Calon istri

121 66 10
                                    

"Jika lelaki menangis, percayalah itu tandanya bahwa ia tulus."

****

Setelah selesai memoles lipstick di bibirnya, Bella merapikan kemeja kerja yang ia kenakan. Merasa sudah siap, gadis itu keluar dari kamarnya menuju ruang makan.

Biasanya Bella ditemani oleh kedua orang tuanya, tapi kali ini keduanya sedang melakukan perjalanan bisnis, yang mengharuskan mereka berada di luar negeri untuk beberapa hari ke depan.

Kedua bola matanya membulat sempurna, ia hafal suara tersebut.

Itu suara Geo.

Langkahnya berubah menjadi cepat, ia mendengar dengan jelas Geo sedang berbicara dengan asisten rumah tangganya.

"Lho, Non Bella udah siap?" tanya mba Inah.

Bella tersenyum, "Udah Mbak, sarapan sama apa?" tanyanya.

"Sama nasi goreng seafood, Non," jawabnya.

"Oh ya udah, Mbak udah sarapan?" tanya Bella.

Mba Inah menggeleng.

"Lho, kenapa? Ayo sarapan bareng!" ajak Bella.

Geo yang mendengar ajakan Bella tersebut semakin yakin dengan pilihannya, ia tak menyangka bahwa gadis yang ia cintai seramah itu. Geo menatap Bella dengan tatapan dalam, lalu tersenyum dalam diam.

"Enggak deh Non, saya nanti aja sarapannya. Nggak enak, masa sarapan sama majikan," cicitnya.

Bella mendesah kesal, "Mbak! Ngomongnya jangan gitu! Derajat kita sama, nggak ada tuh namanya atasan sama bawahan. Lagian sekarang aku ada di atas, siapa tau besok malah aku yang ada di bawah, terus Mbak Inah ada di atas. Kan kita gak tau? Roda selalu berputar, Mbak. Nggak melulu ada di atas."

"Lanjutin aja Non, saya nanti aja," ucapnya kekeuh.

Bella tak menghiraukan penolakan dari asisten rumah tangganya tersebut, ia malah menarik lengan itu untuk segera duduk dan bersiap untuk makan.

Mereka menyarap sarapan tersebut dalam keadaan hening, tak ada suara yang keluar dari mereka sedikitpun, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang menghiasi ruang makan.

"We need to talk," ucap Bella dengan tatapan tajam, begitu mereka sudah selesai sarapan.

Geo dengan segera mengangguk, ia lalu hendak menggenggam tangan kekasihnya tersebut tapi Bella dengan segera menolak.

"I can walk alone, don't worry about me!" desis Bella.

Mendengar ucapan dari kekasihnya tersebut, membuat Geo semakin tidak bisa memaafkan dirinya.

Bella dengan segera membuka pintu mobil milik Geo, lalu duduk dengan nyaman.

"So, what's there to talk about?" tanya Geo begitu mereka meninggalkan halaman rumah Bella.

"I think yesterday's problem has not been solved," ucap Bella dengan pelan.

Geo menatap gadis di sampingnya yang sedang menatap jalanan melalui kaca jendela mobil tersebut. Ia menghela nafas lelah.

Shadow [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang