Seperti hari biasanya, Bella berangkat menuju kantor bersama Geo, ia tidak diperbolehkan berangkat sendiri.
"Makan siang bareng!" titah Geo.
"Elah, Ge! Baru aja sarapan, masa udah nyuruh makan siang aja," cibir Bella.
"Ish, bukan itu. Maksud gue, nanti makan siang bareng gue," jelas Geo.
Bella mengangguk paham, lalu seketika keningnya berkerut. "Wait! Gue mau liat restoran atau cafe-nya dulu, terus mau dibooking duluan."
Geo yang mendengar ucapan Bella hanya bisa tertawa, bagaimana bisa gadis tersebut seperti itu. Dibalik visual-nya yang cantik, ternyata ia seorang pelawak juga.
Tak lama kemudian, Bella turun dari mobil Geo. Hari ini dirinya memakai setelan berwarna hitam, rambutnya kembali ke warna semula menjadi hitam. Ia sedikit merubah penampilannya, ia memberikan poni untuk meninggalkan kesan fresh dalam wajahnya.
Mood-nya hari ini sedang bagus, baru saja beberapa langkah ia meninggalkan mobil Geo. Kedua matanya menatap lurus ke depan, langkahnya menjadi mundur, tatapannya buram. Di sana lelaki yang sangat ia benci, tengah menatapnya dengan penuh harap. Samuel yang melihat itu dengan segera berjalan dengan cepat.
"Lepasin!" desis Bella.
Salah satu tangannya dicekal oleh Samuel, sedangkan tangan lainnya berusaha untuk melepaskan, namun usahanya sia-sia. Tenaga laki-laki jelas berbeda dengan tenaga perempuan.
Geo yang melihat itu dengan segera melepaskan cekalan Samuel pada Bella, ia melepasnya dengan kasar.
"Dia siapa?!" bentak Samuel.
Bella diam tak bisa menjawab.
"Gue pacarnya!" bentak Geo balik.
"Baru pacar, 'kan? Masih bisa putus!" ucap Samuel dengan wajah sombong.
"Bukan urusan lo!" bentak Bella, ia berusaha untuk tidak menjadi pusat perhatian karyawan lainnya.
"Jelas urusan gue! Gue itu--"
Belum sempat Samuel berbicara, Bella sudah lebih dulu memotongnya. Ia mendorong bahu Samuel dengan sekuat tenaga, membuat lelaki tersebut mundur beberapa langkah.
"Bukan urusan lo dan gue nggak peduli dengan semua urusan lo!" bentaknya lagi.
Bella dengan segera menarik lengan Geo segera, mereka berjalan dengan cepat, meninggalkan Samuel yang tengah berteriak-teriak layaknya orang gila.
Hari beranjak sore. Bella mematikan layar komputernya, jam pulang kantor sudah tiba. Kedua mata Bella melirik sekilas lampu kantor Geo, lelaki itu masih di sana.
"Ayo mau pulang, Bel?"
Ajakan seseorang membuat Bella menghentikan kegiatannya, ia menoleh dan mendapati Jimmy tengah tersenyum menatapnya.
Bella tersenyum, "Gue bareng Geo."
Terlihat raut wajah Jimmy yang seketika berubah menjadi muram, namun dengan hitungan detik, lelaki tersebut lalu tersenyum.
"Kayanya hubungan lo sama dia membaik, ya?" tanya Jimmy yang posisinya masih belum berubah, masih berada pada daun pintu ruangannya.
Bella tersenyum, "Ya-- ya gitu deh," jawabnya canggung.
"Gue kangen liat kalian berantem loh padahal," ucap Jimmy.
"Capek gue berantem mulu," Bella menghela nafas panjang.
Jimmy mengangguk mengerti.
"Jadi nggak ada kesempatan buat gue?" tanyanya dengan suara pelan.
"Apa?" tanya Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow [ PROSES REVISI ]
RomansaBella, gadis cantik dengan segudang pesonanya, yang disakiti oleh calon suaminya sendiri. Diselingkuhi dengan alasan yang sangat tidak masuk akal. Pernikahan impiannya, menjadi hancur begitu saja. Dari sekian banyak laki-laki yang mengaguminya, diri...