo.
Bella semakin mengerutkan keningnya, ia lalu menggeleng lemah. Meskipun dirinya tidak menyukai kehadiran Geo, tapi gadis itu tidak sejahil yang dipikirkan oleh lelaki tersebut, hingga menumpahkan minyak di lantai. Gini-gini dirinya juga masih punya harga diri kali.
"Bukan+" ucap Bella.
"Ngaku lo!" ucap Geo.
"Bukan gue" desis Bella.
Geo menghela nafas pasrah, "Yaudah, bantuin gue."
Bella dengan segera membantu Geo berdiri, meskipun susah. Karna lelaki tersebut sangat berat.
"Aw, kaki gue sakit!" ringis Geo.
Bella lalu mendudukan Geo di sofa ruang tamu, ia lalu beralih menuju dapur dan membawa air hangat serta handuk bersih. Ia mengompres pergelangan kaki Geo dengan hati-hati.
"Masih sakit?" tanya Bella dengan lembut.
Perubahan suara dari Bella membuat jantung Geo berdegup kencang. Ia susah payah meneguk salivanya.
"Udah lumayan," ucapnya.
Bella lalu meninggalkan Geo di ruang tamu, ia kembali menuju kamarnya tanpa pamit. Dirinya malas jika harus berduaan dengan lelaki tersebut. Bisa membuat darahnya mendidih.
Di kamar, Bella daritadi hanya mengecek ponselnya saja, berharap pesannya pada Samuel dibalas. Tapi jangankan dibalas, dibaca saja tidak. Mungkinkah kontaknya sudah diblokir? Ia melemparkan ponselnya asal, ketika memikirkan itu.
Bunyi bantingan barang, membuat Geo melirik ke arah kamar Bella, dengan segera dirinya berlari dan lalu membuka pintu kamar tersebut tanpa permisi.
Begitu pintu kamar terbuka, nampaklah Bella dengan rambut acak-acakan dan melihat ponsel milik gadis tersebut sudah hancur di lantai kamar. Ia lalu membawa serpihan-serpihan dari ponsel tersebut dan berjalan ke arah Bella.
"Kan gue udah bilang, kalo lagi kesel jangan lampiasin ke barang. Percuma, buang-buang tenaga lo aja."
Geo lalu duduk di ranjang Bella, ingin sekali dirinya memeluk gadis itu untuk menenangkan tapi ia tak ingin di cap lelaki mesum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow [ PROSES REVISI ]
RomanceBella, gadis cantik dengan segudang pesonanya, yang disakiti oleh calon suaminya sendiri. Diselingkuhi dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Pernikahan impiannya, menjadi hancur begitu saja. Dari sekian banyak laki-laki yang mengaguminya, diri...